Daniel Van Houten, mafia berdarah dingin itu tak pernah menyangka dirinya di vonis impoten oleh dokter. Meski demkian Daniel tidak berputus asa, setiap hari ia selalu menyuruh orang mencari gadis per@wan agar bisa memancing perkututnya yang telah mati. Hingga pada suatu malam, usahanya membuahkan hasil. Seorang gadis manis berlesung pipi berhasil membangunkan p3rkurutnya. Namun karna sikap tempramental dan arogannya membuat si gadis katakutan dan memutuskan melarikan diri. Setelah 4 tahun berlalu, Daniel kembali bertemu gadis itu. Tapi siapa sangka, gadis itu telah memiliki tiga anak yang lucu-lucu dan pemberani seperti dirinya.
____
"Unda angan atut, olang dahat na udah tami ucil, iya tan Ajam?" Azkia
"Iya, tadi Ajam udah anggil pak uci uat angkap olang dahat na." Azam
"Talau olang dahatnya atang agi. Tami atan ucil meleka." Azura.
_____
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
"Ayang."
Ayang tersentak merasakan tangan sesorang mengusap kepalanya.
"Bunda..." Ayang bergumam sembari duduk dan lansung memeluk wanita itu.
"Bunda, jangan tinggalin Ayang lagi." Tangis Ayang pecah memeluk wanita itu.
Cukup lama Ayang menangis dalam pelukan wanita itu, sambil terus bergumam meluahkan kerinduan yang ia rasakan selama ini. Hingga akhirnya Ayang sadar, jika wanita yang tengah di peluknya bukanlah sang bunda. Lantas Ayang mengurai pelukannya, sembari menyeka air mata. "Bu Hajjah!"
"Ayang kamu kenapa Nak?" Hajjah Rodiah keheranan mendengar erangan suara Ayang yang tidak jelas.
"Bu Hajjah kenapa bisa ada di sini?" Hanya erangan yang terdengar serta tangan Ayang bergerak-gerak seperti orang bisu tengah bicara.
"Ya Tuhan, apa yang di lakukan iblis itu padamu, Nak?" Hajjah Rodiah menangkup kedua pipi Ayang, lalu membawanya kedalam pelukan.
Ayang kembali terisak dalam pelukan wanita paruh baya itu.
.
.
.
"Ayang, sekarang coba ceritakan, kenapa kamu bisa seperti ini, Nak? Apa yang di lakukan iblis itu padamu."
Kini Ayang telah berada di rumah hajjah Rodiah, di sana juga ada pak Bampang---suami hajjah Rodiah.
Dengan bahasa isyarat Ayang meminta alat tulis pada hajjah Rodiah.
Bambang yang mengerti, segera berdiri mengambil alat tulis, tidak lama ia kembali lagi memberikan sebuah buku tulis dan pena pada Ayang.
Ayang pun mulai menulis di kertas yang di berikan pak Bambang, ia menceritakan semua perlakuan Daniel terhadapnya hingga menyebabkan suaranya menghilang.
Hajjah Rodiah memeluk Ayang, ketika mengetahui apa yang dialami gadis malang itu setelah berpisah dengannya beberapa minggu yang lalu. "Semoga iblis itu menerima karma atas perbuatan yang pernah di lakukannya terhadap kamu dan almarhum Ayahmu, Nak," ucap Hajjah Rodiah, membuat Ayang seketika melepaskan diri dari pelukannya. Mata Ayang menatap lekat wanita paruh baya yang duduk di sampingnya.
Hajjah Rodiah beralih manatap suaminya. "Abi, sepertinya sudah waktunya Ayang mengetahui apa yang dialami almarhum pak Suwardi dua puluh tahun yang lalu."
Mata Ayang beralih menatap pak Bambang, meminta penjelasan pada pria yang telah berumur setengah abad itu.
Pak Bambang menghela nafas panjang. "Baiklah, Bapak akan ceritakan semuanya."
Kemudian pak Bambang berdiri dari duduknya, berjalan ke sebuah kamar, tidak lama ia kembali lagi membawa sebuah album foto.
Pak bambang menunjukkan beberapa foto pada Ayang. Foto saat ia bersama dengan almarhum pak Suwardi--ayah Ayang, semasa mereka masih menggunakan seragam kepolisian.
"Dahulu, Bapak dan almarhum ayahmu adalah sahabat baik. Kami Sama-sama berprofesi sebagai polisi. Beliau adalah polisi yang jujur, tidak mau di suap oleh kalangan penguasa demi harta ataupun jabatan. Suatu ketika ayahmu mengungkap kasus perdagangan manusia yang di lakukan kalangan mafia. Beliau berhasil melakukan tugasnya dengan baik, menangkap para mafia yang bermain di dalamnya. Namun, hanya beberapa hari saja para tersangka di bebaskan karna semua bukti yang almarhum sita sudah di lenyapkan oleh oknum polisi yang juga terlibat di dalamnya. Beliau tidak lah patah arang. Beberapa bulan kemudian, beliau bercerita jika saat itu tengah menyelidiki kasus perdagangan senjata ilegal antar negara. Ketika tengah menyelidiki kasus itulah, beliau menghilang begitu saja. Pihak kepolisian tidak ada memberikan klarifikasi sepatah katapun. Bapak juga mencoba melanjutkan kasus yang tengah di tangani Ayahmu. Tapi, para mafia itu begitu cerdik, mereka memfitnah Bapak, mengatas namakan pengiriman semua senjata-senjata ilegal itu atas nama Bapak sendiri. Hingga akhirnya Bapak di pecat secara tidak hormat dan harus meringkuk 10 tahun penjara." Pak Bambang menjeda kalimatnya. Kemudian kembali masuk ke dalam kamar, tidak lama ia kembali lagi membawa foto berukuran 4 R.
"Dia adalah pemimpin mafia yang tengah di selidiki Ayahmu waktu itu. Putra tunggal Darius Van Houten." Pak Bambang menyerahkan foto itu pada Ayang.
Ayang terpaku di tempat kala melihat foto itu. Foto Daniel 20 tahun yang lalu yang tak jauh berbeda dengan Daniel yang pernah ia lihat, hanya saja wajah pria itu sekarang lebih terlihat matang.
Selama ini, Ayang tidaklah pernah mengetahui cerita ini dari bundanya. Halimah hanya mengatakan, jika ayahnya sudah meninggal.
Belum sempat Ayang bertanya banyak tentang sosok ayahnya, tiba-tiba suara motor Dani terdengar di luar.
Hajjah Rodiah berdiri, lalu mengintip dari balik gorden jendela.
"Ayang, Dani sudah datang. Kamu bersembunyilah dulu, takutnya Dani akan mencarimu kesini."
Ayang hanya menurut, ketika hajjah Rodiah membawanya naik ke lantai dua kediaman itu.
Tidak lama berselang, dugaan hajjah Rodiah benar. Di luar, pintu rumahnya di gedor dengan sangat keras sambil berteriak memanggil Ayang.
Pak Bambang yang masih berada di ruang tamu, segera berdiri membukakan pintu.
"Ay! Ay!" Suara teriakan dari luar rumah.
"Pak haji, apa Ayang ada di sini?" tanya Dani seketika saat pintu rumah telah terbuka.
"Eh, Dani, kapan kamu pulang?" Pak Bambang berbasa-basi.
"Ck! Gak usah basa-basi, Pak Haji! Mana adik Gue? Kalian pasti menyembunyikannya kan?" tuduh Dani lansung.
"Masuk lah dulu, Dan," ucap pak Bambang ramah.
"Gua gak ada waktu, Pak Haji, cepat suruh Adik Gue keluar. Ay! Ay! Keluar, Ay, Gue sudah pulang!"
"Dani, jaga sikapmu! Teriak-teriak di rumah orang. Ayang tidak ada di sini!" sahut hajah Rodiah sembari berjalan mendekati suaminya.
"Ck! Kalian gak usah bohong! Gua tau Ayang ada di sini!" kekeh Dani.
"Silahkan kamu periksa sendiri, jika kamu merasa Ayang ada di rumah kami," tantang hajjah Rodiah.
Dani menatap lekat pasangan paruh baya itu secara bergantian. "Awas saja kalian, jika Gue tau, kalian menyembunyikan Adik Gue!" ancam Dani sembari menunjuk hajjah Rodiah dan pak Bambang bergantian, sebelum melangkah pergi.
Hajjah Rodiah segera menutup pintu rumahnya, lalu menarik tangan suaminya ke ruang keluarga.
"Bagaimana ini Abi? Kemana kita harus membawa Ayang? Umi takut hal buruk akan menimpanya lagi."
"Umi tenanglah, Abi akan mencoba menghubungi teman Abi yang ada di desa." Pak Bambang kemudian menghubungi seseorang dengan ponselnya.
"Iya, iya, terimakasih sebelumnya Pak Mamat," ucap pak Bambang sebelum memutuskan sambungan telepon.
"Bagaimana, Bi?" tanya hajjah Rodiah tak sabaran.
"Teman Abi mau menampung Ayang di rumahnya, dia orangnya baik kok, Umi. Kebetulan dia juga tidak mempunyai anak perempuan. Tapi masalahnya sekarang, bagaimana caranya kita mengantarkan Ayang kesana, agar tidak diketahui iblis itu. Umi tau sendiri mata-matanya begitu banyak."
"Iya juga sih Bi. Coba Bastian tidak pergi keluar kota, mungkin dia bisa membantu membawa Ayang pergi dari sini."
Suasana kemudian hening, pasangan paruh baya itu tampak berpikir mencari jalan keluar agar bisa membawa Ayang pergi.
"Umi punya ide, Bi," ucap hajjah Rodiah tiba-tiba lalu membisikkan sesuatu pada suaminya.
di tunggu selalu aksi trio cadel😊
yg ada ayang tambah stres dan membenci danil
lanjut kak/Drool/
hadirkan kebahagiaan untuk ayang
sudah 3 THN kok masih asih Tor...?
Ayahnya Ayang ada sangkut sama si Daniel?
vote untuk mu thor