Dibuang karena Ramalan ... Kembali karena Dendam.
Novel ini mengisahkan tentang seorang putra dari Kaisar Langit yang hendak dibunuh oleh ayahnya sendiri karena suatu ramalan. Beruntung, sebelum anak itu berhasil di bunuh, dia di bawa pergi oleh seorang pria tua dan menyembunyikannya di alam Tengah.
Zhang Ziyi namanya...
Hari-hari dia lalui dengan penuh kemalangan dan kesialan. Hingga pada suatu ketika, kesialan itu membawa dia pada sebuah goa, dimana di situlah keberuntungannya ia temukan. Dari situ pula lah dimulainya suatu perjalanan. Perjalanan Menjadi Yang Terkuat Diantara Yang Terkuat... Perjalanan Menggulingkan Kaisar Langit....
"Aku Zhang Ziyi... Seorang Putra dari Kaisar Langit, akan kembali ke alam atas... Menemui kaisar langit dan Menggulingkan Kaisar Langit... Mereka yang menghalangi jalanku, akan ku tebas dengan Pedang Naga Langit!!" ~Zhang Ziyi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 29 ~ Cari Mati
Bertiga saling memunggungi. Zhang Ziyi, Zhang Yin serta Zhang Zhili mulai kembali mengangkat senjata mereka, mengambil posisi siap bertarung. Meski begitu, dalam hati mereka nampak tegang.
Salah satu dari Rubah Kegelapan melompat ke arah Zhang Ziyi. Namun, belum juga mencapai pemuda itu, mendadak tubuhnya terbelah dua. Sebilah pedang tajam terlihat setelah memotong dua bagian rubah kegelapan tersebut. Pedang tersebut terus melesat dan membunuh dua rubah lagi sebelum akhirnya kembali kepada pemiliknya.
Pandangan Zhang Ziyi, Zhang Yin serta Zhang Zhili mengikuti ke arah mana Pedang itu terbang. Dapat mereka lihat, Seorang pria paruh baya beserta beberapa pemuda di belakangnya.
"Master Wen!" Zhang Zhili mengenali pria itu sebagai Salah satu master di klan Zhang. Posisinya sendiri sebagai salah satu penatua tertinggi di klan utama Zhang.
"Master Zhang Zhili... Ternyata kalian!" ucap Zhang Wen.
Pria itu memerintahkan murid di belakangnya untuk menyerang para Rubah kegelapan. Sementara dia sendiri bergerak ke arah Zhang Zhili serta dua orang lainnya.
"Master Wen, bagaimana kau bisa berada di sini?" tanya Zhang Zhili.
"Kami hendak melanjutkan perjalanan ke klan utama, namun tidak sengaja mendengar keributan di sini. Karena penasaran, kami pun langsung turun dan memeriksa. Eh ternyata kalian yang tengah dikerubuti oleh rombongan rubah kegelapan," jelas Zhang Wen. "Kalian sendiri, kenapa bisa sampai berada di hutan bagian inti hutan Luori ini. Bukankah sangat berbahaya? Apalagi hanya sekedar untuk beristirahat!" Zhang Wen bertanya balik.
Menarik napas sesaat, Zhang Zhili kemudian menghembuskan kasar melalui mulutnya.
"Ceritanya panjang! Nanti akan ku ceritakan padamu setelah selesai membereskan Rubah-rubah ini!"
"Baiklah... Master Zhili, kau beristirahatlah bersama murid-murid mu! Masalah Rubah kegelapan ini, biar aku bersama murid-murid ku yang urus," ucap Zhang Wen.
"Baik ... Terima kasih!"
Zhang Zhili, Zhang Yin serta Zhang Ziyi kemudian beralih ke tempat aman. Setelahnya mulai memulihkan kondisi masing-masing. Tak lupa pula Zhang Ziyi mengajak Laohu. Beast peliharaannya itu telah bertarung dengan gagah berani. Sampai-sampai tak menghiraukan luka menguak di sekujur tubuhnya.
"Hu kecil! Kau telah bertarung dengan berani. Kau pantas mendapatkan ini!" Zhang Ziyi mengelus kepala Laohu sebentar, lalu mengeluarkan Pil tingkat bumi. Pil itu sendiri ia ramu Khusus untuk Laohu. Mata Laohu membulat besar melihat pil di tangan Zhang Ziyi. Ekornya terlibas-libas seakan-akan ia tidak sabar untuk memakan dan menyerap khasiat dari pil tersebut.
Di sisi lain, Zhang Meng, Zhang Bie juga Zhang Lou telah selesai memulihkan diri. Saat kembali, mereka sempat dibuat terhenyak karena tak menemukan keberadaan Zhang Ziyi, Zhang Zhili serta Zhang Yin.
"Kemana perginya mereka?" tanya Zhang Meng. Pandangannya menilik sekitar, banyaknya orang-orang yang dia kenali sebagai murid klan Zhang, namun tak satupun wajah Zhang Ziyi dan Zhang Zhili juga Zhang Yin terlihat di sana.
Mencoba untuk mencari di sekitar, namun tetap tak mereka temukan keberadaan ketiga orang itu. Panik. Sampai mulai berpikir yang aneh-aneh.
"Apakah Guru–" Zhang Meng menggantung kalimatnya. Tubuhnya bergetar kala membayangkan sesuatu.
"Apa yang kau pikirkan? Guru serta Yin mungkin sedang memulihkan diri di tempat yang aman!" Zhang Bie mencoba untuk menenangkan Zhang Meng.
Sejenak, Zhang Meng terdiam mendengar penuturan Zhang Bie barusan. "Benar, mungkin mereka saat ini tengah memulihkan diri. Mangkanya ada beberapa murid serta Master Wen di sini, untuk menggantikan mereka, memberantas para Rubah-rubah sialan ini!"
Zhang Meng bangkit dari posisi duduknya. "Tunggu... Kenapa di sini ada Master Wen?" Zhang Meng mengernyit kala ia baru menyadari sesuatu. Sebelumnya, dia sempat tak menghiraukan beberapa orang itu karena perhatiannya terpusat sepenuhnya pada guru serta dua pemuda lainnya.
"Entah!" Zhang Bie mengangkat bahu, tanda dia juga tidak tahu.
Sementara Zhang Lou hanya bisa menyimak perbincangan dari kedua orang itu. Ketiganya pun memilih untuk membantu anggota klan utama yang di bawa Zhang Wen itu, membunuh para rubah yang jumlahnya tidak menentu.
Setelah melewati beberapa jam, akhirnya mereka berhasil membereskan rombongan rubah kegelapan itu. Beberapa Rubah yang masih tersisa segera melarikan diri, sementara di tanah, banyak tergeletak rubah kegelapan, dengan keadaan bermacam-macam.
Pihak dari klan Zhang sendiri tidak ada korban jiwa. Hanya beberapa murid yang mengalami luka.
Tepat setelah mereka membereskan rubah kegelapan itu, Zhang Ziyi, Zhang Yin serta Zhang Zhili juga Laohu muncul di balik gelapnya malam.
Setelah semuanya lengkap, mereka kemudian beranjak dari sana, memilih untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju klan lewat jalur udara. Takutnya jika terlalu berlama-lama di sana, mereka akan mendapat kembali masalah.
Yakin dan percaya, tidak lama lagi di tempat sebelumnya mereka bertarung dengan rombongan rubah kegelapan, Binatang Buas akan berdatangan dengan berbagai jenis, karena mencium aroma darah di sana.
Hari telah menunjukan fajar akan berganti pagi. Setelah melewati perjalanan panjang, rombongan Zhang Ziyi akhirnya sampai di tujuan.
Zhang Ziyi serta lainnya yang berasal dari klan cabang di arahkan untuk beristirahat sejenak setelah melewati malam menegangkan. Mereka di bawa ke satu ruangan khusus untuk mereka beristirahat. Sementara mereka yang merupakan anggota klan utama kembali ke kediaman masing-masing.
Di sini, Zhang Ziyi melihat banyak sekali anggota yang berasal dari klan cabang. Bahkan satu cabang bisa mengirim empat sampai lima murid mereka.
Bagaimana tidak, murid-murid ini telah memenuhi persyaratan yaitu mencapai Ranah Pendekar tahap 7-8.
Berbeda halnya dengan klan cabang di kota Bintang, yang hanya bisa mengirimkan dua perwakilan ke klan Utama dikarenakan hanya Zhang Ziyi serta Zhang Lou sajalah yang memenuhi persyaratan.
Murid-murid dari klan cabang sendiri akan di seleksi terlebih dahulu sebelum mereka resmi menjadi murid klan utama.
Hanya terdapat 50 kupon untuk menjadi murid utama. Sedang di sini, perwakilan dari klan cabang di berbagai daerah berjumlah sekitar 200 orang. Mereka yang tidak lolos akan dipulangkan kembali di klan cabang mereka semula.
Zhang Ziyi berbaring di ranjangnya. Dengan ranjang Zhang Lou di sebelah kirinya. Termenung sembari mengingat kembali bagaimana kehidupannya dahulu.
"Huuh! Beruntung aku menemukan goa itu... kalau tidak pasti kehidupanku tidak akan seberuntung ini. Selalu-nya di penuhi kesialan!" Zhang Ziyi menghela napas sesaat. Lalu memejamkan matanya.
"Hei, pemuda tolol! Menyingkir kau dari sana. Ranjang itu adalah tempat tidurku!"
Belum juga dua menit dia mencoba untuk santai, mencoba untuk melepas beban hidup, namun semuanya itu beredar kala kedatangan beberapa orang yang datang-datang langsung mencari masalah dengannya.
Sebenarnya Zhang Ziyi bisa saja meladeni mereka, namun dia saat ini terlalu malas. Bahkan untuk mengeluarkan suara pun.
"Waah, Entah apa yang membuatmu begitu berani seperti itu? Ataukah kau sudah bosan hidup?!"
Tak ada respons dari Zhang Ziyi, membuat mereka naik pitam. Saat hendak memberi pelajaran pada Zhang Ziyi, mendadak seorang pria di belakangnya menghentikan langkahnya.
"Tunggu, bukankah pemuda ini berasal dari klan Cabang di kota Bintang?"
"Ohh, iya... Aku baru menyadarinya... Pantas saja tidak ada yang istimewa dari penampilannya!"
"Ehh, apakah kalian tahu? Baru-baru ini klan cabang di kota bintang, heboh akan kabar angin. Dimana seorang kepala Klan cabang mencelakai saudaranya sendiri hanya untuk kepentingan pribadinya!"
Salah satu dari mereka berkata dengan suara yang sedikit dikeraskan, Seolah-olah pemuda itu memang sengaja untuk memanas-manasi Zhang Ziyi.
Benar saja, Zhang Ziyi dapat mendengar jelas apa yang mereka bicarakan barusan. Dadanya terasa sedikit panas.
"Kalau tidak tahu apa-apa, lebih baik kau diam, sebelum mulutmu aku sumbat dengan besi panas!" ucap Zhang Ziyi kesal.