Dia meninggalkan kemewahan demi untuk hidup sederhana. bekerja sebagai pengantar makanan di restoran miliknya sendiri.
Dan dia juga menyembunyikan identitasnya sebagai anak dan cucu orang terkaya nomor 1 di negara ini.
Dia adalah Aleta Quenbi Elvina seorang gadis genius multitalenta.
"Ngapain kamu ngikutin aku terus?" tanya Aleta.
"Karena aku suka kamu," jawab Ars to the point.
Penasaran dengan kisah mereka? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25
.
.
.
"Benar kan Bun?" tanya Aleta.
"Bunda sih setuju saja, tapi bagaimana dengan Al sendiri?" tanya Cahaya balik.
"Al, bagaimana denganmu?" tanya Ram.
Aldebaran tidak bisa berkutik. Dirinya merasa dipojokkan oleh kedua orang tuanya dan saudaranya. Beruntung Fay sudah tertidur saat ini, jadi tidak mendengar pembicaraan mereka.
"Ayah, Bunda, adek. Aku belum siap untuk menjalani hubungan, apalagi dengan gadis yang belum lama ku kenal," jawab Aldebaran.
"Ayah dulu menikah lebih muda dari umurmu, tapi lihat sekarang, ayah dan bundamu hidup bahagia," kata Ram.
"Tapi Yah ...."
"Ayah tidak maksa kok, hanya ayah menilai kalau gadis itu gadis baik-baik," kata Ram memotong pembicaraan Aldebaran.
Aldebaran terdiam, memang banyak wanita yang mendekatinya bahkan sampai ada yang nekad. Tapi mereka semua takut saat Aldebaran mengancam mereka semua.
"Aku hanya menolongnya, Bun. Aku tidak punya perasaan apa-apa padanya," kata Aldebaran.
Aldebaran membaringkan kepalanya dipaha Cahaya sebagai bantalan. Cahaya respect mengelus rambut hitam Aldebaran.
"Aku ingin seperti ayah dan bunda yang saling mencintai satu sama lain, tidak dengan terpaksa atau pun dipaksa," ucap Aldebaran.
"Iya, bunda dan ayah cuma bilang kalian cocok. Bukan berarti memaksamu untuk menikah dengannya," jawab Cahaya.
Ponsel Aleta berdering, ternyata dari Ars. Aleta sedikit menjauh dari kedua orang tuanya untuk menjawab panggilan telepon tersebut.
"Halo," sapa Aleta menjawab panggilan tersebut.
"Sayang kamu dimana? Aku ke restoran katanya kamu mengantar pesanan," tanya Ars.
Aleta melihat jam tangannya ternyata sudah waktunya makan siang.
"Aku lagi dirumah sakit milik bunda," jawab Aleta.
Ars segera mematikan sambungan teleponnya dan bergegas pergi kerumah sakit. Sementara Faisal yang baru duduk pun ditinggal oleh Ars.
Dengan kecepatan tinggi Ars melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, Ars bertanya pada dokter yang kebetulan merawat Fay. Jadi dokter mengetahui dimana keluarga tersebut.
"Sayang!" panggil Ars. Semua mata tertuju padanya. Karena panik Ars langsung menerobos pintu tanpa mengetuknya.
"Sayang kamu tidak apa-apa?" tanya Ars. Ars belum menyadari 3 pasang mata memperhatikan nya saat ia memeluk Aleta.
"Lepas, ada orang tuaku," bisik Aleta.
Ars melepaskan pelukannya pada Aleta. Seketika ia menjadi kikuk saat dua pria beda usia menatapnya tajam.
"Ayah, bunda apa kabar?" tanya Ars basa-basi. Ia mencoba beramah tamah dengan keluarga Aleta.
Berbeda dengan Cahaya yang tersenyum saja. Ia menduga kalau itu adalah pacar putrinya.
"Sejak kapan kamu kenal putriku? Sehingga berani memeluknya didepan kami?" tanya Ram.
"Maaf ayah, aku kira Ale sakit. Saking paniknya aku aa ... Aku mmm ...." Ars tidak tau lagi mau ngomong apa?.
Cahaya spontan tertawa melihat tingkah Ars yang terlihat lucu menurutnya. Ram menatap tajam istrinya itu, bukannya takut Cahaya malah mengancam Ram.
"Sekali lagi menatap seperti itu, gak ada jatah selama sebulan," bisik Cahaya ditelinga suaminya.
Mendengar ancaman tersebut Ram seketika panik, dan dengan cepat meminta maaf kepada istrinya.
"Maaf ayah," ucap Ars kikuk.
"Sejak kapan kamu kenal Aleta, Nak?" tanya Cahaya dengan lembut.
"12 tahun yang lalu, Bunda," jawab Ars.
Ram dan Cahaya saling pandang, Cahaya tiba-tiba teringat tentang anak yang diceritakan oleh anaknya dulu.
"Jadi kamu anak yang diselamatkan oleh Aleta dan Aldebaran waktu itu?" tanya Cahaya.
"Iya, bunda," jawab Ars.
"Oh tampan sekali kamu, Nak," ucap Cahaya.
"Ehhem...." Ram berdehem karena sang istri mengelus pipi Ars.
"Kamu mencintai Aleta?" tanya Cahaya to the point.
"Sangat bunda, berkat dia aku bisa seperti sekarang ini. Berkat dia aku bisa meneruskan hidup. Dan sekarang giliranku untuk membahagiakan dia dengan cinta dan kasih sayang dariku," ucap Ars.
Aleta hanya terdiam, ia hanya bisa bergumam dalam hati dan ia juga memuji keberanian pemuda itu didepan kedua orang tuanya.
Saat suasana haru, ponsel Ram berdering pertanda panggilan masuk. Ram melihat nama pemanggil yaitu Gerald.
"Ya halo tuan, saya sudah berada di bandara. Dimana saya bisa menemui anda?" tanya Gerald dari seberang telepon.
"Tuan Gerald tunggu saja disana, saya akan menjemput anda ke bandara," jawab Ram
"Ada apa honey?" tanya Cahaya.
"Aku harus menjemput Tuan Gerald, dia sudah ada di bandara," jawab Ram.
"Ya sudah, cepat pergi jangan biarkan dia menunggu lama," kata Cahaya.
"Kamu mau ikut?" tanya Ram.
"Tidak, aku menunggu disini saja. Aku masih ingin ngobrol dengan calon menantuku," jawab Cahaya.
"Baiklah, aku pergi dulu," ucap Ram. Kemudian mengecup kening dan bibir istrinya. Ram tidak malu-malu memperlihatkan kemesraan nya pada anak-anaknya didepan mata mereka. Karena mereka berharap suatu saat anaknya bisa mencontoh dan memperlakukan istri mereka dengan baik.
"Gak lihat tempat," gumam Aldebaran, tapi masih didengar oleh Ram dan yang lainnya.
"Makanya nikah biar gak iri, tuh sudah ada calonnya. Jodoh tidak akan kemana, sejauh apapun pasti akan dipertemukan," ucap Ram.
"Benar," ucap Ars menimpali.
Ram pun akhirnya pergi menjemput Gerald yang sudah tiba di negara ini. Gerald tidak tau kalau putrinya sedang dirawat dirumah sakit. Gerald masih penasaran dengan apa yang ingin dibahas sehingga Ram menyuruh datang ke negara ini.
"Kamu sudah bangun sayang?" tanya Cahaya.
Cahaya segera menghampiri Fay. Fay menelisik kesegala arah kemudian tersenyum manis kepada Cahaya.
"Maaf, kami terlalu berisik sehingga membuatmu terganggu," kata Cahaya.
"Tidak kok Tante," jawab Fay.
"Panggil bunda ya, jangan panggil Tante," kata Cahaya. Fay mengangguk, mukanya kembali berubah sendu.
"Jangan sedih, mulai sekarang kami adalah keluargamu," kata Cahaya yang mengerti perubahan wajah Fay.
Dokter masuk untuk memeriksa Fay, Cahaya pun menyingkir dari situ dan kembali ke sofa.
"Keadaannya sudah membaik, mungkin besok sudah boleh pulang," kata dokter setelah selesai memeriksa Fay.
"Terima kasih dok," ucap Aleta.
"Sama-sama Nona," jawab dokter.
Dokter tidak tau kalau Aleta anak pemilik rumah sakit ini, yang ia tau hanya Aldebaran. Tapi karena melihat Aleta berkumpul bersama keluarga itu, dokter pun memanggilnya Nona.
"Kalau begitu saya permisi nyonya," ucap dokter itu.
"Ya, silahkan," jawab Cahaya.
Tidak berapa lama Ram pun datang bersama dengan Gerald. Gerald yang belum menyadari kalau putrinya yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit pun langsung menghampiri Aldebaran.
"Apa kabar, Nak?" tanya Gerald. kemudian ia memeluk Aldebaran.
Sejak pertama kali ia melihat Aldebaran, Gerald langsung suka dan ingin menjadikan nya menantunya.
"Baik Om," jawab Aldebaran.
"Panggil Daddy ya," pinta Gerald.
Aldebaran pun mengangguk, "iya Dad."
"Daddy!" Gerald menoleh kearah suara yang memanggilnya. Ia sangat mengenal suara itu.
"Fay, kamu ada disini?" tanya Gerald. Tanpa menghiraukan apapun Gerald langsung menghampiri putrinya dan memeluknya.
"Daddy ...." Fay hanya bisa menangis dalam dekapan Daddy-nya.
"Apa yang terjadi?" tanya Gerald saat melihat keadaan putrinya itu.
.
.
.