Alana Adhisty dan Darel Arya adalah dua siswa terpintar di SMA Angkasa yang selalu bersaing untuk menjadi yang terbaik. Alana, gadis ambisius yang tak pernah kalah, merasa dunianya jungkir balik ketika Darel akhirnya merebut posisi peringkat satu darinya. Persaingan mereka semakin memanas ketika keduanya dipaksa bekerja sama dalam sebuah proyek sekolah.
Di balik gengsi dan sikap saling menantang, Alana mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda dalam hubungannya dengan Darel. Apakah ini masih tentang persaingan, atau ada perasaan lain yang diam-diam tumbuh di antara mereka?
Saat gengsi bertarung dengan cinta, siapa yang akan menang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my pinkys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jalan-jalan dan kejutan
Sore itu, Alana dan Shasa berjalan dengan penuh semangat di sepanjang deretan toko aksesoris lucu di kawasan perbelanjaan terkenal di Seoul. Mata mereka langsung berbinar saat melihat berbagai pernak-pernik yang menggemaskan danlucu,dari gantungan kunci berbentuk karakter kartun, jepit rambut warna-warni, hingga bando berbentuk hewan yang lucu.
Di belakang mereka,tentunya Darel dan Kavin mengikuti dengan ekspresi datar, sesekali melirik ke kanan dan kiri untuk memastikan tidak ada yang mencurigakan. Bodyguard Darel yang bertugas sebagai penerjemah juga berjalan di dekat mereka, siap membantu jika diperlukan.
“Astaga,lihat ini, Shasa! Bando berbentuk Loopy! Gemes banget,ih lucu banget kan?” seru Alana sambil menunjuk ke rak aksesoris yang terdapat berbagai bando karakter dari kartun pororo.
Shasa langsung mengangguk antusias. “Wah lucu! Kita beli yuk dan pakai bersama!”
Tanpa pikir panjang, mereka mengambil dua bando Loopy dan memakaikannya ke kepala mereka sendiri. Mereka kemudian menoleh ke Darel dan Kavin yang hanya berdiri dengan ekspresi datar.
Darel dan Kavin saling pandang, perasaan nya mendadak tak enak.
Alana dan Shasa saling melirik dengan senyum jahil sebelum mengambil dua bando karakter yang sama lagi dan memakaikannya ke kepala Darel dan Kavin.
Darel menatap Alana dengan tatapan protes. “Apa aku harus pakai ini?”
Shasa tertawa sambil menepuk bahu Kavin. “Ayo dong,Vin! Kamu pakai juga.”
Kavin hanya mendesah, tapi membiarkan Shasa memasangkan bando Loopy di kepalanya. Begitu melihat bayangan mereka di cermin toko, Alana dan Shasa langsung terbahak.
“Darel dan Kavin ternyata cocok pakai bando,sangat lucu ,” goda Alana sambil tertawa.
Darel memijat pelipisnya, tapi tetap membiarkan bando itu terpasang. Sementara itu, Kavin hanya menghela napas pasrah. Dugaan mereka berdua benar tentang perasaannya yang tak enak dan ternyata mereka harus memakai bando karakter dari serial pororo.
Tolong Darel dan Kavin!
Setelah puas tertawa, mereka melanjutkan perjalanan ke sebuah tempat penyewaan hanbok. Alana dan Shasa sangat bersemangat memilih hanbok yang sesuai dengan selera mereka.
“Aku mau yang warna pink pastel ya Darel,” ujar Alana sambil mengambil hanbok dengan bordiran bunga sakura yang indah.
Shasa memilih hanbok biru muda dengan aksen emas. “Aku suka yang ini! Kelihatan elegan, kan?”
"Alana membalas ucapan Shasa" Iya, itu cocok sama kamu Sha"
Darel dan Kavin, meski awalnya enggan, akhirnya juga mencoba hanbok. Mereka mengenakan hanbok khas pria dengan warna yang lebih maskulin.
Begitu mereka selesai berdandan, seorang wanita Korea yang kebetulan lewat menatap mereka dengan kagum.
“아름다운 소녀들이네요! (Mereka gadis-gadis yang cantik!)” ujar wanita itu dengan senyum ramah.
Alana dan Shasa saling berpandangan bingung, tidak mengerti apa yang dikatakan wanita itu. Namun, bodyguard Darel yang bertugas sebagai penerjemah segera menjelaskan.
“Beliau mengatakan bahwa kalian gadis-gadis yang cantik.”
Mendengar itu, Alana dan Shasa tersenyum malu-malu.
“Kamsahamnida!” ucap Alana dan Shasa bersamaan.
Mereka kemudian mengambil beberapa foto bersama, mengabadikan momen menyenangkan dengan hanbok mereka.
Setelah puas berfoto, mereka berjalan ke pasar tradisional untuk membeli berbagai makanan khas Korea, makanan jangan sampai lupa'itu moto para cewek'
Alana dengan penuh semangat mengambil tteokbokki, odeng, dan hotteok. “Ini semua kelihatan enak banget! Heum....pasti sangat enak, apalagi masih hangat”
Shasa juga ikut menumpuk belanjaannya. “Kita harus coba semuanya sebelum pulang. Kita puas-puasin makan-makanan korea.Kapan lagi ya kan bisa makan-makanan Korea di Korea langsung”
"Let's go kita borong makanan Korea" ujar Alana dengan semangat.
Darel dan Kavin hanya menghela napas sambil membantu membawa kantong belanjaan mereka yang mulai menumpuk ada juga beberapa di bawa bodyguard,sudah pasti sangat banyak Alana dan Shasa membeli makanan.
“Kalau soal makanan, mereka memang nggak ada tandingannya,” gumam Kavin.
"Gue juga agak heran, perempuan makan banyak tapi tetap kecil dan pendek"
"Setuju gue"
Setelah puas berbelanja, mereka kembali ke mobil untuk pulang ke vila.
Di dalam mobil, Alana dan Shasa yang tadi sangat aktif, tiba-tiba terdiam. Kepala mereka bersandar ke kursi, mata terpejam, dan napas mereka mulai teratur.
Darel menoleh dan langsung terkekeh. “Hah, lihat mereka. Pas tidur aja bisa anteng, tapi kalau udah bangun,kayak orang satu komplek suaranya.”
Kavin ikut tertawa kecil. “Iya,bener. Kalau udah excited, nggak ada yang bisa berhentiin mereka.”
Darel hanya tersenyum kecil sebelum menarik selimut tipis yang ada di dalam mobil dan menyelimuti Alana.
Setelah perjalanan yang menyenangkan itu, mereka akhirnya tiba di vila dengan perasaan puas dan bahagia.
___
Hari sudah semakingelap matahari juga sudah terbenam saat mobil mereka memasuki pekarangan vila mewah milik keluarga Atharrazka. Lampu-lampu taman menyala, menerangi jalur masuk dengan lembut. Alana dan Shasa masih terlelap di dalam mobil, kelelahan setelah seharian berjalan-jalan.
Darel turun lebih dulu, lalu membuka pintu di sisi Alana. Ia menatap gadis itu sejenak sebelum menghela napas pelan. Dengan hati-hati, ia menggendong Alana dalam posisi bridal style.
Kavin yang melihat itu hanya terkekeh. “Kamu benar-benar nggak bisa biarin Alana bangun sendiri, ya?”
Darel melirik sekilas, lalu berkata santai, “Daripada dia ngeluh capek kalau gue bangunin, mending gue bawa aja.”
Sementara itu, Kavin menepuk pipi Shasa pelan. “Bangun Sha..., kita sudah sampai.”
Shasa mengerjap pelan, lalu mendengus. “Aku masih ngantuk...”
“Kalau begitu, aku juga gendong kamu, nih,” ujar Kavin bercanda.
Shasa langsung membuka matanya lebar-lebar. “Jangan! Aku bisa jalan sendiri.”
Darel yang sudah berjalan menuju pintu vila hanya menggeleng melihat tingkah mereka. Saat ia masuk ke dalam, langkahnya langsung terhenti ketika melihat sosok pria tua dengan aura berwibawa tengah duduk santai di ruang tamu.
“Opa?”
Alana yang masih setengah sadar di gendongan Darel mengerjap pelan saat mendengar suara Darel. Ia mengangkat kepalanya dan melihat seorang pria tua dengan rambut yang sebagian besar sudah memutih, namun masih tampak sehat dan berkarisma.
Opa Darel—Sang Patriark keluarga Atharrazka.
Pria itu tersenyum tipis saat melihat cucunya masuk dengan menggendong seorang gadis. “Kau pulang juga akhirnya, Darel.”
Darel menurunkan Alana perlahan, memastikan gadis itu tetap berdiri dengan stabil sebelum ia menatap kakeknya. “Opa, kapan datang? Kenapa Mommy nggak beritahu Darel?
Sang Opa hanya terkekeh. “Opa datang saat kalian sedang jalan-jalan, anggap aja kejutan dari Opa?
Alana masih sedikit bingung dan mengantuk, tapi akhirnya ia sedikit menunduk sopan. “Selamat malam, Opa...”
Opa Darel menatapnya dengan penuh perhatian. “Kamu pasti Alana.”
Alana mengangguk, merasa sedikit gugup dengan tatapan pria tua itu. Namun, senyum lembut yang diberikan Opa Darel membuatnya sedikit tenang.
Tak lama, Shasa dan Kavin juga masuk ke dalam vila. Shasa terkejut saat melihat sosok asing yang langsung dikenali sebagai kakek Darel.
Kavin, yang sudah lebih familiar dengan keluarga Atharrazka, segera menyapa dengan sopan. “Selamat malam, Opa.”
Sang Opa mengangguk. “Kalian pasti lelah setelah berjalan-jalan seharian. Duduklah dulu, kita bisa berbincang sedikit sebelum kalian beristirahat.”
Mereka semua duduk di ruang tamu yang luas dan elegan. Alana merasa sedikit canggung karena ini pertama kalinya ia bertemu dengan anggota keluarga besar Darel yang lebih senior.
Sang Opa menatapnya dengan mata tajam namun penuh kebijaksanaan. “Jadi, kamu gadis yang berhasil membuat cucuku ini sedikit lebih manusiawi, ya?”
Alana terkejut mendengar kata-kata itu. “Eh?”
Darel menghela napas. “Opa, kau jangan menggoda Alana.”
Sang Opa hanya tertawa kecil. “Aku hanya mengatakan fakta. Sejak kamu mengenal Alana, kau jauh lebih bisa mengekspresikan perasaanmu, bukan?”
Darel tidak menjawab, hanya menatap kakeknya dengan ekspresi tenang.
Alana menggigit bibirnya, merasa sedikit malu. “Alana...Alana tidak tahu apakah Alana benar-benar mengubah Darel, tapi...”
Sang Opa menatapnya dengan lebih lembut. “Kamu memiliki hati yang baik, dan itu sesuatu yang langka di dunia yang kita jalani.”
Alana mengerjap, sedikit terkejut dengan kata-kata itu.
Sementara itu, Darel akhirnya bertanya, “Opa, tujuan Opa ke sini hanya untuk mengejutkanku, atau ada hal lain?”
"Jelas saja Opa datang kemari karna Oma disini" dengus Opa Darel.
Sang Opa tersenyum tipis. “Tentu saja aku datang bukan hanya untuk memberikan kejutan. Ada hal penting yang perlu kita diskusikan. Tapi itu untuk besok pagi. Malam ini, kalian semua istirahatlah dulu.”lanjut Opa Darel.
Darel menatap kakeknya dengan curiga, tapi tidak bertanya lebih lanjut. Ia tahu, jika kakeknya berkata seperti itu, berarti ada sesuatu yang cukup serius yang harus mereka hadapi.
Setelah berbincang sebentar, akhirnya mereka semua pergi ke kamar masing-masing untuk beristirahat.
Namun, sebelum masuk ke kamarnya, Darel menatap Alana yang masih berdiri di depan pintu kamarnya.
“Kamu baik-baik saja?” tanyanya.
Alana menoleh dan mengangguk. “Hanya masih sedikit terkejut. Opa-kamu... agak menakutkan, tapi juga terasa hangat.”
Darel tersenyum tipis. “Dia memang begitu. Jangan khawatir, dia menyukaimu.”
Alana tersenyum kecil. “Aku harap begitu.”
Darel mengangkat tangan dan mengacak rambutnya dengan lembut. “Tidur sana. Besok akan menjadi hari yang panjang.”
Alana mengangguk dan masuk ke dalam kamarnya, sementara Darel juga masuk ke kamarnya sendiri, bersiap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi keesokan harinya.
FYI:◖Oma Queen panggilan untuk Oma Darel(Belle Celestia Atharrazka) ◗
◖Opa Rex panggilan untuk Opa Darel(Leo Raphael Atharrazka) ◗