NovelToon NovelToon
Dimensi Rakaluna

Dimensi Rakaluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Epik Petualangan / Dunia Lain / Penyelamat
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Zoreyum

Seorang penjual keliling bernama Raka, yang punya jiwa petualang dan tidak takut melanggar aturan, menemukan sebuah alat kuno yang bisa membawanya ke berbagai dimensi. Tidak sengaja, ia bertemu dengan seorang putri dari dimensi sihir bernama Aluna, yang kabur dari kerajaan karena dijodohkan dengan pangeran yang tidak ia cintai.

Raka dan Aluna, dengan kepribadian yang bertolak belakang—Raka yang konyol dan selalu berpikir pendek, sementara Aluna yang cerdas namun sering gugup dalam situasi berbahaya—mulai berpetualang bersama. Mereka mencari cara untuk menghindari pengejaran dari para pemburu dimensi yang ingin menangkap mereka.

Hal tersebut membuat mereka mengalami banyak hal seperti bertemu dengan makhluk makhluk aneh dan kejadian kejadian berbahaya lainnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoreyum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wujud Asli Fluffernox

Malam itu, Raka duduk di bawah pohon besar di tengah hutan. Hawa malam terasa dingin, namun sinar bulan purnama yang terang membuat sekelilingnya tampak magis. Cahaya bulan menerangi hutan dengan lembut, dan suara-suara malam terdengar samar di kejauhan. Meskipun suasananya indah, hati Raka masih dipenuhi perasaan kecewa dan frustrasi.

Dia menghela napas panjang, menatap ke langit. "Aluna… aku benar-benar gagal melindungimu."

Di sebelahnya, Fluffernox, si makhluk kecil berbulu biru yang biasa mengikutinya kemana-mana, tampak diam, hanya duduk tenang sambil memandang Raka. Biasanya, makhluk kecil ini hanya menempel atau berlarian di sekitar Raka, tapi malam ini, Fluffernox tampak sedikit berbeda. Ada sesuatu yang aneh pada tatapan makhluk kecil itu, seolah-olah sedang menunggu sesuatu.

Raka tidak terlalu memerhatikannya sampai tiba-tiba tubuh Fluffernox mulai bergetar. Cahaya bulan memantul pada bulu birunya, dan tanpa peringatan, tubuh kecil Fluffernox mulai membesar, kaki-kakinya yang mungil membentang, dan tubuhnya semakin melebar hingga ia terlihat seperti… rubah gendut yang berdiri dengan dua kaki.

Raka mengedipkan matanya beberapa kali, tidak yakin dengan apa yang dilihatnya. "Eh… Fluffy? Kau… kau baik-baik saja?"

Namun, alih-alih suara dengkuran kecil yang biasa didengar Raka, suara berat dan dalam terdengar dari makhluk itu. "Namaku bukan Fluffy, Raka. Aku Fluffernox."

Raka terbelalak, mundur dengan panik. "W-Wait, apa?! Kau... bicara?! Dan... dan kenapa kau jadi gemuk? Bukannya kau seharusnya kecil dan... imut?"

Fluffernox, yang sekarang tampak lebih besar dengan perut buncit dan sikap pemalas, mendengus dengan nada kesal. "Imut? Hah! Itu hanya bentukku saat bukan purnama. Ini, Nak," katanya sambil menunjuk dirinya sendiri dengan kedua cakar gemuknya, "ini adalah bentuk asliku."

Raka hanya bisa menatap Fluffernox dengan mulut terbuka, bingung setengah mati. "Jadi… kau benar-benar bisa berubah wujud? Dan… kenapa baru sekarang kau berubah?"

Fluffernox mengangkat bahu dengan malas, lalu menggaruk perutnya dengan cakar besar. "Itu karena bulan purnama. Beberapa makhluk ajaib seperti aku bisa berubah wujud ketika bulan purnama. Tapi ya... aku lebih suka bentuk kecilku. Lebih ringan, lebih mudah bergerak, dan... jujur, lebih bebas tidur kapan saja."

Raka tertawa kecil, meski masih terlihat terkejut. "Jadi, kau ini… semacam rubah besar yang bisa bicara? Kau benar-benar mengejutkanku, Fluffy—eh, Fluffernox."

Fluffernox mendengus lagi. "Ya, dan tolong, jangan panggil aku Fluffy saat aku sedang dalam bentuk asli. Nama itu... memalukan."

Raka menahan tawanya, melihat perubahan sikap Fluffernox yang tidak lagi manis dan menggemaskan, melainkan lebih mudah marah dan berperangai malas. "Tapi serius, Fluffy—uh, Fluffernox. Aku masih tidak bisa percaya kau bisa bicara. Selama ini aku mengira kau cuma… makhluk kecil yang suka dengkur."

Fluffernox menguap lebar, memamerkan gigi-giginya yang tajam, lalu duduk dengan sikap malas di sebelah Raka. "Percayalah, aku lebih suka tidak bicara. Tapi kadang aku perlu, terutama kalau ada hal-hal bodoh yang perlu aku koreksi. Misalnya, tindakanmu tadi siang."

Raka langsung tersedak, matanya membelalak. "Tindakan apa maksudmu?"

Fluffernox memutar matanya. "Melawan seorang pangeran penyihir tanpa kekuatan apa pun? Kau itu hampir jadi makanan sihirnya! Kalau bukan karena bulan purnama malam ini, aku mungkin sudah pergi mencari teman lain yang lebih pintar."

Raka menggaruk kepalanya, merasa sedikit malu. "Ya… aku tahu itu mungkin keputusan bodoh, tapi aku nggak bisa diam saja saat Aluna dibawa paksa. Kau nggak akan mengerti."

Fluffernox mendesah, memandang Raka dengan mata menyipit. "Justru aku yang paling mengerti. Kalau kau ingin bertahan di dunia ini, kau butuh kekuatan, Raka. Tanpa itu, kau hanya akan jadi beban bagi orang lain. Apalagi, si pangeran itu... kau pikir dia akan membiarkan kita begitu saja?"

Raka menatap Fluffernox, perlahan mulai memahami kata-kata makhluk rubah yang kini terlihat jauh lebih bijak dari yang dia kira. "Jadi, kau pikir aku harus mencari kekuatan?"

Fluffernox mengangguk, meski dengan nada malas. "Ya, meskipun hanya untuk membela dirimu sendiri. Kau butuh sesuatu yang bisa membuatmu bertahan… atau setidaknya membuatmu tidak terlihat konyol seperti tadi."

Raka tersenyum kecil, meski masih sedikit malu. "Baiklah, Fluffernox. Kalau kau bisa berubah wujud, mungkin ada hal lain yang bisa membantuku di sini."

Fluffernox menggaruk kepalanya, lalu berdiri dengan malas. "Aku bisa membimbingmu sedikit. Tapi jangan harap aku akan berjuang untukmu. Itu tugasmu sendiri. Aku hanya... memberi sedikit dorongan di sini dan di sana."

Raka mengangguk dengan semangat baru, merasa bahwa meski Fluffernox terlihat malas dan mudah marah, dia adalah teman yang bisa diandalkan. "Baiklah, Fluffernox. Mulai sekarang, aku akan berlatih. Apa pun yang harus kulakukan untuk menyelamatkan Aluna, aku siap."

Fluffernox tersenyum kecil, kali ini terlihat lebih puas. "Akhirnya kau mulai berpikir sedikit lebih cerdas. Baiklah, ayo kita mulai dengan dasar-dasar yang sederhana. Dan, Raka… satu hal lagi."

Raka menoleh, menatap Fluffernox dengan penuh rasa ingin tahu. "Apa?"

Fluffernox mendekat, menepuk bahu Raka dengan cakar gemuknya. "Jangan sebut aku 'Fluffy' lagi. Setiap kali kau melakukannya, aku akan berhenti membantumu."

Raka tertawa kecil, meskipun masih terkejut dengan sikap baru Fluffernox yang galak dan pemalas. "Baiklah, Fluffernox. Aku tidak akan lupa."

Malam itu, di bawah sinar bulan purnama, Raka dan Fluffernox akhirnya bersiap untuk langkah pertama dalam perjalanan baru mereka. Di antara percakapan yang penuh kekonyolan, Raka mulai merasakan harapan bahwa dia masih bisa membangun kekuatan untuk menyelamatkan Aluna, meskipun perjalanan yang dihadapinya masih penuh misteri.

1
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
hadir semangat😁💪💪💪🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!