BIANKA DAN MAFIA KEJAM

Keluarga besar sarapan bersama sebelum pulang ke Mansion Chrispeter, Bara keheranan melihat banyaknya jenis masakan, sejak kapan rumahnya penuh dengan sayur-sayuran, daging dan banyak lauk-pauk lainnya.

"Siapa yang masak, yang belanja?" Bara menatap aneh ke meja makan.

"Kita yang masak dan belanja, kamu cobain." Bunda memasukkan lauk pauk.

Bara memakan semua masakan dengan lahap dan tersenyum, 20tahun Bara tidak merasakan masakan selain makan di luar. Dulu keluarganya sangat bahagia, hidup sederhana tapi penuh canda dan tawa tapi akhirnya semuanya sirna, Bara kehilangan keluarganya dan hidup menjadi orang jahat dan kejam.

"Enak ya kak Bara, andaikan kita punya orang tua pasti bisa merasakan masakan ibu. Tapi kita bersaudara juga saling membenci, kak Kris bahkan jadikan Nay tawanan. Nayla merasa tidak memiliki keluarga." Nayla menghentikan makannya dan menangis sesenggukan, Mami Riani memeluk Nay dan menghapus air matanya.

Bara hanya diam saja, dan menikmati sarapannya tanpa memperdulikan Nayla yang menangis. Satu sisi Bara membenci Nayla karena ibu Nay penyebab hancurnya keluarga Bara, tapi sisi lain Bara juga yang membuat Nay kehilangan keluarganya.

Selesai sarapan seluruh keluarga kembali, Bara mengantar kepulangan mereka sampai depan rumah. Bianka mengerutkan keningnya melihat para girls hanya melambaikan tangan tidak punya niat ikut pulang.

"Kalian mau sampai kapan di sini?" Bianka menatap heran melihat senyuman licik Reva.

"Sampai nanti!" Reva masuk dan melambaikan tangan ke Bara dan Bianka.

Rinda, Rindu juga Kei masuk ke dalam, Bara mengaruk kepalanya melihat banyaknya perempuan di rumahnya. Penjagaan juga diperketat, Bara masih khawatir melihat kekacauan yang terjadi semalam karena Nay yang seenaknya membuka gerbang khusus.

"Nayla! kamu ikut kak Bara bertemu Kristan." Bara bicara dengan nada tegas.

"Tidak mau!" Nayla langsung cemberut dan kesal melihat Bara, yang ingin mempertemukannya dengan Kris, Nayla masih kecewa dengan tindakan Kris.

"Harus mau!" Bara menggandeng tangan Nayla masuk mobil, sedangkan Bianka masuk ke dalam Mansion.

***

Sampai malam Bara dan Nayla belum juga kembali, Kei pergi ke rumah sakit sedangkan Rindu dan Reva sedang berlatih beladiri.

"Kak Bi! sebaiknya kita bergerak sekarang. Tidak punya banyak waktu lagi kak." Rinda berdiri dihadapan Bianka dan menunjukkan sebuah rekaman yang langsung dimatikan.

"Bara pasti akan marah besar, ini menyangkut tentang ibunya. Pasti Bara akan membenci kita berdua Rin." Bi semakin ragu dengan tindakannya, apalagi jika melihat wajah Bara.

"Rinda terserah kak Bi, jika berniat untuk mundur Rinda ikut kak, Rinda juga takut menyakiti kak Bianka." Rinda menyadari hati Bi mulai merasa nyaman bersama Bara, ada rasa sayang dan takut kehilangan.

"Ayo kita masuk sekarang!" Bianka melangkah memasuki kamar Bara.

Rinda mengikuti langkah Bi, melihat rekaman di kamar Bara mati semua, yang lebih membuat Rinda kagum Bianka bisa menciptakan kunci duplikat ruangan rahasia Teknologi canggih Bara berhasil di hack oleh Bianka, pintu rahasia ke bawah tanah terbuka, mereka berdua masuk dan kagum melihat ruangan yang sangat mewah dan indah.

***

Nayla sedang menangis melihat keadaan Kristan yang mengenaskan karena disiksa, Bara melangkah pergi dan membiarkan Nayla dan Kristan bicara. Kris coba mendekat, tapi Nay langsung mundur menjauh dan berlari memeluk Bara yang melangkah untuk keluar.

"Selamatkan kak Kristan, kasihan dia kak Bara. Nayla janji tidak akan melarikan diri lagi, Nayla janji akan menuruti ucapan kakak, Nay juga janji....!"

"Tidak perlu berjanji Nayla, aku akan membebaskan Kristan. Kamu pergilah bersama Kristan, aku meminta maaf membuat kalian kehilangan keluarga, tapi aku harap kalian juga mengerti jika berada di posisi kak Bara. Yang kak Bar tahu, ibuku terluka dan aku kehilangan keluarga karena ibu kalian." Bara melepaskan pelukan Nay dan melangkah pergi.

"Tapi Nay ingin ikut kakak!" Bara tetap pergi tanpa menoleh ke arah Nayla yang menangis ingin mengejarnya tapi ditahan pengawal.

Di dalam mobilnya Bara menyadari jika markas rahasianya telah terbuka, dengan kecepatan tinggi Bara kembali.

Wajah Bara sudah berubah gelap, Asep hanya menundukkan kepalanya tidak berani menyapa. Bara masuk ke kamarnya dan melihat kamera yang sudah mati semua, seluruh kemanan kamar di hack.

"Bianka! beraninya kamu." Bara melihat pintu rahasia yang sudah terbuka.

Bara langsung masuk ke dalam, ruangan yang sangat dingin. Bara berlari kearah jenis obat-obatan rahasia, barang yang paling berharga milik Bara menghilang, dengan senyum menyeringai Bara menghancurkan kaca.

Asep langsung berlari ke dalam melihat kemarahan Bara, Bianka keluar dan duduk di meja panjang dalam ruangan. Bara menatap Asep memintanya keluar, Bianka masih santai dan siap menerima Kemarahan Bara.

"Beraninya kamu mengkhianati aku Bianka, sepertinya aku terlalu baik padamu. Kembalikan!" Bara menatap Bianka tajam siap membunuhnya.

"Aku membutuhkannya Bara, demi menyelamatkan hidup orang lain." Bianka memelas melihat wajah Bara yang mengerikan.

Bara melangkah mendekati Bianka dan mencekik kuat leher Bi, Bianka tidak melakukan perlawanan. Wajah Bi berubah merah, matanya mulai sayu Bi sulit menarik nafas.

"Aku bisa membunuhmu Bianka, kamu tidak pernah penting dalam hidupku." Bara menguatkan cekikan membuat Bi mencengkram meja kuat. Bara melihat bayangan dirinya saat kecil, yang diselamatkan Bunda Bunga dan langsung melepaskan Bianka.

"Kenapa harus kamu Bianka? dan mengapa harus Bunda yang menyelamatkan aku dahulu!" Bara menendang kuat meja membuat Bianka terjengkang ke depan memeluk tubuh Bara tapi tubuh Bianka langsung dilempar kuat.

Bi melihat kebencian di mata Bara, tidak ada lagi tatapan lembut, tidak ada lagi tawa Bara yang terlihat sosok pria mengerikan.

"Kamu tahu tidak Bi perjuangan aku mendapatkannya, aku sampai menjual ginjal demi mendapatkan untuk ibuku, tapi aku gagal menyelamatkan ibu. Berpuluh tahun aku meneliti tapi tidak bisa menciptakan hal yang sama, kamu tidak mengerti betapa berharganya benda ini Bi."

"Maaf Bara, tapi aku punya hutang nyawa, meminta secara sukarela kau tidak mungkin memberikan izin." Bianka meneteskan air matanya.

"Akan aku berikan Bi, tapi setidaknya kamu harus jujur. Tapi sudah terlambat, kamu mengkhianati aku dan demi membayar kebaikan Bunda bunga di masa lalu, aku membiarkan kamu hidup. Tapi pergilah dari hidupku Bianka, jika aku masih melihat wajahmu jangan salahkan aku jika kamu berakhir tragis."

Bara berdiri mengeluarkan senjatanya, menembak setiap sudut ruangan sampai hancur, Bianka teriak dan melangkah mundur. Seluruh cairan penelitian dihancurkan, Bianka tidak pernah berpikir Bara menghancurkan seluruh penelitiannya yang sangat mengagumkan bagi Bi.

Asep datang menarik Bianka keluar, meminta pengawal membawa Bianka keluar dari mansion. Ruangan tempat Bara menenangkan diri sudah hancur. Dia terduduk di antara reruntuhan, dan langsung menarik nafas dan melangkah pergi.

"Asep hancurkan mansion ini sampai rata, jangan sampai ada informasi yang bocor. Karena masalah akan semakin besar dengan dilacak nya tempat ini."

Asep menggagukan kepalanya, sungguh sakit hatinya melihat istana mewah Bara yang harus dihancurkan, baru saja terasa hangat dan sekarang harus lenyap dan Bara harus hidup dalam kegelapan kembali.

"Kenapa nona Bi gegabah, seharunya bicara dengan tuan. Keluarnya hasil penelitian itu akan membuat ribuan orang tewas." Asep melihat dari kejauhan mansion yang mulai diratakan.

***

TERIMAKASIH YANG SUDAH BACA YA

JANGAN LUPA LIKE COMENT DAN VOTE

SEKALIAN JANGAN LUPA KASIH HADIAH JUGA YA BIAR AUTHOR TAMBAH SEMANGAT

***