Dasar dari sebuah pernikahan adalah kejujuran
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pramita rosiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
"Kak Lucas!!, Kenapa dia disini??" gumam Arumi
Mereka melihat Lucas juga masuk ke dalam Toko perlengkapan yang akan mereka datangi, saat Arumi hendak menyapa dengan cepat Rangga menghentikannya
"Kenapa kamu mengentikan aku menyapa kak Lucas??" tanya Arumi dengan bingung
"Eeee aku kira dia tidak ingin diganggu, dia terlihat sedikit pendiam jadi aku sarankan jangan mengganggu waktunya" ucap Rangga dan Arumi menurut.
Jadilah Arumi tidak menyapa Lucas dan memutuskan langsung masuk bersama Rangga dan Andy. Saat berada di dalam toko, Arumi hanya mengikuti mereka berdua memilih perlengkapan melukis. Dalam situasi itu dia seperti orang ketiga dalam hubungan persahabatan mereka dan terasa tidak dianggap, tapi Arumi berfikir positif karena dia juga adalah orang yang baru mereka kenal jadi tidak mudah untuk cepat berbaur dengan mereka. Terlebih lagi Arumi juga tidak bisa marah jika dia merasa tidak dianggap karena Arumi yang belum mengenal mereka secara dalam.
Saat mereka sedang memilih perlengkapan melukis, Arumi tidak sengaja melihat komik yang di panjang di rak khusus komik dan juga buku. Melihat hal itu membuatnya tidak bisa diam dan memutuskan untuk melihatnya lebih dekat, dia melihat komik itu dan langsung tersenyum karena membayangkan komik nya akan di baca oleh semua orang.
Saat sibuk melihat isi komik itu tanpa Arumi sadari Lucas muncul di belakangnya dan mengejutkan Arumi dengan suara dinginnya itu
"Apa yang kamu lakukan disini??" Ucap Lucas dan membuat Arumi terkejut sampai menjatuhkan Komik yang dia pegang
"Hahh Kak Lucas!!!" Ucap Arumi saat berbalik ke belakang dan menatap Lucas dengan jantung berdetak kencang.
Dengan cepat Arumi mundur kebelakang untuk menjauh dari Lucas
"Kak Lucas!! Kamu ada disini???" Tanya Arumi dengan gugup
"Emmm aku membeli keperluan untuk tugas, jadi kamu disini sendirian??"
"Rumi!!"
Belum sempat Arumi menjawab pertanyaan Lucas, Rangga lebih dulu memanggilnya.
"Apa yang kamu lakukan?? Aku mencari mu dari tadi" ucap Rangga sambil memegang tangan Arumi dan itu dilihat oleh Lucas. Seketika wajah Lucas berubah seram
"Aku,, aku hanya melihat-lihat komik ini" ucap Arumi sambil menatap Rangga
"Kalau kamu mau pergi bilang dulu padaku agar aku tidak khawatir mencari mu" ucap Rangga dengan tangan yang kini merangkul Arumi dan membuat Arumi sangat terkejut. Sementara Lucas tambah mengerutkan keningnya karena melihat kedekatan Arumi dengan Rangga seperti sepasang kekasih
Arumi yang baru sadar jika dia dirangkul langsung berusaha melepaskan diri tapi Rangga dengan cepat membisikan sesuatu kepadanya
"Kamu diam saja, biar aku yang mengurusnya" bisik Rangga di telinga Arumi dan membuat mereka semakin intens
Arumi hanya mengikuti perintah Rangga.
"Oh hai Lucas, kebetulan sekali kita bertemu di sini" ucap Rangga sambil mengeratkan rangkulannya.
"Ini hanya kebetulan saja aku mau membeli beberapa barang untuk tugas" ucap Lucas dengan nada dingin
"Ohh kalau begitu kami akan pergi agar tidak menggangu mu" ucap Rangga sambil membawa Arumi pergi dari sana.
Lucas hanya bisa mengeratkan genggaman tangannya karena merasa begitu kesal melihat kedekatan Arumi dengan Rangga
"Kenapa dengan diriku kenapa aku malah kesal melihatnya bersama dengan orang lain,, padahal aku bukan siapa-siapa untuk nya" gumam Lucas setelah Arumi dan Rangga pergi.
Sementara itu Arumi mengehentikan Rangga untuk meminta penjelasan
"Apa maksudnya tadi?? Kenapa kamu melakukan itu??" tanya Arumi dengan nada sedikit marah
"Melakukan apa?? Maksudmu merangkul mu di depan Lucas??,,
"Emmm"
"Aku hanya tidak suka melihat kamu bersamanya" ucap Rangga dan membuat Arumi menjadi bingung
"Tapi kenapa??"
"Ya, aku tidak suka saja"
"Aku ingin penjelasan mu kenapa kamu tidak suka aku bersama dengan kak Lucas"
"Aku juga tidak tahu, tapi aku hanya tidak suka melihat kamu dekat dengannya" jawab Rangga dan membuat Arumi kesal karena Rangga tidak bisa memberikan penjelasan yang jelas untuk situasi tadi.
"Ada apa ini??" Tanya Andy yang baru muncul dan melihat kedua temannya yang terlihat saling marah
"Apa kalian bertengkar???"
"Tidak ada, kami tidak bertengkar" jawab Arumi
"Kalau begitu kenapa kalian saling diam??"
"Tidak ada apa-apa, aku hanya lelah saja" ucap Rangga
Andy semakin bingung dengan tingkah kedua temannya itu
"Andy apa kamu sudah selesai memilih perlengkapan melukisnya?? Jika sudah aku ingin pulang duluan karena ada urusan mendadak" ucap Arumi
"Ya aku sudah membeli semuanya, tapi aku ingin mengajakmu makan setelah ini bukan begitu Rangga??" Tanya Andy kepada Rangga dan hanya dijawab anggukkan saja.
"Aku rasa aku tidak bisa ikut, mungkin lain kali saja karena ini urusan mendadak" ucap Arumi dengan bohong karena merasa malas untuk berhadapan dengan Rangga setelah semua yang telah terjadi barusan.
"Tapi Rum, kamu belum makan malam" ucap Andy yang berusaha menahan Arumi agar tidak pergi.
"Aku tidak lapar, aku harus pergi sekarang" ucap Arumi yang memaksa ingin pergi.
Andy tidak bisa menahan Arumi untuk tidak pergi jadi mengijinkannya untuk pulang duluan dan memesankan taksi untuk Arumi pulang
"Kabari aku jika kamu sudah sampai di asrama" ucap Andy dari jendela kaca taksi dan Arumi hanya mengangguk lalu menutup jendela itu tanpa melihat ke arah Rangga yang berada sedikit jauh dari taksi itu. Namun saat taksi itu mulai melaju, saat itu Arumi menoleh kebelakang untuk melihat Rangga yang semakin lama tidak terlihat dan menghilang dari pandangannya.
"Kenapa dengan diriku?? Untuk apa aku merasa sedih untuk orang seperti Rangga yang menganggap semuanya adalah candaan" gumam Arumi sendiri
Untuk pertama kalinya dia pergi cukup jauh dari asrama, pasalnya sejak dia datang ke Singapura dia tidak punya waktu untuk melihat keindahan Singapura yang begitu ramai. Arumi melihat keindahan itu dari jendela taksi, hingga dia sampai di depan gerbang asrama.
Saat dia sampai dia langsung masuk ke asrama dan membaringkan tubuhnya di ranjang karena sangat lelah hingga dia ketiduran. Dalam tidurnya dia bermimpi jika semua orang yang dia sayangi menjauhinya dan tidak mau berbicara dengannya, karena mimpi itu dia langsung terbangun dengan keringat yang bercucuran dan nafas yang tidak beraturan.
"Rumi!! itu hanya mimpi dan tidak mungkin mereka menjauhi mu" ucap Arumi menenangkan dirinya sendiri dengan mengelus dadanya agar tenang. Saat melihat jam ternyata baru jam 2, Arumi memutuskan untuk bangun dan membuat komik karena dia takut jika mimpi buruk itu akan muncul jika dia tidur lagi.
Arumi mengalihkan semua rasa takutnya pada komik yang dia buat, tanpa rasa lelah dia membuat satu demi satu gambar komik dengan sangat hati-hati. Benar saja saat dia membuat Komik dengan cepat dia dapat melupakan semua masalah yang dia dapatkan beberapa hari ini dan fokus pada komik yang dia buat.
Hingga pukul 7 pagi saat Alexa bangun dia tetap membuat komik tanpa merasa lelah, melihat hal itu membuat Alexa sangat heran dengan Arumi
"Arumi apa yang kamu lakukan?? Tumben kamu bangun lebih awal??" Tanya Alexa pada Arumi
Arumi yang menyadari Alexa sudah bangun langsung menyudahi kegiatannya
"Aku tidak tidur semalaman jadi aku mengerjakan pekerjaan saja" ucap Arumi dengan wajah yang terlihat sangat pucat dan membuat Alexa sangat kaget saat Arumi hendak berdiri tapi dia langsung jatuh pingsan.
Bersambung