Kisah Cinta seorang santri yang bernama Shifa Assyabiya, masuk pesantren atas dasar keinginan orang tua nya. dan mulai hidup baru nya di pesantren yang jauh berbeda dengan kehidupan bebas nya selama ini.
Lambat laun ia mulai menjalani nya dengan tawakal, setelah bertemu dengan Faisal Gauzali putra dari pemilik pesantgren Al kautsar yang biasa di panggil gus.
Akan kah cinta mereka bisa bersatu..?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Pagi itu setelah menunaikan ibadah sholat subuh berjamaah selesai, Gus Faizal dan Ustadz Zaki bersalaman kepada Syekh Achmad yang menjadi iman sholat pagi itu.
"Abi, ustadz Zaki mau bilang sesuatu katanya" ucap Faizal.
Mereka bertiga duduk di masjid, sedangkan jamaah ya yang lain nya sudah kembali ke asrama masing masing.
Zaki merasa takut dan malu untuk mengawalinya.
"Begini Syekh.. em... " Zaki merasa grogi.
"Ada apa Zaki" tanya Syekh Achmad yang bisa melihat santri nya itu merasa grogi.
Zaki melirik Gus Faizal yang duduk dengan santai di samping nya. Faizal yang menunduk pun menyadari itu, ia mengangguk kan kepala nya meyakinkan Zaki untuk mengatakan nya.
"Katakan saja Zaki, kamu tidak perlu grogi begitu" ujar Syekh Achmad.
"Em.. begini Syekh, saya mau ijin pulang hari ini dan mungkin besok sudah kembali lagi"
"Hanya itu saja? Kenapa kamu sampai grogi gitu? tentu saja boleh, kamu mau ijin dua atau tiga hari juga boleh biar bisa melepas rindu pada keluarga" ucap Syekh Achmad.
"Tapi bukan untuk itu Syekh, saya pulang selain ingin melepas rindu juga karena sesuatu"
"Sesuatu apa"?
Faizal menepuk pundak Zaki, membuat Syekh Achmad merasa penasaran.
"Ada apa ini"?
" Begini Syekh, sebetulnya saya tertarik dengan seorang wanita di pesantren ini. dan dua hari yang lalu saya sudah sholat istikharah dan teryata perasaan saya mantap ingin memiliki nya Syekh. Ucap Zaki.
"Masya Allah Zaki bagus itu, dari pada kamu hanya membuang waktu untuk menumbuhkan perasaan yang mungkin bisa menyakiti mu" ujar nya.
Faizal hanya menunduk, ia merasa tersindir dengan kata kata Syekh Achmad.
"Lalu siapa wanita itu" tanya Syekh Achmad kemudian.
"Saya ingin yang ber ta'aruf dengan Nindi Syekh" ucap Zaki.
Syekh Achmad tersentuh, mengingat ipah tidak punya wali dan bahkan keluarga nya juga sudah tidak jelas dimana.
"Tapi apa kamu tau, ipah itu anak yatim piatu"?
" Sudah Syekh, saya tau dari Gus Faizal "
Syekh Achmad terdiam berfikir sejenak, apakah Zaki sudah benar benar yakin dengan keputusan nya ini.
"Kamu sudah yakin Zaki"?
"InsyaAllah Syekh"
"Ya sudah, besok kalau kamu sudah kembali ke pesantren bawa kedua orang tua mu untuk menemui Ipah" ucap Syekh Achmad.
Zaki pun berteri kasih kepada Syekh Achmad, dan mereka bertiga pun keluar dari masjid.
Syekh Achmad dan Gus Faizal langsung pulang kerumah, sementara ustadz Zaki kembali ke asrama untuk segera berkemas pulang ke rumah pagi itu juga.
"Assalamu'alaikum" ucap Syekh Achmad juga Gus Faizal bersamaan..
"Waalaikumsalam" jawab Umi Halimah lalu bersalaman pada suaminya dan langsung menyiapkan kopi untuk suami dan putra nya.
Seperti biasa mereka bertiga duduk di ruang tamu, sambil menikmati kopi dan kue.
"Umi, tadi ustadz Zaki bilang, katanya dia menyukai Ipah. Coba nanti Umi bicara sama Nindi ya"! Ucap Syekh Achmad.
" MasyaAllah, niat baik jangan di tunda Abi. Nanti Umi akan bicarakan ini sama ipah" ucap nya.
Mereka pun melanjutkan aktivitas nya pagi itu.
*********
Singkat waktu.
Siang itu Shafia dan ketiga teman nya tengah berjalan dari kelas nya menuju asrama.
Shafia berjalan sambil melamun, ia masih memikirkan soal sikap acuh Gus Faizal malam itu.
Shafia berfikir sebelum nya Gus Faizal tidak pernah sekali pun Shafia melihat tatapan Gus Faizal sedingin itu.
Bahkan sejak pertama mereka bertemu.
Ia berfikir mungkinkah karena salah faham itu yang membuat Gus Faizal menjadi berubah seperti itu?
Hati Shafia merasa sakit dan seperti ada rasa tidak Terima di dalam hati nya Gus Faizal bersikap seperti itu.
"Sha... Shafia.."? panggil Nindi.
" I-iya ada apa"? tanya Shafia tersadar dari lamunan nya.
"Yah... ni anak melamun saja kerjaan nya" ujar Tiara.
"Tapi aku salut lho, biar pun melamun sambil bernama dia tidak pernah terjatuh sekali pun" sahut Via yang merasa gemas dengan sahabat nya itu.
Mereka pun tertawa bersamaan, pasal nya shafia memang sering berjalan sambil melamun.
Di tengah kecerian mereka berempat, dari arah berlawanan terlihat tiga orang berjalan beriringan.
Tiba tiba Via terhenti dari jalan nya, ia menajamkan penglihatan nya ke arah tiga orang yang tengah berjalan beriringan.
"Eh, itu bukan nya Gus Faizal dan Umi ya"? Ucap Via memastikan.
Dan benar, disana memang Umi Halimah dan juga Gus Faizal namun ada satu wanita muda juga yang tengah asik mengobrol sambil berjalan.
Tiara, Nindi dan Shafia langsung melihat ke arah yang di tunjuk oleh Via.
"Iya, tapi itu siapa ya yang di sebelah Umi? Cantik banget. ucap Tiara memuji wanita itu yang berjalan beriringan dengan Gus Faizal, karena terpukau oleh kecantikan nya.
" Eh,,, iya siapa ya dia"? ujar Nindi.
Rombongan Umi Halimah semakin dekat dengan ke empat gadis itu, jantung Shafia bedetak semakin tak karuan saat melihat Gus Faizal berjalan semakin dekat ke arah nya.
"Assalamu'alaikum Umi, Gus" ucap salam ketiga wanita itu, sambil menunduk hormat tanpa mereka sadari Shafia justru mematung di sana.
Gus Faizal yang kebetulan mengalihkan pandangan nya kedepan melihat Shafia yang masih mematung tanpa menunduk, bahkan juga tidak mengucapkan salam seperti yang dilakukan ketiga sahabat nya.
Faizal mengeryit heran saat melihat Shafia yang sepertinya melamun bahkan tidak menyadari kehadiran mereka.
"Shafia"! seru Faizal.
Membuat ketiga teman nya mengalihkan pandangan nya, mereka baru menyadari jika teman nya yang satu itu justru mematung disana.
Namun sepertinya Shafia tidak mendengar suara Gus Faizal yang memanggilnya dan masih mematung.
Entah sedalam apa lamunannya hingga seolah-olah sedang terhipnotis.
"Shafia.. " Seru Faizal lagi.
Shafia tersentak kaget, pasal nya ia tadi melihat Gus Faizal yang jarak nya masih jauh kini justru di depan nya hanya berjarak dua langkah saja.
"Ha.. i-iya" Shafia gelagapan karena masih terkejut.
Shafia langit mundur beberapa langkah dan menunduk, setelah menyadari posisi nya begitu dekat dengan Gus Faizal.
"Ma-maaf" ucap Shafia menunduk.
Shafia merasa gugup setengah mati saat melihat ketiga orang dihadapannya yang saat ini tengah menatap heran pada nya.
"Kamu mau kemana nak"? tanya Umi Halimah mengalihkan kegugupan Shafia.
" Em... i-itu Umi.. Em.. " Shafia bingung sendiri karena sangking gugup nya.
Hal itu membuat Gus Faizal terkekeh pelan, namun kekehan Faizal disadari oleh Umi Halimah yang berada tepat di samping nya.
Begitu Faizal sadar, mimik wajah nya langsung berubah dingin kembali.
"Maaf Umi, kami tadi dari kelas mau kembali ke asrama" ujar Nindi.
Shafia langsung menoleh melihat ke tiga sahabat nya, Shafia pun langsung mengeser tubuh nya menyamai posisi ketiga sahabat nya.
"Rasain, maka nya jangan suka melamun" bisik Via mengejek Shafia.
Wajah Shafia pun langsung cemberut mendengar ejekan Via barusan.
Dan semua itu pun masih tak luput dari pandangan Gus Faizal.
"Astaghfirullah" ucap nya spontan.
Membuat semuanya mengalihkan perhatian nya pada Gus Faizal.
"Kenapa Faiz"? tanya Umi Halimah bingung.
" Gak papa Umi" jawab Gus Faizal masih dengan expresi dingin nya.
Namun Umi Halimah tidak sebodoh itu untuk tidak memahami setiap gerak gerik yang ditunjukkan putra nya sejak keberadaan Shafia.
ditunggu session duanya, anaknya kembar buat kejutan abi n uminya.
end loh ini?
baik lah ...mksh ya kk ceritax
" mengejar cinta Allah, ga harus di pesantren bapak mu Gus " gitu sih