NovelToon NovelToon
Oh, My Teacher

Oh, My Teacher

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Dosen / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: @Alyazahras

Tristan dan Amira yang berstatus sebagai Guru dan Murid ibarat simbiosis mutualisme, saling menguntungkan. Tristan butuh kenikmatan, Amira butuh uang.
Skandal panas keduanya telah berlangsung lama.
Di Sekolah dia menjadi muridnya, malam harinya menjadi teman dikala nafsu sedang meninggi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Alyazahras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Julian dan Amira Pacaran?

Siska dengan pakaian tipis yang dikenakan membuka pintu apartemennya karena sebelumnya dia mendengar suara bel berbunyi.

Begitu dibuka, sosok pria yang amat dia kagumi sedang berdiri di hadapannya dengan setelan yang sangat memikat, mengenakan kaos hitam ketat dan celana panjang.

Otot lengan Tristan tampak sangat padat dan seksi dibalik kaos hitam tersebut. Membuat Siska yang melihatnya tidak dapat mengalihkan pandangan. Pahanya yang montok Siska gesek-gesekkan pada permukaan pintu dengan mata sayu.

"Tan, aku kira kamu tidak serius akan datang," ujar Siska malu-malu sambil memperlihatkan ekspresi menggoda.

Tristan malas menanggapi. Dia masuk ke dalam begitu saja sebelum Siska mempersilakan. Namun, ketidaksopanan Tristan membuatnya merasa lebih tertantang.

Siska mengulum senyum dengan rona di pipi, lalu sedikit mengacak-acak rambutnya dan setelah itu barulah menutup pintu rapat-rapat.

°°°

Di kampung halaman Amira.

Karena sudah sore dan hampir menjelang malam, Julian meminta orang tuanya untuk menjemputnya di rumah Amira. Kebetulan sekali, Amira pun akan kembali ke Ibu Kota karena besok harus masuk sekolah.

Setelah dibujuk ratusan kali, akhirnya Amira mau juga ikut di mobil orang tua Julian.

Amira menitipkan Syifa pada pengasuh baru. Syifa sudah cukup mengerti dengan situasi yang kakaknya hadapi. Kakaknya harus pergi mencari uang untuk membelikan apa pun yang Syifa butuhkan nantinya. Begitulah yang Amira ucapkan setiap kali meninggalkan Syifa ke Ibu Kota.

Di perjalanan, Amira terus saja memperhatikan layar ponselnya. Wajahnya terlihat sangat gelisah tidak tenang sampai Julian yang berada di sampingnya merasa ikut tidak enak hati.

"Ra?" panggil Julian lirih.

Amira diam tak mendengar.

"Amira?" panggil Julian lagi sambil diam-diam menyentuh tangannya yang diperban.

"Hm?" Amira melirik ke sana-kemari panik sambil berkedip cepat.

"Ada apa? Masih sakit pantat kamu?" tanyanya mengingat sebelumnya Amira terpeleset.

Amira menggelengkan kepalanya sambil menutup layar ponsel. "Enggak. Udah gapapa," katanya.

"Kok, keliatannya kayak yang gelisah gitu? Mabok, ya? Mau muntah?"

"Em ... i-iya, sedikit pusing," bualnya sambil pura-pura menjepit kening.

"Huft, dasar. Tidurin aja, jangan liatin HP terus. Sini aku pijitin kepalanya," kata Julian perhatian.

Ibu dan ayah Julian tentu mendengar ucapan Julian meski Julian berbisik sekalipun. Mereka saling pandang dan tersenyum dengan alis naik turun. Dipikirnya anaknya sedang PDKT dengan seorang gadis.

Ayah Julian hendak menggoda mereka berdua, tapi ibunya menyuruhnya diam, jangan ganggu mereka. Itu yang tersirat dari mimik wajahnya.

Amira hanya pura-pura menurut saja saat Julian memijat kepalanya. Lumayan pijatan gratis. Diam-diam dia mengirimkan pesan pada Tristan.

'Tan?'

'Aku sedang di jalan kembali.'

Amira merasa Tristan semakin acuh padanya setelah Julian tak sengaja mengangkat telepon darinya. Mungkinkah Tristan salah paham?

Entahlah, Amira pusing memikirkannya. Belum lagi dengan Reyhan yang menghubunginya terus-menerus. Sore ini sudah ada 5 kali lebih dia menghubungi Amira, tapi satu kali panggilan pun tidak ada yang Amira jawab. Dia hanya sedang menunggu Tristan yang menghubunginya lagi.

Pijatan Julian cukup berpengaruh pada Amira. Dalam beberapa menit, rasa kantuk Amira menyerang dan Amira pun terlelap tidur.

Mobil sedikit berguncang karena ada polisi tidur dan hal itu membuat Amira yang sudah masuk ke alam bawah sadarnya tak bisa menjaga keseimbangan tubuh, hingga membuat kepalanya terjatuh di bahu Julian.

Wajah Julian langsung memerah. Orang tuanya dapat melihat dari kaca spion tengah.

Julian sebisa mungkin tidak bergerak, takut membangunkan Amira. Tubuhnya kaku membeku seperti patung.

Dia masih terus mengusap kening Amira dengan punggung tangannya.

Tidak lama kemudian, Julian pun tertidur. Kepalanya miring bertumpu pada kepala Amira dan tangan mereka saling bersentuhan, terlihat seperti sedang bergandengan tangan.

Ibunya yang melihat posisi sweet tersebut, segera mengabadikannya dengan memotret mereka diam-diam.

"Bu!" seru Ayahnya menghentikan.

"Sudah diam. Aku mau kirim ini ke Grup Komunitas Sekolah. Biar cewek-cewek yang deketin Julian tau diri, hihi!" kata ibunya sambil terkekeh geli.

Ckrek!

Foto mereka pun didapatkan dengan angle yang pas.

°°°

Pagi harinya.

Hari ini adalah hari Senin. Ada tugas Bahasa Indonesia membuat pantun dan pantun tersebut nantinya akan melawan kelas lain.

Amira sudah mempersiapkan pantun yang dia buat sendiri tanpa mencontek dari internet.

Dia siap berangkat Sekolah dengan penampilan terbaik.

Sesampainya di sekolah dengan menggendong tas ranselnya dan rambut dikuncir kuda, Amira melangkah masuk ke dalam sambil memeriksa area parkir khusus Guru.

Apakah Tristan sudah sampai di sekolah?

Namun setelah diperiksa dengan seksama, mobilnya tidak ada, artinya Tristan belum sampai. Amira melirik ruang Biologi. Dia mengharapkan sesuatu di sana.

Beberapa murid yang sedang berkerumun di area parkir melihat kedatangan Amira seperti melihat kotoran. Tatapan mereka sangat tajam. Mereka pun saling berbisik membicarakan Amira di belakang. Terutama murid perempuan.

Amira merasa risih dan jadi tidak enak hati. Ada apa? Apakah dia berbuat salah? Atau ada sesuatu dari penampilannya yang membuatnya jadi bahan omongan?

Amira berkaca di kaca jendela pos satpam. Dilihat dari penampilannya. Tidak ada yang aneh. Amira berputar memeriksa sekelilingnya, tetap tidak menemukan keanehan dari penampilannya. Lantas, kenapa tatapan mereka begitu?

Saat masih berkaca dan termenung, tiba-tiba saja mobil hitam mengkilap Tristan melenggang masuk melewati pos satpam, diiringi motor Ninja Reyhan dan motor Ninja Julian.

Terlihat sangat-sangat keren. Seperti 3 ksatria yang siap tempur.

Mereka parkir di tempat parkir khusus Guru, termasuk Julian. Julian memang berbeda dari yang lain. Dia tidak patuh terhadap aturan.

Semua murid perempuan yang tahu kedatangan para pria tampan itu segera berhamburan ke luar dari kelas masing-masing dan berkerumun di parkiran mengelilingi mereka bertiga.

Termasuk murid-murid yang sebelumnya membicarakan Amira di belakang. Kini fokus mereka teralihkan semua pada Tristan, Reyhan dan Julian.

Amira hanya menghela napas lega saja. Dia bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk segera melarikan diri.

Namun, Amira teringat akan kejadian malam tadi saat dia menumpang di mobil orang tua Julian. Amira tertidur dan kata Julian dia sampai ngorok, bahkan ngiler di bahu Julian.

Entah benar atau tidak, tapi sungguh, Amira sangat malu sampai rasanya ingin mengubur diri.

Amira melepaskan ranselnya dan dia tutupi wajahnya, lalu melesat pergi diam-diam.

"Amira?!" panggil Julian di tengah kerumunan hingga membuat semua murid termasuk Tristan dan Reyhan mengalihkan pandangan padanya.

Keadaan sekitar seketika hening.

Langkah Amira pun langsung terhenti. Dia mengintip seperti apa situasinya saat ini.

Para mata tertuju padanya, termasuk mata sinis Tristan dan Reyhan. Terlihat ketidaksukaan dari sorot mata mereka.

"Bgst, Julian!" umpat Amira menggerutu sambil menyembunyikan wajahnya dan kembali melangkah.

Julian segera mengejarnya dan Amira pun semakin mempercepat langkah. Dia berlari menghindari Julian dan... Hap!

Tertangkap.

Julian melingkarkan tangannya di bahu Amira sambil tertawa. Amira mengguncang tubuhnya kesal, tidak mau disentuh. Mereka pun menghilang dari balik tembok.

Pemandangan itu membuat Tristan murka. Dia menggertakkan gigi kuat-kuat hingga rahangnya mengeras. Tangannya mengepal kuat. Begitu pun dengan Reyhan, sampai urat di lehernya menonjol menjalar seperti akar. Aura mereka berdua hitam berkabut.

"Liat gak kamu di Grup Komunitas Sekolah? Julian sama Amira pacaran, lho!"

Deg!

Tristan dan Reyhan langsung menoleh pada murid yang mengatakan berita tersebut.

...

Terus dukung karya ini dengan like, komen atau memberikan hadiah ya...

1
Rubyred
panas .....lanjut yg kebih hooot....🤭🤭🤭
Rubyred
seru bagus loh ceritanya
𝑮𝒊𝒖𝒍𝒊𝒂𝒏𝒐𝒗𝒂🌷
kok jdi kya berita yg lgi viral ya, guru vs murid yg di gorontalo 😁
Aura Al
makin seru lsnjut
Aura Al
jadi keluarga sudah tau pernikahannya
Aura Al
amira oh amira ada" aja tp lama" pasti ketahuan
Aura Al
cinta segitiga jadi pusing mau dukung yg mana/Grin/
Miss_D
makin penasaran kakak
anyarai
oh, berarti amira pamit keluar kota untk krj,,
tp amira tnpa sepengetahuan ibunya dia lnjutin sekolh,,
iya kah thor
anyarai
ih suami kontrak ternyata,,, lanjut thot
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!