Kisah Seorang Dokter Muda dengan segudang prestasi dan kesempurnaan dalam hidupnya, ternyata mempunyai masa lalu dari seorang laki-laki yang menyakitkan, semua itu membuatnya harus pergi meninggalkan kota kelahiran dan keluarganya
Dokter ALENA berasal dari Keluarga Milyarder yang hidup sederhana dengan menutupi identitasnya
Disaat Seseorang yang pernah menorehkan luka di hatinya tiba-tiba muncul kembali di kehidupannya, apa yang akan terjadi ?
Penasaran, yuk ikuti ceritanya ya
cerita ini adalah seri ke 2 dari kisah sebelumnya "POWER OF WOMAN"
Salam kenal dan jumpa dari Author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11
Pak Hari tersenyum melihat Edward kikuk saat tersadar dari pandanganya
"Kenapa tuan, apa anda kenal dengan wanita cantik itu, saya dengar dia seorang Dokter yang ada di Rumah Sakit keluarga Murrage"
"Benarkah, apa lagi yang kau tau pak hari ?"
"Hem, yang berjalan di sampingnya adalah anak tunggal keluarga Murrage, yang menjadi Direktur di rumah sakitnya"
"Oh, really ?" Ucap Edward tersenyum tipis
"Ya tuan, saya juga mendengar rumor bahwa Pak Exel menyukai Dokter tadi yang bernama, kalau tidak salah Dokter Alena"
"Terus ?" Ucap Edward
"Maksut tuan ?"
"Teruskan ceritamu tentang yang itu tadi" jawab Edward
"Oh itu, sayang sekali sepertinya keluarga Murrage tidak akan tinggal diam, karena mereka tidak menginginkan menantu dari kalangan biasa saja"
"Hem, jadi begitu ?"
"Iya tuan"
"Apa kau tau siapa Dokter Alena ?"
"Yang saya dengar dia dari keluarga sederhana dan sekolah kedokteran karena kecerdasannya yang luar biasa, bahkan dia lulusan wanita termuda tuan, sungguh wanita langka ya tuan, cerdas, berwibawa, masih muda dan cantiknya wow, tak terbantahkan, ck ck ck " penjelasan panjang kali lebar dari Pak Hari
" Jaga matamu pak Hari " Edward memperingatkan
"Oh eh, he he, maaf tuan Edward, saya begitu terpesona dengan Dokter Alena" jawab pak Hari sambil tersenyum kecut
Pak Hari memang tidak tau siapa sebenarnya Alena, Edward bisa langsung menebak bahwa Alena sedang menyembunyikan identitasnya dengan rapat, hingga tidak ada satu orangpun tau, kecuali dirinya untuk saat ini
Acara demi acara telah berlangsung, hingga di suatu kesempatan Milla segera melakukan aksinya untuk mempermalukan Alena
"Jadi kau masih bersama dengan Exel ?" Tanya Milla
"Maaf nyonya, pak Exel yang tadi menjemput paksa saya"
"Oh ya, kau kira aku percaya dengan kata-kata dari mulut orang rendahan sepertimu ?"
"Terserah nyonya, mau nyonya percaya apa tidak, saya sudah mengatakan yang sebenarnya"
"Lancang sekali kamu ha !" Bentak Milla
"Anda yang membuat saya terpaksa lancang !"
"Kurang ajar, tinggalkan anak saya !"
"Tidak ada yang perlu saya tinggalkan nyonya"
PLAK
tanpa di duga tangan Milla telah menampar keras pipi Alena, sontak semua orang yang ada disana terkaget melihat kejadian itu
"Dasar wanita rendah, tidak tau sopan santun, berani membentak orang tua ha !" Suara keras sengaja dilontarkan ke Alena agar semua tamu yang ada di sana melihat apa yang dilakukan Milla
"Apa maksut anda nyonya, dari tadi andalah yang sengaja mengintimidasi saya !" Alena membela diri
"Apa maksudmu, aku bertanya baik-baik tapi kau malah mengancam akan merebut Exel dari ku dan menguasainya !"
"Apa maksut nyonya!"
"Jangan kurang ajar !"
"Justru andalah yang dari tadi bersikap kurang ajar"
PLAK
Alena sangat terkejut saat Milla melayangkan kembali tamparan di wajahnya, ketika Milla akan menampar untuk ke tiga kalinya, Alena langsung menahan tangan Milla dan menghempaskan nya hingga Milla terpelanting dan jatuh
Saat itulah Exel melihat kejadian itu dan berlari menolong Milla
"Alena ! Apa kau sudah gila !" Bentak Exel
"Bukan aku, tapi mommy mu itu yang gila !" Jawab Alena
"Jaga sikapmu Alena, kamu semakin liar seperti wanita murahan !" Bentak Exel
BYUR
disaat yang bersamaan Milla telah menyiram muka dan tubuh Alena dengan minuman yang ada di meja, semua orang kaget melihat hal itu, dan mengira bahwa Alena memang wanita tidak baik seperti yang dikatakan oleh Milla
Alena menahan amarahnya, tangannya mengepal dan segera berlari dari tempat itu menuju toilet, tanpa di sadari oleh Alena, ada seseorang yang mengikutinya dari belakang hingga Alena masuk ke dalam toilet
"Kurang ajar, wanita Sial*n !" Teriak Alena di dalam toilet, Alena menatap dirinya di depan cermin di sebuah closed dan hatinya sangat sakit mendapati keadaanya yang sudah tidak karuan, perlahan Alena membasuh mukanya, membersihkan hijab dan bajunya yang makin basah terkena siraman Air
"Hik hik hik, mommy, aku merindukanmu, kenapa mereka tega sekali mempermalukan ku mom, apa salahku " ucap Alena lirih dan menunduk di tengah isak'an tangisnya
Setelah Alena puas dengan tangisannya, perlahan mendongakkan wajahnya menatap cermin kembali dan
DEG
Betapa terkejutnya Alena saat di cermin tampak seseorang tepat di belakang dirinya, Alena langsung membalikkan badannya
"Edward " ucap lirih Alena
"Sudah puas nangisnya ?" Tanya Edward
"Sejak kapan kau di sini ?"
"Sejak kamu menangis merindukan nyonya Jasmine"
"Kau !, Apa yang kau lakukan, jangan mengikuti ku !" Teriak Alena hendak melangkah pergi meninggalkan toilet
Namun Edward menahan tangan Alena
"Mau ke mana ?"
"Bukan urusanmu !" Jawab Alena ketus
"Baik, pergilah kalau kau ingin memamerkan tubuh dan warna dalaman mu ke semua orang" kata Edward sambil melepaskan tangan Alena
Sesaat Alena segera melihat kearah tubuhnya sendiri dan terkejut bukan main karena ****** ******** tercetak jelas dan tembus pandang karena bajunya yang basah, Alena spontan menutupi area dada dan bawahnya dengan tangannya
"Kau, kau dari tadi melihatnya ?!" Teriakan kesal Alena ke Edward
"Tentu saja, kalau tidak aku lihat mana tau semuanya tercetak jelas di sana" jawab santai Edward sambil tersenyum menggoda
"Edwaaard ! dasar brengs*k !" Alena segera menutup kembali pintu toilet, alhasil Alena terpaksa kembali berdua di dalam toilet bersama Edward
"Aduh, aku harus bagaimana ini " Alena bingung dan bicara sendiri
"Tunggu disini dulu " kata Edward ke Alena
" Maksudmu, aku harus nunggu disini denganmu gitu ?"
"Memangnya kenapa ?"
"Ih, jangan harap, sana kamu keluar dulu !" Kata Alena sambil mendorong paksa Edward untuk keluar toilet
Tak lama kemudian, Edward mengetuk pintu kembali
"Buka, ini aku pinjami baju dulu" kata Edward
"Gak mau, aku minta tolong temanku saja !" Teriak Alena
Sementara di dalam Alena makin kesal karena kedua temannya tidak bisa di hubungi dan Alena pun panik
"Tunggu !" Teriak Alena mencegah Edward yang akan berjalan meninggalkannya
"Apa lagi ?" Tanya Edward
"Sini, mana baju yang akan kau pinjamkan tadi ?" pinta Alena
Edward segera menyerahkannya sambil tersenyum tipis, sesaat kemudian Alena keluar dengan memakai baju kemeja putih dan celana hitam milik Edward, bisa para pembaca bayangkan gimana bentuk Alena sekarang, hahaha, author sampai senyum-senyum sendiri bayanginya
"Ngapain ketawa gitu, gak lucu" kata Alena melihat Edward tertawa melihat dirinya
"Sorry, kamu memang wanita teraneh sedunia" kata Edward sambil menahan tawanya
Alena langsung melangkah ke luar untuk segera pergi dari acara kegiatan Amal itu dengan baju anehnya, sementara Edward terus mengikuti langkah Alena dari belakang
Ketika sampai di pintu keluar dari gedung, Milla menyapanya kembali
"Wow, hebat ya kamu, pergi dari anakku dengan cepat sudah mendapatkan sasaran baru"
"Apa maksudmu nyonya, jangan menggangguku !" Ucap Alena geram
"Oh, tentu saja tidak, aku hanya menyapamu, kenapa, khawatir sang milyader Edward Runcel Eagle akan mengetahui siapa kau sebenarnya, Hem ?"
"Terserah !" Jawab Alena berusaha pergi, namun Milla malah semakin menjadi
"Hati-hati tuan Edward, wanita itu akan senang hati melemparkan tubuhnya untuk kau nikmati demi mencapai tujuannya, bahkan dia tidak tau malu meminta anakku untuk membelikan barang-barang branded"
Alena segera berhenti, membalikkan arah melangkah ke tempat Milla bersiap memberikan pelajaran, namun dengan cepat Edward menghentikan Alena dan memeluknya erat-erat di depan Milla dan semua orang yang ada di sana, sontak semuanya melongo melihat pemandangan tak terduga itu
Bersambung
Terimakasih, jangan lupa jejak dukunganya (like komen, vote dll)