Joanna memiliki kehidupan yang bahagia. Keluarga yang menyayangi dan mendukungnya. Pekerjaan yang mapan dengan gaji tinggi. Dan calon suami yang mencintainya.
Sayangnya, kehidupan Jo hancur hanya dalam tempo singkat. Usaha keluarganya hancur. Menyebabkan kematian ayah dan ibunya. Dipecat dan bahkan tidak dapat diterima bekerja dimanapun. Dan calon suaminya menikah dengan putri konglomerat.
Dan semua itu karena satu orang. Konglomerat yang terlalu menyayangi adiknya sampai tega menghancurkan kehidupan orang lain.
Jo tidak akan pernah memaafkan perbuatan musuh terburuknya. Tidak akan
yang belum 20 tahun, jangan baca ya🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
Berbeda
Ternyata memang berbeda.
Bercinta dengan wanita itu tidak sama dengan wanita lain. Anthony kini menyadari perbedaannya. Dengan wanita itu Anthony merasa lebih bisa menghayati setiap detail sentuhan dan pergesekan tubuh mereka. Membuat kenikmatan terasa berlipat ganda.
Seminggu sudah dia berusaha mengabaikan wanita itu. Bahkan membawa seorang model dengan niat menggantikan Joanna. Tapi ternyata tidak bisa.
Dia harus kembali ke wanita itu. Kalau tidak tubuhnya akan tersiksa karena hasrat yang tak tersalurkan dengan benar.
Anthony bangun dengan wanita itu masih meringkuk dalam pelukannya. Dia berusaha merapikan rambut yang menghalangi wajah cantik itu. Dan tidak sengaja membuat wanita itu terbangun.
"Sudah pagi?" tanya wanita itu dengan suara kekanak-kanakan yang lucu.
"Iya. Tidurlah sebentar lagi"
"Tapi aku harus mengirim barang pagi ini" kata wanita itu lalu berupaya bangun. Tapi Anthony tidak berniat melepasnya pergi. Dia menarik wanita itu kembali ke pelukannya. Dan memainkan sesuatu yang memaksa wanita itu mengerang.
"Ahhh, kenapa?" tanya wanita itu kelihatan tersiksa juga terangsang dalam waktu bersamaan.
Anthony tersenyum nakal.
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi pagi ini"
"Tapi ... Ahhhh" jerit wanita itu ditahan dalam gelombang suara yang ramah di telinga.
"Sekarang, kau tidak akan bisa melawan"
Ranjang mengeluarkan suara decit yang berirama. Sesuai dengan kepuasan yang terasa dalam diri keduanya. Seluruh proses itu akhirnya berakhir saat matahari menunjukkan semua sinarnya ke dalam kamar wanita itu.
"Apa kau akan tetap bekerja?" tanya Anthony hampir tertawa melihat wanita itu tertatih berjalan ke kamar mandi.
"Ini semua salahmu. Padahal hari ini aku sibuk sekali"
"Bagaimana kalau aku membantumu mandi?"
"Tidak!!!" tolak wanita itu segera.
"Aku akan membantumu mandi lebih cepat" rayu Anthony.
"Kau memang gila"
Anthony tersenyum angkuh. Dia senang sekali mendengar wanita itu mencelanya. Tapi ... Apa benar wanita itu akan sibuk pagi ini? Sibuk apa?
"Aku akan mengirim semua barang yang dipesan adikmu. Nona Katherine Cooper"
Segera Anthony kehilangan semua kesenangan yang dialami sejak semalam. Setiap kali berhubungan dengan adiknya, Anthony selalu mencurigai wanita itu.
"Barang apa?"
Wanita itu mengeluarkan daftar barang panjang. Anthony membaca daftar itu dan merasa adiknya terlalu berlebihan. Sejak kapan Katherine menjadi konsumtif seperti ini? Dan jumlah uang yang dikeluarkan untuk semua peralatan bayi yang belum lahir ini sangatlah besar.
"Aku sudah berjanji akan mengirim pagi ini. Aku pergi dulu"
Wanita itu pergi dengan cepat. Meninggalkan Anthony dalam kebimbangan. Apa yang harus dia lakukan. Mencurigai wanita itu lagi? Tapi ini hanya proses mengantarkan barang. Bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan. Wanita itu tidak mungkin melakukan sesuatu pada adiknya. Benar kan?
"Apa yang kakak lakukan disini?" tanya Katherine.
Karena terlalu khawatir, Anthony membatalkan semua pekerjaannya dan mendatangi rumah adiknya.
"Apa aku perlu ijin untuk mendatangi rumah adikku sendiri?"
"Bukannya kakak sibuk?"
"Tidak. Aku tidak sibuk"
Padahal sekertarisnya kini dalam keadaan bingung. Menjadwalkan ulang rapat dan rencana pertemuan.
"Kak Brandon saja sudah berhasil aku usir pagi tadi" ucap Katherine kelepasan.
"Kau usir? Memangnya kenapa Brandon harus kau usir pergi?"
"Maksudku. Kak Brandon harus bekerja pagi sekali hari ini" sangkal Kate, membuat Anthony tiba-tiba curiga.
"Apa yang akan kau lakukan pagi ini?" tanyanya.
"Tidak ada"
"Lalu kenapa kau bangun pagi? Bukannya akhir-akhir ini kau sedang malas bangun pagi dengan alasan kehamilanmu?"
"Aku ingin berolahraga" jawab Katherine lalu membuang muka.
Berbohong. Setiap kali berbohong, Katherine tidak mau melihat wajah orang yang diajaknya bicara. Kenapa adiknya harus berbohong untuk masalah barang. Apa karena ini berhubungan dengan wanita itu? Apa Katherine memiliki rencana lain? Tidak mungkin. Adiknya adalah wanita paling lembut yang Anthony tahu. Tidak mungkin melakukan sesuatu yang merugikan orang lain. Anthony tidak pernah mengajarkan itu.
Nampaknya dia harus ada disini sampai wanita itu datang. Untuk berjaga-jaga seandainya terjadi sesuatu.
Tak lama wanita itu benar-benar datang dengan sebuah truk besar. Dan sangat terkejut melihat kehadirannya di rumah Katherine.
"Selamat pagi Tuan Anthony, Nona Katherine" sapa wanita itu sopan. Lalu muncul seorang pria muda dari belakang truk. Sepertinya pekerja yang disewa untuk pemindahan barang.
"Ohh, sungguh terhormat dapat bertemu dengan seorang pengusaha paling kaya di negeri ini. Selamat pagi Tuan Anthony Cooper. Dan adik satu-satunya yang sangat beruntung juga cantik. Nona Katherine Cooper"
Terlalu berlebihan, tapi merupakan reaksi yang biasa orang tunjukkan saat pertama kali bertemu dengannya.
"Iya" jawab Anthony singkat.
"Kenapa terlambat sekali?! Aku sudah menunggu sejak pagi dan kalian terlambat!!" bentak Katherine mengejutkan Anthony. Baru kali ini dia mendengar nada sekeras itu dari adiknya.
"Maaf Nona. Saya yang terlambat bangun pagi ini" jelas wanita itu.
Terlambat bangun? Anthony tersenyum mendengar kebohongan wanita itu. Dia yang tahu alasan sebenarnya wanita itu terlambat.
"Alasan. Semua hanya alasan. Kau memang tidak profesional. Sejak pertama kali menolak pekerjaan ini, aku tahu kau tidak becus menjadi shopping asisten. Aku membatalkan semua pembelian ini. Batal" teriak Katherine lalu masuk kembali ke rumah.
Meninggalkan wanita itu dalam keadaan terkejut. Pantas saja Katherine tidak menyerah mengirim pesan saat wanita itu dipaksa Anthony membatalkan pekerjaan ini. Dan sekarang, setelah semua barang harus diterima. Katherine menolaknya begitu saja.
Walaupun tanpa masalah keterlambatan, Katherine pasti telah menyiapkan alasan lain yang bisa digunakan untuk membatalkan pembelian.
"Wah, bagaimana ini Jo?" tanya pekerja tidak sopan pada wanita itu.
Mata mereka beradu kemudian wanita itu berbalik dan terdiam untuk sesaat.
"Kita tidak bisa memaksa" kata wanita itu.
Lalu sebuah mobil masuk ke halaman rumah Katherine. Seorang pria turun dan bertatapan dengan wanita itu. Lama sekali sampai membuat Anthony geram. Tapi dia tidak akan membiarkan hal itu berlangsung lama.
"OOOOHHH BRANDON. Kenapa kau pulang lagi?" tanya Anthony. Sengaja dengan suara kencang agar Katherine yang ada di dalam rumah mendengarnya.
Ketika adiknya bergegas keluar rumah lagi, Anthony menemukan wanita itu sudah beralih melihatnya. Sedangkan Brandon. Adik iparnya itu masih tetap menatap mantan kekasihnya. Baru kali ini, Anthony ingin menghajar adik iparnya itu. Namun terpaksa dia tahan karena Katherine sudah ada di tempat kejadian.
Akhirnya semua pemeran telah hadir. Anthony ingin melihat bagaimana adiknya menyelesaikan masalah yang dia buat sendiri. Dia juga ingin memastikan apakah wanita itu masih memiliki sisa perasaan pada Brandon. Sang adik ipar yang tampak sekali belum bisa melupakan mantan kekasihnya.
Juga pemeran tambahan pria muda yang tidak tahu apa-apa berdiri diantara mereka.