"Kamu tidak perlu tahu bagaimana luka ku, rasa ku tetap milik mu, dan mencintai tanpa pernah bisa memiliki, itu benar adanya🥀"_Raina Alexandra.
Raina yatim piatu, mencintai seorang dengan teramat hebat. Namun, takdir selalu membawanya dalam kemalangan. Sehingga, nyaris tak pernah merasa bisa menikmati hidupnya.
Impian sederhananya memiliki keluarga kecil yang bahagia, juga dengan mudah patah, saat dirinya harus terpaksa menikah dengan orang yang tak pernah di kenal olehnya.
Dan kenyataan yang lebih menyakitkan, ternyata dia menikahi kakak dari kekasihnya, sehingga membuatnya di benci dengan hebat. padahal, dia tidak pernah bisa berhenti untuk mencintai kekasihnya, Brian Dominick.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mawar jingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selamanya dengan ku
"perihal rasaku, aku bahkan tidak pernah tahu, mungkin rasa ku terlalu ke barat, sehingga sulit sekali untuk ku Utarakan."
🌻🌻🌻
Matahari sedang tinggi-tingginya, di tambah dengan cuaca yang sangat berdebu, terasa sesak meski hanya untuk sekedar menghirup udara. Apa lagi, Raina tidak memakai masker penutup, membuat hidungnya terasa sangat tidak nyaman.
Dia tidak tahu, kemana lagi harus berjalan. Di bawah pohon, dia berhenti sebentar, agar dia bisa beristirahat. Lagi pula, panas membuatnya seakan ingin pingsan.
Tiba-tiba, dia teringat dengan Rico. Bahkan sejak kemarin menghubunginya, tetapi belum sama sekali di respon olehnya.
"Rain, aku tidak yakin kamu baik-baik saja?" tulisnya dalam pesannya. Setelah lebih dari lima belas penggilan tidak terjawab.
"Kita bertemu sekali lagi ya?"
"kamu baik gak sih?"
"kenapa pesan, dan panggilan ku tidak mendapat jawaban?"
"aku sudah akan kembali ke Surabaya."
Melihat semua pesan itu, Raina membuang nafasnya kasar. Selama ini, tidak ada seorang pria pun, yang memperlakukan dia sebaik Rico.
Walaupun, Brian sekalipun, padahal Brian pernah menjadi kekasihnya, sesaat kemudian, Raina berpikir, mengapa Rico sangat baik kepadanya.
"mungkin, kamu adalah malaikat yang di kirim tuhan untuk ku," ucap Raina dengan tersenyum.
"Semoga kamu selalu baik, aku belum bisa membalas segala kebaikan mu." ucap Raina lagi dengan tersenyum.
Kemudian, Raina membalas pesan Rico, agar Rico merasa tenang.
"aku baik Rico,"
"makasih ya, kamu selalu menghawatirkan ku selama ini. Kamu malaikat buat aku."
"sehat-sehat di sana, semoga kita jumpa lagi."
Beberapa pesan, yang Raina kirim untuk Rico. Untuk pertama kalinya, Raina mengirim gambar dirinya kepada Rico. Dia mengambil gambar saat itu juga, dengan tersenyum.
Raina terlihat cantik, dan juga manis. Meski tanpa make up, karena dia memang gadis yang cantik.
"kamu lagi di mana?" tiba-tiba, Rico membalas pesan darinya.
"rapi banget dari mana?" tanya Rico lagi.
"aku lagi coba cari kerja,"balas Raina dengan cepat.
"kerja?"
"panggilan dari Rico," Rico justru memanggil, Sialnya lagi, dia melakukan panggilan Vidio. Dengan segera, Raina mematikan panggilan itu, kemudian dia menghubungi Rico ulang, namun hanya tersambung panggilan saja, tanpa menampilkan wajahnya.
"apa?" ucap Raina dengan menjulurkan lidahnya, kemudian tertawa.
"ngapain coba, di pinggir jalan." ucap Rico ketika panggilan mereka terhubung.
"aku kepanasan,"jawab Raina jujur.
"aku jemput ya,"kata Rico, membuat Raina seketika memasang wajah malasnya.
"besok aku sudah ke Surabaya lagi, aku traktir kamu makan apa aja deh." ucap Rico lagi.
"shoping juga boleh deh, aku belum pernah ajak kamu jalan-jalan kan?* ujar Rico lagi.
"boleh deh, "jawab Raina dengan pelan, lagi pula, dia akan ke mana lagi, dia sudah mengirim surat lamaran pekerjaan ke beberapa kantor, yang dia dapat dari internet.
***
Raina masih duduk di bawah pohon yang rindang itu, dengan memainkan ujung kakinya, dia hanya asik memainkan kedua sepatunya, yang mulai kusam, dia tidak pernah mengganti sepatunya, tiba-tiba dia teringat Bara, yang saat itu melempar ponselnya, dan menggantinya dengan ponsel baru.
"dia tidak mungkin mengingat mu sekarang, santai saja Raina." batin Raina dengan membuang nafasnya kasar.
"lagi pula, kalau kamu kembali sekarang, kamu akan bicara apa, saat wanita itu bertanya, " batin Raina lagi dengan menggeleng pelan.
"tidak lucu, saat kamu mengatakan dengan jujur kamu istrinya, sementara dia akan menjawab aku kekasihnya,"
"astaga, itu mengerikan." batin Raina lagi, dengan menggeleng cepat.
Sementara Rico , sudah sampai. Dia membuka ponselnya, dan mencari di mana keberadaan Raina, dia meminta kepada Raina untuk mengirim lokasi keberadaanya. Untungnya, saat mereka bertemu beberapa waktu lalu, Rico sempat meminjam ponsel Raina, dan menghubungi nomor miliknya, sehingga Rico bisa kembali mendapatkan nomor ponsel Raina.
Dan dari situ, Rico tahu, bahwa Raina mengganti ponselnya, karena Brian sudah mengeluh kepadanya bahwa Raina tidak aktif nomornya.
"minum dulu," ucap Rico pelan, dia segera menyodorkan minuman di tangan kanannya.
"bikin kaget aja," jawab Raina dengan segera menerima minuman dari Rico.
Tak lama setelah itu, keduanya masuk kedalam mobil Rico, keduanya berbincang-bincang dengan sesekali tertawa. Kali ini, Rico yang bercerita, bahwa dia sedang menyukai seorang gadis yang sudah menjadi milik orang lain.
Meski begitu, Rico tidak berniat mengganti perasaanya kepada orang lain, dia mencintai gadis itu dengan tulus, dia tidak ingin melupakan, biar rasanya selesai dengan sendirinya, sehingga saat dia kembali jatuh cinta, rasanya tidak akan membuat orang kain luka.
"kita tidak pernah tahu, kepada siapa kita akan jatuh cinta. Kalau kita bisa memilih, maka aku juga akan melakukan hal yang sama,." ucap Raina dengan pelan.
"kamu sendiri juga tahu, kurang bodoh bagaimana lagi aku, saat perihal rasa, Brian pemenang hati ku, meski dia hampir tidak pernah membalas rasa ku." tambah Raina lagi.
"mencintai, tanpa bisa memiliki itu benar adanya." ujar Rico dengan menatap Raina sesaat, hingga beberapa saat kemudian, dia kembali menatap jalan raya yang panas.
Ponsel Raina berdering, hingga beberapa saat kemudian Raina dan Rico sama-sama tersadar dari pikiran mereka masing-masing.
"Pulang!" Raina segera menjauhkan ponselnya dari telinganya, ketika mendengar suara itu saat panggilannya tersambung.
"maaf mas, aku pulang nanti malam.* jawab Raina pelan, kemudian dia mematikan ponselnya hingga tidak lagi terlihat layar di ponselnya.
"tidak ada yang kurang dari tubuh mu kan Rain?" ucap Rico dengan memeriksa beberapa lengan Raina, membuat Raina segera menyatukan kedua alisnya.
"apa sih, Rico." jawab Raina dengan memasukan ponselnya kedalam tasnya.
"aku curiga, suami mu itu bukan manusia." ujar Rico dengan bergidik ngeri.
"tenang, aku bisa menjaga diriku sendiri, lagi pula dia masih manusia, belum menjadi monster." jawab Raina dengan tertawa pelan.
"kita seperti ini selamanya ya Rain, aku terbiasa dengan mu, saat lama tidak mendengar kabar mu, aku bahkan tidak bisa memejamkan kedua mata ku, meski hanya sesaat."
"deg!"