Dor,,, dor
"Dasar wanita bodoh" ucap Alex.
"K-kenapa?"ucap Saviera terbata-bata.
"Sayang, apakah masih lama? aku sudah tidak sabar untuk menikmati harta kekayannya ini loh" ucap Alexsa.
Saviera dan Lexsa merupakan sahabat, akan tetapi Alexsa tidak pernah senang dengan apa yang Saviera dapatkan.
"K-kau menusuk ku Lex-sa" ucap Saviera terbata-bata.
"Kau itu adalah perempuan bodoh yang pernah aku temui,, hahahah" tawa Alexsa menggema di ruangan itu.
Dor,,,
Tembakan terakhir, berhasil membuat Saviera kehilangan nyawa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci Aulia fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Teman Lama
Hallo pembaca "Transmigrasi Saviera" maaf ya kalau author up kemaren cuma satu aja🙏🏻, soalnya author dalam kondisi kurang sehat dan ke kejar dengan tugas perkuliahan. Bila nanti author up cuma satu harap di maklumi ya, karna author harus menjalankan tanggung jawab sebagai mahasiswi juga.
Lalu terimakasih karna selalu mampir di novel author yang menurut author sendiri masih jauh dari kata sempurna, namun bila ada kritik atau saran author akan terima selama kritikan itu tidak berbentuk merendahkan ataupun bully ya🥰
...****************...
Pagi ini, William sudah rapi dengan pakaian kantornya. Sebelum turun dari lantai dua William melihat sebuah foto seorang perempuan yang ia selidiki.
Sedang Karina dan Jaya (kita kasih nama mama dan papanya William ya sekarang) saat sedang menunggu William di meja makan.
"Loh mama papa kok udah rapi? Mau pergi kemana?" tanya William ketika sudah berada di meja makan.
"Kami akan pergi honeymoon" ucap Jaya spontan.
"Pa,,,," tegur Karina karna jawaban suaminya itu yang asal.
"Kemana ma?" tanya William berusaha tidak terpancing dengan ucapan sang papa.
"Sudah saya bilang kami akan pergi honeymoon, agar kamu segera punya adik,,," ucap Jaya.
"Pa,,, William mama dan papa akan pergi ke kampus yang dibawah perusahaan kamu,,, mama mau bertemu teman lama mama" ucap Karina menjelaskan kepada William.
"Oooo,,,, ke kampus,,,, di kampus gak ada hotel pa" ucap William menyindir papanya kalau di sana papanya tidak bisa berbuat aneh-aneh.
"Cih,,," ucap Jaya kesal kepada anaknya.
"Sudah-sudah,,, ayok makan nanti kamu bisa telat William" tegur Karina.
"Tidak ada kata telat selama aku bosnya ma" ucap William bercanda.
"Jangan karna kamu atasan kamu menjadi pribadi yang semena-mena, di perusahaan itu di ajarkan untuk di siplin jika kamu tidak mampu biar perusahaan itu di urus oleh orang saja" tegas Jaya sangat mengedepankan kedisiplanan baik di perusahaan ataupun di keluarganya.
William yang kena tegur langsung terdiam, karna apa yang di katakan sang papa sangat benar. Karna William seorang pemimpin ia harus memberikan contoh yang baik pada bawahannya salah satunya ia itu tidak datang seenak hati.
"Sudah, di makan makanannya" ucap Karina yang sudah menyiapkan makanan untuk suami dan anaknya itu.
Ketiga orang itu langsung memakan makanan yang sudah di sediakan oleh ratu mereka. Pada saat sarapan tidak ada satu suara pun yang keluar dari mulut mereka. Hanya suara dentingan sendok yang saling beradu sebagai pemecah keheningan.
Selesai sarapan William langsung berangkat ke kantor sedangkan Karina dan Jaya memutuskan untuk pergi bertemu teman lama Karina. Jaya dapat melihat betapa sangat berantusias istrinya untuk bertemu dengan teman lamanya itu. Sebelumnya Jaya pernah bertemu dengannya tapi setelah istrinya melahirkan anak mereka dia malah hilang kabar dan kembali di saat anaknya sudah dewasa.
"Senang?" tanya Jaya kepada Karina.
"Sangat, sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya,,, aku penasaran apakah dia sudah menemukan keluarga yang ia cari dulu?" ucap Karina mengingat kalau temannya ingin mencari salah satu anggota keluarganya.
"Hmm,,, semoga saja sudah ma" ucap Jaya ikut bersimpati kepada teman istrinya itu.
"Aku harap begitu pa, sungguh aku sangat kasihan dengan dirinya,,, dia rela menghabiskan waktunya untuk mencari keluarganya itu dari pada menjalin hubungan dengan seseorang lelaki, padahal dia dulu di gemari banyak lelaki saat di kampus" ucap Karina menceritakan kalau temannya itu memiliki penggemar atau fans.
"Hm,,, kita cuma bisa berdoa untuk teman mama itu" ucap Jaya kepada istrinya.
Jaya sendiri tidak menyangka kalau teman istrinya itu akan memiliki kisah seperti itu. Jaya yang lahir dari keluarga yang harmonis dan bergelimang harta tidak membuat dirinya kehilangan rasa empati kepada manusia lain begitu pula dengan Karina.
Lima belas menit kemudian
Karina dan Jaya sudah sampai di tempat tujuan, mereka bisa melihat bagaimana kampus itu terus maju dari waktu ke waktu. Karina dan Jaya langsung turun dari mobil, tidak lupa Karina memberikan kabar kepada temannya kalau dirinya sudah berada di kampus.
Disaat yang sama Saviera dan ketiga temannya datang. Mereka langsung memarkirkan kendaraan yang mereka gunakan sesuai dengan aturan parkir di kampus itu.
Saat Saviera hendak melangkahkan kaki untuk menghampiri temannya yang berada di seberang. Di kejutkan dengan suara motor yang kencang dari arah gerbang sekolah dan ia melihat orang tua seperti sedang mencari sesuatu tampak tidak mendengar suara motor itu.
Happp,,,
Saviera langsung menarik kedua tangan orang tua sedikit kuat. Kalau ia tidak bertindak pasti akan ada tragedi di pagi ini di kampus.
"Om Tante tidak apa-apa?" tanya Saviera merasa sedikit tidak enak hati karna menarik kedua tangan yang sudah mengkriput itu dengan kuat.
"O-oh,,, tidak apa-apa" ucap Karina yang baru tersadar dengan kejadian barusan.
"Maaf ya om tan,,, saya menarik tangan om dan tante secara paksa" ucap Saviera dapat melihat kalau ada bekas tangannya di pergelangan tangan putih milik Karina dan Jaya.
"Oh tidak apa-apa,,, seharusnya kami berterimakasih kepada kamu yang sudah menyelamatkan kamu berdua" ucap Jaya.
"Sama-sama om, kalau boleh tau om dan tante di sini mau cari siapa?" tanya Saviera.
"Saya ingin bertemu dengan teman saya, dia menjadi salah satu dosen di sini" ucap Karina kepada Saviera.
"Dosen? Kalau boleh tau siapa namanya tan, biar saya bisa anter tante keruangan teman tente" ucap Saviera.
"Namanya Dilla" ucap Karina.
Deg,,,
Entah apa namanya kali ini, Saviera dapat bertemu dengan seseorang yang tampaknya cukup dengan ibu dosen yang bernama Dilla. Seperti Saviera tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk mengetahui tentang dosennya itu.
"Hmm,,, bia saya anter om dan tante ke ruangan ibu Dilla" ucap Saviera.
"Terimakasih sudah mau membantu kami" ucap Karina.
Sedangkan ketiga teman Saviera mendapatkan kode kalau Saviera menyuruh mereka untuk duluan masuk ke kelas.
Sedangkan Saviera pergi mengantar dua orang yang sedang mencari dosen yang saat ini ia selidiki.
"Tante udah lama temanan dengan ibu Dilla?" tanya Saviera mencoba menggali informasi dari orang yang baru saja ia selamatkan.
"Hmm,,, kami berteman semenjak memasuki bangku perkuliahan sampai saat ini namun di saat saya sedang hamil besar dia tiba-tiba menghilang,,, saya pikir dia pergi untuk mencari saudaranya yang telah terpisah darinya semenjak kecil" jelas Karina.
"Hmmm,,, apa tante tau siapa nama saudaranya itu?" tanya Saviera lagi.
Saat Karina hendak menjawab pertanyaan Saviera, ternyata ia sudah melihat Dilla sedang menghampiri dirinya.
"Dilla,,,," ucap Karina sedikit dramatis