Meninggalkan tempat tinggal nya untuk menghindari kejaran musuhnya harus di lakukan oleh Yuang Fengying.
Dalam Pelarian nya itulah dia baru menyadari semua hal yang selama ini tak di ketahui nya.
Hal yang ternyata sangat di cari dan di buru oleh sosok sosok kuat di jagat ini, yakni Warisan Penguasa Alam terdahulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sigi Tyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Tentang Suara dan Bunyi
Yuang Fengying sangat senang saat memegang buku Raungan Dewa Naga.
Buku kitab tersebut menerangkan tentang seni pengolahan kekuatan elemen suara dengan segala hukum hukum nya.
Buku kitab pusaka ini termasuk dalam kategori artefak tingkat surga, sangat jarang ada yang mengetahui isi dan memiliki nya.
Segera remaja itu kembali duduk, lalu membuka dan mulai mempelajarinya.
Berbagai informasi di dapatkan oleh remaja tersebut.
"Oh begitu..!." pemahaman pemahaman tentang hukum suara dan bunyi, mulai memasuki akal pikir remaja itu.
Yuang Fengying makin membelalakkan matanya, ternyata hukum tentang bunyi dan suara sangat banyak ilmu pengetahuan nya.
Bunyi dan Suara tidak hanya bisa di keluarkan, namun ternyata bisa di serap bahkan di pantulkan.
Bisa di padatkan sehingga bisa menciptakan sebuah senjata yang mampu menusuk, memotong bahkan menghancurkan sesuatu, dan itu sudah di lihatnya saat melihat dan bertarung langsung dengan singa alam dewa.
Bunyi dan suara juga bisa merambat melalui benda padat maupun cair, termasuk juga melalui udara.
Itulah beberapa kehebatan dari unsur elemen Suara dan Bunyi.
Namun ada satu kelemahan dari elemen suara dan bunyi ini, yakni tak akan berfungsi jika berada di ruang hampa, ruang yang benar benar tak ada udara di sekitarnya.
Itulah kelemahan terbesar elemen suara dan bunyi.
Yuang Fengying mulai membangun fisik nya untuk menopang kekuatan unsur suara yang baru dimiliki nya, termasuk juga membangun kekuatan otot-otot diafragma nya.
Fisik pemilik kekuatan elemen Suara dan Bunyi sedikit berbeda dengan lainnya.
"Grooaaarr...!." Yuang Fengying meneriakkan kekuatan suara, mempraktekan apa yang sudah di pahami nya.
Remaja itu hanya mengeluarkan beberapa puluh persen kekuatan nya.
KRATAAAAKK...
Suara retakan gua tempat nya berlatih terdengar mengerikan, bahkan kekuatan suara itu keluar dari gua seperti ledakan misil balistik mengerikan.
"Eh..," Remaja itu terkejut sendiri dengan akibat yang di timbulkan oleh kekuatan yang di keluarkan nya.
Untung nya dia memiliki Kuasa atas unsur tanah, sehingga remaja itu langsung memulihkan gua yang hampir saja runtuh menimbun nya.
"Ha... ha ..ha.." Remaja itu kegirangan, memiliki kekuatan baru yang bisa menjadi andalan nya.
Entah sudah berapa hari Yuang Fengying berada di tempat itu, namun itu hanya beberapa waktu saja di alam sesungguhnya.
Dan kini saatnya remaja tersebut membuka mata, kembali ke kehidupan nya yang sesungguhnya.
**
Kelompok yang di pimpin kapten Tang sudah berada di perbatasan kota Sincuan.
Perjalanan balik kali ini jauh lebih cepat jika di banding saat keberangkatan, karena mereka tak banyak beristirahat mendarat.
Selama beberapa hari perjalanan mereka terus mengudara tanpa melakukan persinggahan, cuma kali ini saja karena bahan bakar benar benar hampir habis.
"Semua bisa turun meluruskan badan terlebih dahulu, biarkan para awak kapal udara menyelesaikan tugasnya." kapten Tang memberikan kesempatan kepada seluruh anak buahnya untuk bersenang senang sambil menunggu armada tersebut kembali siap mengudara.
Mendarat nya armada udara itu tak lepas dari pengamatan anak buah Lo Xiu, sang pemimpin aliansi rumah judi.
Anak buah rumah judi itu memang di tugaskan untuk mengawasi jika sewaktu-waktu kelompok Cakar Rajawali itu kembali.
"Kita laporkan berita ini kepada tuan Lo Xiu, jika rombongan yang membawa berandalan tengik itu sudah kembali."
"Ya, biar tuan Lo Xiu sendiri yang akan memberinya pelajaran."
**
Lo Xiu yang mendapatkan laporan anak buahnya langsung bergegas menuju ke wilayah dekat pendaratan armada terbang.
"Kita menyebar, dan berikan tanda jika kalian melihat bocah berandalan itu..!."
"Baik tuan Lo.."
Beberapa orang anak buah penguasa rumah judi itu mulai menyebar, mencari keberadaan Yuang Fengying yang kembali ke wilayah tersebut dan sedang berkeliling.
Sesungguhnya saat ini Yuang Fengying sedang menuju ke rumah judi yang ada di wilayah tersebut, tanpa sedikit pun ketakutan.
Setelah di buru rumah judi, remaja itu memang berniat untuk kembali suatu saat dan memberi pelajaran kepada Song Hunan, pemilik rumah judi.
Karena setahu remaja itu pria tersebut lah yang mengirim beberapa orang untuk mencelakai nya.
**
Yuang Fengying memasuki rumah judi seorang diri, Wei To sedang ada kepentingan lain.
Begitu remaja itu memasuki tempat tersebut, beberapa orang penjaga yang masih mengenali nya terlihat pucat.
Bahkan beberapa orang langsung berlari mencari keberadaan Song Hunan yang memiliki rumah judi cabang tersebut.
"T..t.tuan... Hunan..." kata para penjaga dengan tergopoh gopoh, saat melihat pria tersebut masih duduk di taman belakang sambil menikmati secangkir teh.
"Ada apa??!, kalian teriak teriak seperti melihat setan saja..!." Song Hunan terlihat marah, ketenangan nya terganggu.
"Ba..bajingan.. i.i. itu kembali..!."
"Bajingan..?!, bajingan yang mana.?!." tentu saja Song Hunan kebingungan dengan apa yang di beritahukan para penjaga." Kalau bicara yang jelas..!." bentak pria itu lagi.
Lalu dengan terbata bata para penjaga mengatakan siapa yang di maksud, itu membuat wajah Song Hunan langsung memucat seketika.
"A..apa..?!, bocah yang mematahkan tangan ku itu kembali..?." dengan gemetaran Song Hunan berdiri dari posisi duduk nya.
"Benar tuan."
Saat ini Song Hunan langsung menuju ke area ruang judi, bagaimana pun dia harus menyambut bocah tersebut.
"AHA.. akhirnya kau muncul juga..!." Yuang Fengying berteriak senang melihat Song Hunan.
Sesungguhnya kali ini remaja itu tak ingin berjudi tapi ingin memberi pelajaran kepada pria pemilik rumah judi tersebut, karena berani mengirim orang untuk berniat mencelakai nya.
"S.. selamat datang.. T..tuan muda..," Song Hunan dengan gemetaran menyambut Yuang Fengying, masih jelas bagaimana remaja itu mematahkan dan menghancurkan tangan nya saat itu.
Jadi pria itu begitu ketakutan dan sangat sopan.
"Cck, tak perlu sopan santun di depan ku, tapi kau berniat mencelakai ku..!." dengan acuh tak acuh remaja itu berkata, membuat Song Hunan kian gemetaran karena ketakutan.
Pria itu mulai melirik ke arah jendela dimana bisa terlihat langit yang berpijar, itu menandakan jika pesan sudah dikirim dan sebentar lagi Lo Xiu pasti akan segera tiba.
Melihat itu Song Hunan tersenyum kecil, pria itu maju mendekati Yuang Fengying, "Bagaimana jika menghabiskan waktu sambil bermain judi dan mengobrol?."
Dengan kedatangan bala bantuan, membuat pria itu mulai kehilangan rasa takut nya terhadap Yuang Fengying.
"Baiklah..aku setuju," dengan tersenyum miring Yuang Fengying menyanggupi permintaan pria itu, niatnya kali ini dia akan menguras habis semua uang di sana.
____________
Jangan lupa dukungannya...