Seorang tuan muda pewaris keluarga kaya raya yang menghilang akibat kecelakaan yang dialamainya. Dikabarkan meninggal namun keluarganya tidak percaya karena mayatnya tidak ditemukan. Dan seorang Nenek tua bersama seorang cucu perempuannya menyelamatkan sang tuan muda dalam keadaan hidup walau terluka sangat parah. Sang tuan muda hidup kembali dengan identitas baru karena ditemukan dalam ke adaan hilang ingatan dan cacat pada wajah serta kakinya. Namun naas sang tuan muda di fitnah sehingga harus menikahi cucu sang nenek. Disaat cinta kian tumbuh dihati mereka, sang tuan muda ditemukan kembali oleh orang-orang kepercayaan Keluarganya dan dibawa paksa kembali ke tengah keluarganya. Bagaimanakah kisah sang tuan muda dengan status barunya? Dan bagaimanakah nasib cucu perempuan nenek sang penolong? Akankah cinta mempertemukan mereka kembali?
Inilah kisahnya 👍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Guspitria Kamal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34 Goyahnya Baragajasa Group
'' Bagaimana ini Bos, cuma Sekretaris Rudi kunci satu-satunya yang kita milik.'' Ujar Beni pada Danu saat mereka berada di depan makam Rudi.
Yah, siang ini Rudi telah dimakamkan di pemakaman keluarga Baragajasa. Saat ini hanya tinggal Danu, Tama dan Beni serta beberapa orang pengawal yang masih berada di sana.
'' Ada seseorang yang ingin menghancurkan kerajaan Baragajasa. Dan kita tidak akan tinggal diam meski langkah kita selalu dipatahkan.'' Jawab Danu dengan terus menatap makam basah Rudi dari balik kaca mata hitamnya.
'' Yang harus kita lakukan sekarang adalah menyerang dalam diam.'' Tama ikut bicara. Sontak Danu dan Beni menoleh ke arah kanan menatap Tama penuh tanya. Tama kemudian melepas kacamatanya dan tersenyum.
'' Kita ikuti permainan mereka, namun dalam kewaspadaan penuh.'' Danu dan Beni langaung menganggukan kepala.
'' Kak, sampai kapan Kakek akan tidur seperti ini?'' Dengan lembut Mayang mengusap pelan punggung Tisa,'' Jika kita ingin Kakek kembali, maka kita harus tetap kuat untuk bertahan. Kakak yakin Tisa, Kakek akan kembali kepada kita.''
Sebulan sudah berlalu sejak kejadian jatuhnya Tuan Agung. Tidak ada perkembangan yang signifikan dari Tuan Agung, jantungnya masih berdetak tapi tubuhnya tidak juga bangun.
'' Sayang, sudah waktunya kita periksa kandunganmu. Biarkan Kakek istirahat.'' Mayang menoleh menatap tubuh lemah yang tengah terbaring.'' Mayang pamit dulu Kek, Mayang janji akan sering berkunjung.''
''Tisa, apakah kamu masih ingin di sini atu ikut dengan kami?'' Tanpa menoleh Tisa menjawab pertanyaan Danu,'' Tisa langsung kerja siang ini Kak.'' Sejak Tuan Agung koma, Tisa langsung mengambil alih memimpin rumah sakit ini tentunya atas persetujuan para direksi rumah sakit.
Saat ini Mayang tengah melakukan USG, terlihat jelas dilayar monitor sesosok bayi mungil tengah bergerak-gerak seakan tidak sabar ingin bertemu orang tuanya.
'' Tuan Nyonya, sepertinya calon putra anda akan lahir lebih kurang satu setengah bulan lagi. Jadi saya harap anda lebih sering bergerak, seperti melakukan olah raga ringan dan lebih bagus lagi sering-seringlah berolah raga ranjang.'' Blush... Wajah Mayang langsung memerah akibat kata fulgar yang dilontarkan oleh Dokter yang malah terlihat santai.
'' Baik Dokter, kami akan lakukan saran Dokter dengan sebaiknya.'' Jawab Danu penuh semangat dengan meliril istrinya yang terlihat sangat malu.
'' Baiklah Tuan, ini resepnya. Jangan lupa minum vitamin dan pil tambah darahnya serta perbanyak minum air putih.'' Akhirnya Danu dan Mayang langsung menuju apotik untuk menebus obat dan vitamin.
'' Kamu dengan sayang apa kata Dokter, harus sering olah raga ranjang.'' Mendengar itu Mayang langsung memutar bola matanya karena sudah bisa ditebak Danu tidak akan menyia-nyiakan hal yang paling disenangi.
Sejak Tuan Agung koma, Baragajasa Group menjadi goyah. Banyak anak perusahaannya yang terpaksa terlepas karena tidak terkontrol lagi oleh Danu dan Tama. Meski ada Beni dan Imah yang selalu setia membantu, namun itu tidak membuat semuanya terkendali. Selain Danu dan Tama belum kompeten dalam mengembangkan bisnis, juga akibat pemutusan kerjasama sepihak dari rekan bisnisnya. Mereka tidak ingin merugi karena Tuan Agung sedang koma, hal itu pasti berdampak pada anjloknya beberapa saham milik Baragajasa Group.
'' Sayang, kamu ke kamar duluan ya. Mas mau ke ruang kerja Kakek dulu.'' Mayang menganggukan kepala. Untuk saat ini Danu memutuskan untuk tinggal dulu di rumah utama. Selain memudahkan untuk berdiskusi dengan Tama, juga untuk melindungi rumah utama agar tidak kecolongan lagi.
Kini rumah utama telah memiliki banyak penjaga sertab banyak pelayan yang akan siap-siaga membantu mereka terutama membantu dan menjaga Istrinya dan keluarganya tentunya.
'' Ya halo Ben. Apa kamu yakin?'' Danu semakin pusing memikirkan perusahaan yang hampir di ujung tanduk. Baru saja Danu mendapat kabar satu buah hotelnya terpaksa dilepas karena para Investor telah mundur.
Satu persatu cabang perusahaannya mengalami kemuduran. Investor banyak yang menarik sahamnya, Danu semakin merasa tidak berguna sebagai pewaris Baragajasa Group. Lamunan Danu buyar saat Tama masuk dan mendekat.
'' Danu, apa yang harus kita lakukan? Kita harus bertindak Danu, jangan sampai Kakek kecewa jika nanti melihat kerajaan bisnis yang telah lama dia bangun hancur begitu saja.'' Danu tidak menjawab, matanya malah menangkap map hitam yang terikat yang belum sempat dilihatnya.
'' Apa itu Danu?'' Tama penasaran dengan map yang dipegang Danu. Berlahan Danu membuka ikatannya dan membuka map itu dengan perasaan bercampur aduk.
Mata Danu seketika membulat saat membaca lembar kertas pertama isi dalam map itu. Tama kemudian mendekat dan tak kalah terkejut saat membaca kalimat yang tertera pada kertas tersebut.
Sebuah tangan kekar memeluk Mayang dari belakang, Mayang yang tengah tertidur miring langsung membuka sembari tersenyum. Tidak perlu ditanya lagi, dia tahu betul siapa yang tengah memeluknya itu dari aroma suaminya yang sangat dicintainya itu.
'' I love you.'' Danu mulai mengecup belakang telinga Mayang yang membuat bulu halus Mayang langsung berdiri. Sensasi berbeda kembali diberikan Danu, tangannya mulai berjalan kesana kemari dibalik dres tidur yang dikenakan Mayang. Tidak ada satu tempatpun yang lewat dari kecupan panas Danu.
Malam indah kembali terjadi, Danu yang selalu tidak pernah puas menyantap Istrinya yang terlihat semakin seksi baginya sejak mengandung semakin menggila. Lenguhan dan hentakan lembut kembali menggema di dalam kamar itu. Danu yang sudah paham bagaimana melakukan agar Mayang tetap nyaman, kini sudah sama-sama mencapai puncak tertinggi dalam kenikmatan. Teriakan panjang mengakhiri malam indah mereka.
Danu terlihat sangat kelelahan karena langsung tertidur saat tubuhnya sudah turun dari atas Mayang. Posisi mereka kin saling berhadapan, berlahan tangan Mayang terulur membelai lembur wajah lelah suaminya.
'' Kamu lelaki hebat sayang, aku yakin semua ini tidak akan lama. Aku akan selalu mendo'akan segala yang terbaik untuk keluarga kita.'' Berlahan Mayang mengecup hangat kening suaminya, dan tak lupa kecupan mimpi indah di bibir suaminya.
*****
Dikantor tepatnya di ruangan Tama terlihat Imah tengah duduk di kursi kebesaran Tama, dia penuh serius menatap laptop sambil mengetik sesuatu. Tama menyuruh Imah mengerjakan beberapa file yang akan mereka bawa untuk meeting dengan Donatur yang akan menyelamatkan salah satu anak perusahaan mereka.
''Tuan, apa maksudnya ini?'' Tama mendekat dan menundukan kepala menatap laptop, posisi kepala mereka sangat dekat hany beberapa incin. Jantung Imah rasa akan melompat saat mereka beradu pandang.
Cup
Kecupan singkatpun tak terelakan, bibir mereka beradu. Sedetik dua detik tiga detik empat detik lima detik, Imah mendorong pelan dada bidang Tama. Keadaan mulai canggung, Tama jadi tidak bisa menjelaskan apa yang ditanyakan Imah tadi. Terlihat Tama melangkah menjauh dengan meninggalkan Imah yang wajahnya sudah merah seperti kepiting rebus.
'' Manis.'' Bisik Tama dengan senyum sambil meraba bibirnya.
Ceklek.. pintu ruang Tama terbuka, Imah dan Tama berusaha bersikap biasa. Terlihat Danu dan Beni masuk bersamaan.'' Tam, bagaimana persiapan meeting dengan perusahaan Oasis?'' Danu dan Beni sudah duduk di sofa dan di ikuti Tama yang ikut duduk.
'' Sedang kami rampungkan, Imah tengah mengerjakannya.'' Sahut Tama. Beni kemudian melangkah mendekati Imah, terlihat Beni memberi beberapa arahan pada Imah dengan posisi persis seperti Tama tadi.
Mata Tama seperti memanas melihat pemandangan itu. Danu yang mulai paham, mengalihkan perhatian Tama.'' Bagaimana tentang rencana kita mencari tahu siapa Sebastian Federik?'' Benar saja, Tama beralih menatap Danu.
'' Dia adalah pemilik Federik Global Group''. Danu terlihat menyungingkan senyumnya yang sarat akan makna.
'' Akhirnya teka-teki musuh kita mulai terkuak.'' Ujar Danu.