Diam dan nikmati saja kehidupanmu yang sekarang! Wanita miskin sepertimu bukankah hanya menginginkan harta dari orang kaya sepertiku!
Kata-kata itu yang selalu Calista dengar setiap hari dari suaminya saat ia menginginkan kebebasannya.
Calista adalah gadis miskin yang dipersunting oleh seorang tuan muda kaya raya.Namun rupanya pernikahan yang ia dambakan akan indah hanya jadi khayalannya saja.
Nyatanya dia terkurung dalam sangkar emas milik suaminya.
Hidup bergelimang harta tak membuatnya bahagia.
Hinaan, cacian,bahkan kata-**** ***** selalu Calista dengar dari mulut suaminya.
Akankah Calista bisa bebas dari jerat suaminya,akankah dia bisa keluar dari sangkar emas suaminya?
Simak kisah selengkapnya..
Haii readers,minta dukungannya ya untuk karyaku yang terbaru.Semoga karyaku yang ini bisa bersinar dan menghibur kalian semua..🫰🫰🫰🫰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32 Terbang ke Singapura
Hari berlalu dengan cepat, pagi-pagi sekali Haris sudah dibandara dan siap terbang ke Singapura.
Setelah kurang lebih 2 jam berada di atas ketinggian akhirnya pesawat mendarat dengan selamat di bandara Changi Singapura.
Haris langsung menuju ke hotel untuk istirahat sebelum melakukan pertemuan dengan kolega dari Singapura.
Sementara ditempat lain calista tengah bersiap-siap untuk pergi.Hari ini Calista ada pertemuan dengan rekan bisnisnya.
" Alisa sayang,hari ini mommy mau ada kerjaan di luar.Maaf mungkin nanti mommy akan sedikit terlambat buat jemput Alisa.Ingat pesan mommy jangan kemana-mana dan jangan ikut siapapun kalau bukan dengan mommy dan satu lagi Alisa harus tunggu mommy dikelas oke nak!" ucap Calista saat mengantar putrinya kesekolah.
"'Ya mom.jawab gadis kecil itu dengan singkat.
" Ya sudah sekarang Alisa masuk kelas mommy pergi dulu.Semangat belajar cantik,jangan lupa pesan mommy." ucap Calista.
Alisa hanya menjawabnya dengan anggukan kepala saja sementraa calista menggelengkan kepalanya melihat tingkah putrinya sendiri.
Kurang lebih 25 menit perjalanan yang calista tempuh sampai ke tempat pertemuannya dengan rekan bisnisnya.
Setelah sampai di salah satu restoran ternama calista mengedar pandangan dan beberapa detik berikutnya wajahnya berbinar kala melihat seseorang yang dia cari sudah ia temukan.
" Maaf saya sedikit terlambat."ucap Calista sembari menarik kursi untuknya duduk.
" Tidak masalah Bu, justru saya yang terlalu bersemangat hingga saya datang begitu cepat.Maklum saya terlalu antusias karna ternyata ibu mau bekerjasama dengan perusahaan kami." ucap seorang laki-laki yang duduk di depan calista.
Mereka berbicang hangat seputar pekerjaan hingga siang,dari pertemuan tersebut menghasilkan sebuah kerjasama antara butik dan perusahaan garmen milik Handoko.
" Saya harap kerjasama ini tak hanya membuat kita saling diuntungkan tapi juga menjadi wadah untuk kita bersilaturahmi,lain waktu istri saya harus bertemu dengan Bu Calista,karna ibu tak hanya cantik dan pintar rupanya ibu juga sangat humoris dan humble.Bersama ibu saya merasa jiwa muda saya kembali bergelora." ucap Handoko.
" Bapak berlebihan,saya tak sebaik itu pak." ucap Calista.
Ditempat yang sama haris juga tengah melakukan pertemuan dengan rekan kerjanya Mereka juga tengah membicarakan terakit kerjasama antar perusahaan.
Dari kejauhan haris terus memperhatikan sosok wanita yang sangat familiar di matanya namun tampak lain.
" Apa aku sudah salah lihat,dia sangat mirip dengan Calista tapi Calistaku tidak mungkin ada disini.Lagipula wanita itu tampak sangat berkelas dan terawat.Sepertinya dia wanita karier." batin Haris.
" Pak,pak Haris." panggilan dari Wijaya membuyarkan lamunan Haris.
" Bapak sedang memperhatikan apa sampai tidak fokus." tanya Wijaya.
" Bapak liat perempuan yang duduk dimeja sebelah sana!" tanya Haris sembari menunjukkan ke arah tempat duduk Calista.
" Oh dia,saya tidak mengenalnya tapi saya tau dia.Kata orang dia juga berasal dari Indonesia dan dia sukses disini.Dia memiliki beberapa butik terbesar disini dan dia bekerjasama dengan beberapa perusahaan garmen dan konveksi besar di sini." jelas Wijaya semakin membuat Haris penasaran dengan sosok yang ia duga mirip dengan calista.
" Bapak tau siapa namanya?" tanya Haris.
" Wah sepertinya bapak begitu penasaran dengan Bu Calista."
Deg
" Si-siapa namanya pak?" tanya Haris dengan degup jantung yang sudah berdetak dengan kencang.
Hati dan fikirannya mendadak kacau,ada rasa penasaran terharu, bahagia dan juga rasa takut yang begitu besar menyeruak dalam hati Haris.
" Calista,ya namanya Calista kalau tidak salah.Dia janda loh pak haris,bapak bujangan kan bisa lah bapak coba dekati dia barangkali dia mau sama bapak.Pak Haris kan lumayan ganteng." ucap Wijaya namun tak dihiraukan oleh haris.Haris justru bangkit dari duduknya dan berjalan dengan langkah penuh percaya diri menuju ke meja Calista.
" Jika sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi saya boleh izin permisi pak Handoko? kebetulan anak saya sebentar lagi pulang dan saya hawatir dia sudah menunggu saya." ucap Calista undur diri.
" Baik,sudah cukup Bu nanti jika ada yang perlu dibahas lagi saya akan menghubungi ibu.Hari ini cukup sekian dulu,senang bisa bekerjasama dengan ibu." ucap Handoko.
Calista dan Handoko saling berjabat tangan.
Dugh
Praang
" Maaf maaf haris tak sengaja menbarak seorang waiters dan sedikit membuatnya berhenti karna beberapa piring yang dibawa waiters tersebut jatuh berserakan hingga haris harus membantunya membereskan dan juga memberikan uang sebagai ganti rugi atas kerusakan barang dan kerugiannya.
Terlalu fokus dengan itu haris sampai kehilangan jejak calista karna Calista sudah pergi lebih dulu.
" Aaarghhhh sial!" berang haris sembari memukul tangannya ke udara.
" Pak,pak Haris kenal ibu Calista?" tanya Wijaya
" Iya dia kekasih saya yang menghilang sejak 6 tahun lamanya." jelas Haris.
Wijaya terkejut mendengar pengakuan haris namun detik berikutnya Wijaya menumpuk pundak Haris.
" Perjuangkan dia pak,jangan sampai bapak kehilangan dia lagi.Nanti saya bantu bapak cari informasi tentang tempat tinggal beliau,kalau untuk butiknya istri saya tau dimana butik-butik Bu calista karna Jujur istri saya berlangganan disana." ucap Wijaya.
" Terimakasih pak."
Bersambung....