Allena , zevan,sean dan Neo bersahabat sejak bayi hingga umur masa remaja, ke empat nya erat bak perangko yang kemana saja selalu ber empat.
mampu kah mereka melewati semua ujian yang menerpa persahabatan mereka? atau mampu kah mereka melawan gejolak rasa yang semakin lama semakin tumbuh.
see you ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon epayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kepergian allena.
Mami mengemas segala keperluan nya juga Allena , dua koper besar sudah ia siapkan.
Sekali lagi mami melihat sekeliling kamar Allena , ia menghela nafas. Di ambilnya Poto Allena bersama ketiga temannya.
"lea mami harap kamu nggak benci mami, mami lakuin ini buat ke baikan kamu nak." usap nya lirih lalu menyimpan kembali Poto tersebut.
Menutup pintu kamar Allena , mami membawa dua koper besar di tangannya , bibi di rumah nya sudah ia pulang kan jadilah ,rumah ini kosong . Hanya satpam di depan yang berjaga.
Memasukan koper ke dalam bagasi mobilnya , mami melajukan mobilnya ke arah hutan lebat di bukit.
perjalanan ke sana memakan waktu 5 jam lama nya , jalanan sangat sepi bahkan hanya ada mobil mami.
Mami memarkirkan mobilnya di samping helikopter berukuran besar,
"hai apa kabar ly," sapa wanita seusia mami namun berpakaian lelaki bisa di bilang tomboy. Di sana ada sekitar lima laki laki yang juga menyapa mami.
" seperti yang kamu tau," jawab mami datar,
mereka mulai menyusun rencana untuk nanti malam,
"udah dari dulu gue ajak, gue kata juga apa," ucap sinis satu pria di sana , menghisap nikotinnya.
"ya Lo tau, di sini tempat gue sama papi nya Allena, gak bisa semudah itu ninggalin negri tercinta ini." ucapnya melipat tangan di dada , mereka duduk di kursi , menikmati semilir angin sore.
"Lo yakin tu anak anak gak bakalan gila?" tanya Xenia.
"gak tau juga , itu urusan orang tua mereka masing masing, yang penting kondisi Allena dulu." jawab mami lyli pasrah
sebetulnya ia pun mengkhawatirkan ketiga nya , bagaimana kehidupan mereka nanti tanpa ada Allena.
Lama mereka berbicara sudah jam 6 mami memutuskan Kemabli ke kota dan datang ke rumah sakit untuk melancarkan misi nya.
Jam 11 malam mami baru sampai , ia melihat Sean dan Neo yang masih bermain game dan zevan yang tertidur di sopa.
Di tangannya mami membawa dua paperbag berukuran besar,
"loh ko pada gak tidur,." ucap nya dengan senyum menghiasi wajahnya.
"belum ngantuk mi, lagian gantian aja tidur nya takut Allena bangun," jawab Sean melihat ke arah mami,
" ya udah , ni mami bawakan makanan di makan dulu, zevan bangunin ." mami mengeluarkan 3 kotak makanan dan minum untuk ketiganya .
Lalu membawa satu paperbag ke dalam, dan memberikan nya ke suster dan dokter yang berjaga.
" loh mami nggak makan?" tanya Neo, pasalnya mami hanya melihat ketiganya makan.
"nggak , kan tadi mami udah, habiskan , kalo Allena bangun , bangunin mami ya. Ngantuk banget." ucap mami tidur di sopa ,
karna ketiganya laper makanya makan cepat sekali di habiskan, Sean mengusap perutnya yang terasa kenyang.
Neo mengusap ,"gue ngantuk banget ,gantian ya Lo berdua yang jaga."ucap nya lalu matanya terpejam dia duduk bersandar di sopa.
Dan aneh nya Sean dan zevan malah ikut tertidur,
mami bangun dan tersenyum menatap ketiganya yang sudah tergolek lemas.
Ia juga melihat ke dalam dokter beserta suster yang sudah tertidur di kursi mereka masing masing.
"bodoh," umpatnya , kenapa mereka lalai dan kalau yang melakukan itu orang jahat bagaimana?.
Mami segera mengeluarkan ponsel nya dan menelepon Xenia.
"masuk," ucapnya singkat, lalu mematikan telponnya.
Jam dinding sudah menunjukan pukul 12 malam, pintu ke arah luar sudah mami buka, menunggu rombongan nya datang,
di atas gedung satu helikopter sudah berhenti, tanpa menimbulkan suara 6 orang turun dan mulai berjalan bawah melalui tangga darurat ,
mereka mengenakan pakaian serba hitam tak lupa masker juga, kacamata hitam.
Dengan berjalan tegap dan cepat tanpa menimbulkan suara, dengan cepat mereka masuk ke ruangan Allena,
"hati hati," bisik mami, ia membantu ke enam temannya melepaskan alat yang terpasang di tubuh Allena , lalu menggantikan nya dengan alat yang mereka bawa ,
pelan mereka membawa tubuh Allena ,
sekali lagi mami menatap Sean zevan juga Neo, ia meninggalkan setunggal surat di atas meja.
"ly , ayo," ajak Xenia tak sabaran.
Mami mengusap ujung matanya , sebentar nya ia tak tega tapi mau bagaimana lagi.
Berjalan cepat dan naik ke atas helikopter saat semuanya sudah selesai mereka urus,
tubuh Allena di baringkan di atas ranjang sama seperti saat di rumah sakit, bahkan alat alatnya lebih lengkap juga canggih.
helikopter yang di bawa mereka bukan helikopter kecil, ini seukuran sedang tidak besar tidak juga kecil, cukup untuk menampung 20 orang,
mami menatap ke arah luar, air matanya mengalir.
"gue tau ini berat buat Lo ly, tapi ini demi kesehatan Allena," Xenia mengusap bahu temannya,
ia juga mengenal bunda putri dan mommy Anis , namun hanya sebatas kenal tidak berteman dekat.
Helikopter mulai terbang tinggi, meninggalkan sejuta luka di bawah sana.
Pagi harinya mommy Nisa datang hendak menjenguk Allena ,
"tumben pada tidur semua," ucapnya saat melihat tiga remaja itu tertidur pulas di sopa ,
mommy melihat ke arah kaca , ada yang aneh . Ia mengusap kembali matanya takut salah lihat,
"loh itu bukan Allena kan,?" gumamnya pasalnya di atas ranjang bukan tubuh Allena , dari pakaian nya itu seorang suster.
"Neo bangun" mommy memukul pipi Neo kencang, Sean dan juga Zevan.
"apa mi?" ucap Neo matanya masih setengah terpejam.
"bangun, Allena mana? Di pindahin ke ruang mana?" tanya mami agak sedikit keras.
Neo langsung terbangun , kepalanya sangat pusing tapi ia tetap melangkah mendekati kaca pembatas ,
"loh itu bukan Allena mom," ucap Neo langsung masuk ke dalam,
mereka semua langsung masuk dan menatap bingung," sus " guncang mommy , suster langsung terbangun kaget.
"kenapa saya di sini, loh pasien nya kemana?" ucap nya bingung ia sontak langsung turun dari ranjang nya.
Sean memukul kepala dokter kencang," bangun, kalian kerja nya gimana si," bentaknya ,
dokter gelagapan karenanya, ia mengusap kepalanya sakit dan pusing " sepertinya kita di jebak, setelah makan tadi saya langsung ngantuk banget dan tidur bentar," ucap dokter ,
zevan mendorong nya kencang,"BODOH".
"cari cepetan , Lo cek cctv Sean," perintah zevan,
mereka semua panik dan takut secara bersamaan..
Momy melihat sekeliling dan ada secarik kertas di atas meja.
Ia mengambil nya dan membacanya.
Ini mami,
siapa pun yang pertama baca surat ini, mami minta maaf sebesar besarnya , jangan panik dan tolong jangan cari Allena , mami bawa Allena jauh, demi kebaikan Allena ,
mami harap Sean ,zevan dan Neo mengerti .
Seperti ucapan mami kemarin, kehidupan kalian harus tetap berjalan seperti biasa dengan ada atau tidak nya Allena di sana.
Mami akan menjaga Allean dengan baik di sini, jangan cari kami, karna itu akan sia sia,
hidup lah dengan baik anak anak mami,
semoga kita bertemu di lain waktu ya,,
Neo meremas surat itu, dia berteriak kencang
"ALLENA!" JERITNYA ,
ia menangis pilu, bahkan berkali kali memukul kepalanya sendiri.
Allena nya bukan di culik orang jahat, tapi di bawa pergi maminya sendiri, Sean mematung di tempatnya , dunia nya seakan runtuh dan jatuh menghempaskan nya.
"nggak mungkin, mami tega banget bawa kamu pergi lea," ucapan nya dengan tatapan kosong.
Bugh!
zevan memukul tembok kencang, mau marah bagaimana? mami Allena sendiri yang membawa Allena pergi, tapi satu yang ia sesalkan , kenapa mami nggak terus terang dengan mereka , tidak memberitahu dulu sebelum membawa Allena pergi seperti penculik.
Mommy Nisa , menutup mulutnya tak percaya , ia syok. Gak habis pikir dengan tindakan lyli,
"apa maksud nya ini ly." gumamnya.
Dokter dan suster pun bingung hendak berbuat apa , keputusan ada di tangan mereka.
"mom , Neo mau Allena!," ucap Neo terisak duduk di depan mommy nya.
Mommy membawa Neo ke pelukannya ia juga bingung harus apa sekarang.
*** see you ❤️
semangatin author guys , ikuti akun author yaaa ,,, janji deh makin sering up kalo banyak yang ikutin!!! 🤭
awas neo sama sean ikut penasaran juga rasanya🤭
lanjut thor 👍
jngn bosen up..up...trus
semangat💪