Berawal dari menemukan seekor kadal di sawah ladangnya, Kadal yang tak lajim. Ekor ( buntut ) bercabang dua, dan berlekuk seperti lekuk keris.
Bu Surmi, wanita paruh baya yang menemukan kadal tersebut.
Namun naas, bagi hewan tersebut yang dibunuh mati oleh Bu Surmi. entah apa alasannya.
***
Namun siapa sangka.
Ternyata kadal itu kadal Jejadian dari sebuah JIMAT PUSAKA yang akan diturunkan pada Surmi. Sebagai salah satu keturunan dari cerita legenda Eyang Cakra Buana. Ratusan tahun silam.
Karena telah membunuhnya, akhirnya Bu Surmi terpaksa harus meminta maaf pada Eyang Cakra Buana yang akhirnya Bu Surmi pun dimaafkan, bahkan pada akhirnya, Bu Surmi sah diwarisi Keris Jimat Pusaka dari leluhurnya itu.
Namun sayang, Keris Jimat Pusaka itu banyak yang menginginkannya terutama dari kalangan para demit dan siluman.
Apakah Bu Surmi bisa menggunakannya, ketika mendapatkan Jimat tersebut?
Dan siapakah yang akan TERKENA TULAH dari Jimat Pusaka tersebut....!??"
Yuk disimak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abah NasMuf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TTJL Bab 32. Tentang Bukit Halimun, Bukit Harendong dan Lembah Monyet.
Malam terus merayap melaju perlahan pada suasana dini hari, suasana di sekeliling rumah Kakek Sura kini kembali menjadi hening, setelah beberapa saat ke belakang terjadi penyerangan yang mendadak dari kawanan kera yang sangat banyak jumlahnya. Di dalam rumah dan di sekeliling nya. masih berantakan dengan berserakannya barang-barang di sekitaran sisa pertarungan Mbok Darsih dan si Jalu melawan kawanan Kera tersebut. Bangkai-bangkai Kera yang tadi bergelimpangan dan saling numpuk kini ludes karena berubah menjadi gumpalan asap hitam dan menghilang.
Kakek Sura yang baru saja datang dari puncak Bukit Halimun, mengantar Bu Surmi, kini sudah meninggalkan tempatnya menuju ke suatu tempat di mana Mbok Darsih dibawa oleh siluman kera itu.
Sementara itu, setelah memastikan si Jalu tidak terlalu parah, Kakek Sura terus melesat dari dalam rumahnya. Ia rupanya sudah tahu dibawa kemana Mbok Darsih dan siapa yang menculiknya.
Dengan menggunakan ajian Kijang kencana, Kakek Sura terus melesat menerobos di tengah gelap dan dinginnya malam. Ia terus menuju pada suatu tempat yang jaraknya lumayan jauh dari Bukit Halimun.
Kakek Sura
Tidak lama kemudian akhirnya Kakek Sura sampai pada tempat yang Ia tuju. Sebuah tempat yang dikenal dengan sebutan Lembah Monyet. Letaknya sebelah Utara Bukit Halimun. Sekilas, kalau dilihat dari kejauhan, Lembah Monyet itu berada di tengah-tengah dua bukit tinggi. Yaitu antara bukit Halimun dan Bukit Harendong. Pada zaman dahulu, entah tepatnya tahun berapa, orang-orang dahulu menamakan bukit Halimun karena ada sebab musabab asalnya.
Konon, di bukit sana banyak orang yang hilang karena tersesat entah apa, karena tebalnya kabut yang menutupi bukit tersebut. Kabut yang tak seperti kabut biasa yang ada dan terjadi di suatu tempat. Oleh karenanya dinamakan bukit Halimun. Hanya orang-orang tertentu dan yang bernasib baik, bisa pulang lagi ke rumahnya jika habis dari sana.
Adapun mengenai cerita asal usul tentang Cakra Buana Raksa yang menjadi penguasa di Bukit Halimun tersebut, jarang orang yang mengetahuinya, atau bahkan seperti enggan membahasnya, entah kenapa alasannya. Mungkin hanya orang-orang tertentu yang berhasil mencari dan mendapatkan pesugihan dengan jalan pintas dari Bukit Halimun tersebut. Itu juga jarang sekali. Karena menurut cerita orang dahulu juga, kebanyakan orang yang berniat mencari pesugihan di Bukit Halimun sana, banyak yang gagal. Atau bahkan banyak yang tidak bisa pulang ke rumahnya lagi.
...Petilasan Cakra Buana Raksa di puncak bukit halimun malam hari...
Sedangkan bukit yang satunya lagi yaitu bukit Harendong. Dinamakan Bukit Harendong, karena di puncak bukit itu ada banyak pohon Harendong dan ada satu pohon Harendong yang sangat besar sekali melebihi pohon yang lainnya. Konon menurut cerita legenda masyarakat zaman dahulu, pohon Harendong itu jelmaan dari siluman raksasa yang terkena kutukan.
Di bukit sana lah tempat berkumpulnya para
siluman, genderwo dan juga para dedemit.
...Bukit Harendong siang hari di lihat dari jauh. (ilustrasi)...
Kebanyakan dari para jin dan siluman yang memuja dan mencari kesaktian dengan cara bertapa serta mencari tambahan kekuatan gaib dari leluhur yang menguasai Bukit Tersebut.
Sebenarnya, antara dua bukit tinggi yang menjulang seperti gunung itu ada lagi bukit kecil, yang dinamai Bukit Monyet Bodas.
Konon, bukit kecil yang dinamai bukit Monyet Bodas, karena dahulu kala ada sepasang Kera putih yang menghuni di bukit sana, bahkan sampai kini, di atas puncak bukit kecil bukit monyet bodas itu ada dua petilasan atau dua yang menyerupai makam kecil yang berbentuk bulat opal, yang kemungkinan petilasannya dari sepasang Kera Putih tersebut.
Entah siapa yang membuatnya petilasan sepasang Kera Putih tersebut. (Author juga nggak tahu).
Di bawah bukit Monyet Bodas itu ada suatu lembah. Yang menurut cerita juga, di Lembah Monyet itu ada sebuah kerajaan siluman kera yang secara kasat mata manusia biasa tak akan terlihat sebuah kerajaan melainkan hanya sebuah lembah curam dengan banyak bebatuan besar dengan banyak ditumbuhi pohon-pohon besar ratusan tahun.
Lembah yang kelihatan angker dan menyeramkan, dengan semak belukar yang banyak dijadikan sarang binatang hutan atau hewan buas yang menetap di sana. Tak terkecuali dengan Siluman Kera yang mempunyai kerajaan di lembah tersebut.
...Suasana lembah Monyet malam hari...
Kakek Sura sudah sampai di lembah Monyet tersebut. Dan kini Ia sedang duduk bersila di atas sebuah batu besar di bawah tebing yang cukup tinggi. Kakek Sura menghadap ke arah tebing tersebut yang menyerupai sebuah pintu gerbang.
Kemudian, Kakek Sura merapalkan mantra-mantra dan ajiannya untuk bisa menembus melihat dengan jelas suasana yang ada di sekitarnya.
Mungkin kalau dilihat dengan kasat mata biasa, tempat itu hanya ada dua buah batu besar yang menggapit lubang berbentuk sebuah Goa.
Di sekelilingnya banyak ditumbuhi semak belukar, akar-akar pohon yang saling menjuntai serta tumbuhan-tumbuhan dan pohon liar di sekitaran Kakek Sura berada.
...Lawang Goa ( kerajaan siluman kera )yang akan Kakek Sura masuki. (ilustrasi)....
Beberapa menit kemudian. setelah Kakek Sura merapalkan mantra-mantra nya, tiba-tiba ada angin kencang yang datang dengan suara yang sangat bergemuruh disertai suara lolongan Anjing hutan dari arah barat yang lokasi nya agak rendah dari tempat sekitaran goa.
Kakek Sura tidak bergeming dari tempat duduk bersilanya. Ia terus fokus dan khusyunya dalam merapalkan mantra-mantra, tentunya juga sedang mengeluarkan ajian-ajiannya untuk menghadapi situasi yang tidak diinginkan entah itu berupa serangan atau perlawanan dari Siluman Kera tersebut.
Bersamaan gemuruhnya suara angin yang semakin menderu, tiba-tiba ada sinar yang berbentuk bola api melesat secepat kilat dari dalam goa, menyambar Kakek Sura yang masih bersila.
Saat bola api itu mengenai tubuhnya, Kedua mata kakek Sura yang semula terpejam, kini terbuka dengan cepatnya. Kemudian, bola api yang akan mengenai pada dirinya pun langsung ditiup dengan memakai tenaga batin yang full.
"Wwuussshh.. pyuuhh.."
Kakek Sura meniup bola api itu. dan bola api mental ke atas. Seketika padam tersapu angin. Baru saja Kakek Sura mengambil nafas nya lagi, kini muncul lagi serangan dari dalam Goa yang berupa Angin limbung yang berputar putar. Melesat dengan sangat cepat mau menghantam badan Kakek Sura lagi, yang masih belum beranjak dari duduk sila nya.
"Wuuuusssshhh.... Wrrrrrrr.... Wuuuuuussh... Wrrr . Wrrr..."
Dan dengan cepatnya, terdengar suara menggelegar keras sekali.
"Duaaaaaar...."
"Brraaaak..bruuugh"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
tolong bantu dari pihak Mangotoon nya....
kayak nama tetangga ku hHaha
lanjut yuk... ber Horor ria.... hehehe