seorang istri yang di rendahkan suami dan keluarga nya.
suami yang perhitungan dan suka selingkuh. membuat sang istri bangkit dan balas dendam dengan elegan kepada suami dan keluarga nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Setelah mobil Rihan tidak terlihat di depan pekarangan rumah. Bu Ratih dan Sarah masuk ke dalam.
"Bu, Mbak Niela baik banget ya Bu, Kita dibelikan tas mahal." Cicit Sarah.
"Iya, selain baik dia juga kaya dan cantik Rah, Kita harus membantu Kakak kamu supaya secepatnya menikah dengan Niela. Ibu sudah tidak sabar punya menantu kaya seperti Niela. Agar Ibu ketularan menjadi orang kaya." Ucap Bu Ratih.
"Benar banget Bu, besok Kan Niela mau ngajak ke salon.Ibu mau ikut tidak?" Tanya Sarah.
"Mau dong, masa ibu gak ikut. Ibu kan juga pingin perawatan. Biar ibu tampak awet muda."
" Aku gak sabar nunggu hari esok Bu, kapan lagi kita perawatan ke salon. Kalau mau nunggu di ajak menantu Ibu yang itu ke salon kita harus nunggu kucing bertanduk dulu. " mereka berdua pun tertawa.
"Benar dia kan miskin. Mana mampu dia bawa kita ke salon. Dia beli bedak aja gak mampu." kata Bu Ratih.
"Bener, udah dekil, jelek malah gak bedak kan jadi tambah kelihatan kusamnya." ucap Sarah..
"Gimana mau berdandan, dari mana dapat beli bedak kalau untuk makan saja tidak cukup. Kalau ngomong itu dipikir dulu,jangan ceplas-ceplos saja."
"Kanya anakku sudah menafkahi kamu jangan merasa menjadi istri yang ter dzolimi." jawab Bu Ratih.
"Coba ibu pikir uang satu juta untuk kebutuhan rumah sebulan apa itu cukup Bu?"
Kanya tiba tiba muncul keluar dari kamar.
"Jangan asal ngomong ya kamu. Kamu saja yang boros malah bilang anak ku menafkahi mu tak layak."
"Ya sudah terserah Ibu ngomong apa. Ibu akan merasakan nanti. Jika ibu yang pegang uang. Silahkan saja ibu menikmatinya.
Oh ya, dimana Mas Rihan? Kok tidak kelihatan di rumah.
"Kak Rihan mengantar Mbak Niela pulang." jawab Sarah.
"Mengantar nya pulang. Emang dia tidak bisa pulang sendiri?" Ucap Kanya .
"Ibu yang minta Rihan mengantar kan pulang. Memang nya kenapa?" Ucap Bu Ratih.
"Seharusnya dia tahu kalau Mas Rihan sudah beristri. Lagian kenapa Ibu malah nyuruh antar dia pulang?".
"Suka suka Ibu lah, Rihan kan anak Ibu. Jadi terserah Ibu mau suruh Rihan ngapain saja toh, Rihan juga dengan senang hati mengantarkan Nela pulang. Mereka kan berteman. walaupun Ibu berharap nya hubungan mereka lebih dari teman.
"Maksud Ibu, Ibu berharap kalau Mas Rihan dan Niela ada hubungan lebih begitu? Tanya Kanya.
"Ya Kan tak ada salahnya Ibu berharap Rihan kembali sama Niela. Lagian kamu juga mandul tidak bisa memberikan Ibu cucu. Jadi tidak ada salahnya kalau Rihan menikah lagi ."
"Jadi Ibu mendukung anak Ibu menikah lagi, hanya karena aku belum bisa memberikan cucu?"
"Ya, siapa juga yang mau bertahan dengan wanita mandul seperti kamu. Kamu juga dekil, jelek , jauh berbeda dengan Niela."
"Baiklah, kalau Ibu ingin menikah lagi, aku akan setuju, tapi sebelum nya ceraikan aku dulu. Karena aku tidak mau dimadu. Dan satu lagi. Jika itu terjadi maka silahkan kalian semua angkat kaki dari rumah ku." Kata Kanya dengan tegas.
"Rumah ini juga ada hak Rihan." Kata Bu Ratih.
"Hak yang mana? Rumah ini aku membeli sendiri pakai uang ku sendiri tanpa ada campur tangan Mas Rihan. Jadi Mas Rihan tidak punya hak sama sekali atas rumah ini. Ibu harus ingat Itu."
Rihan yang baru pulang melihat pertengkaran ibu dan istrinya.
"Ada apa lagi sih Bu, kalian berdua bertengkar terus apa tidak capek?"kata Rihan.
"Itu Kak, Mbak Kanya ingin mengusir Ibu dari rumah ini." Adu Sarah.
"Iya Han, dia ingin mengusir kita dari rumah ini. Dan dia bilang kalau kamu tidak ada hak atas rumah ini. "Bu Ratih mengadu kepada Rihan.
"Benar begitu Kanya.? "Tanya Rihan.
"Iya mas, aku memang bilang begitu. Karena ibu bilang kalau dia ingin kamu menikah lagi. Jadi aku bilang. Silahkan saja kalau Mas mau menikah lagi. Tapi kalian semua harus angkat kaki dari sini karena aku tidak mau di madu hanya karena aku belum bisa memberikan keturunan."
Kanya menjelaskan panjang lebar apa yang menjadi pemicu pertengkaran nya dengan Ibunya.
Dan itu membuat Rihan gelagapan.
"Ti....Tidak kok Kanya. Mas tidak ada niat untuk menikah lagi. Percaya deh sama Mas. Itu hanya emosi ibu saja. Jangan kamu dengarkan omongan Ibu, Ayo kita masuk ke kamar, istirahat.
Rihan menggandeng Kanya masuk kamar.
"Kamu jangan dengar omongan ibu tadi. Mungkin ibu hanya emosi. Kamu percaya kan sama Mas?" Tanya Rihan.
"Ya tergantung Mas, Mas kan pingin punya anak. Mana tau nanti Mas diam diam menikah, hati manusia kan tidak ada yang tahu Mas."Kata Kanya menyindir Rihan.
"Mas memang ingin punya anak. Tapi kalau memang belum di kasih Allah, mas akan menunggu. Ya sudah sekarang tidur saja." Kanya pun manut. Mereka pun tidur.
*
Keesokan harinya...
Mereka sedang sarapan bersama. Mulai hari ini Kanya tidak masak lagi. Karena Rihan sudah tidak memberikan jatah bulanan lagi padanya.
jadi mau tidak mau Bu Ratih yang harus menyiapkan sarapan untuk semuanya.
"Rihan, hari ini kan kamu gajian, jangan lupa uang nya kasih ke Ibu. "
"Iya Bu, Rihan gak lupa kok ."
"Mas hari ini kan Mas tidak kerja. Nanti antarkan aku dan Ibu ke salon. Aku dan Ibu mau perawatan." Kata Sarah.
"Oke, nanti Kakak akan antar kalian." Kata Rihan.
"Aku juga mau pamit Mas nanti aku mau keluar sana Maria" Kata Kanya.
"Maria sahabat kamu yang bekerja di kantor Yang sama dengan Mas itu ya?"
"Iya Mas." Jawab Kanya singkat.
"Baiklah, tapi Mas tidak bisa antar kamu, soalnya Mas harus antar Sarah dan Ibu."
"Tidak masalah Mas, lagian nanti Maria jemput aku kok. Mas bisa memberiku sedikit uang?" Tanya Kanya.
"Kalau begitu kamu hati. Dan maaf ya Mas tidak bisa memberikan Uang, kamu kan tahu uangnya sudah di minta Ibu."Kata Rihan.
"Ya sudah, terserah Mas saja. " Kata Kanya.
"untuk apa juga kamu minta Uang. Nanti uangnya kamu buat beli yang bukan bukan. Dan kalau kamu mau yang itu ya kerja jangan hanya bisanya menghabiskan uang saja." Oceh Bu Ratih.
"Apa salahnya sih Bu aku minta uang ke suami sendiri. Kan Mas Rihan dulu yang janji. Mas Rihan minta aku berhenti bekerja dan Mas Rihan yang akan menanggung semua biaya hidup ku." Kanya tak mau kalah.
"Sudah sudah jangan bertengkar lagi. Pusing aku dengar nya." akhirnya dengan terpaksa Rihan mengeluarkan uang 300 ribu dari dompetnya
"apa apaan sih kamu Han, kenapa kamu malah ngasih dia uang." Bu Ratih tidak terima Rihan memberikan uang pada Kanya
"Sudah tidak apa apa Bu, biarkan saja. Jatah ibu kan lebih banyak. Setelah ini aku akan antar kalian. Kalian berdua siap siap.