Menikahi Pria Tidak Berguna

Saat ini Revina tengah berdiri mematung, menundukkan kepalanya sambil meremat kedua tangan. Sekuat tenaga Revina menahan air matanya agar tidak menetes menghadapi kemarahan papanya.

"Lihat ini apa yang sudah kau lakukan !" Jonatan melemparkan beberapa lembar kertas ke arah Revina.

Revina terbelalak ketika melihat kertas di tangannya yang sempat ia tangkap. Sekarang baru ia mengetahui penyebab kemarahan Jonatan.

"Tapi, bukan Revina yang melakukan ini." ucap Revina jujur jika dia tidak pernah mentransfer sejumlah uang ke rekening atas nama Felix.

"Jika bukan kau, siapa lagi ? siapa yang mengenal pria tidak berguna itu di perusahan ini ?" tanya Jonatan masih dalam keadaan marah.

"Revina tidak tau, pa. Revina tidak pernah memberikan Felix uang sebanyak ini. Apa lagi uang perusahaan." Revina membela diri.

"Apa yang sudah di lakukan pria itu pada mu sehingga kau memberikannya uang sebanyak ini, hah ?" tanya Jonatan lagi.

"Tidak pa. Dia tidak melakukan apapun. Revina mohon. Papa tolong percaya bukan Revina yang melakukannya."

"Teruslah membela pria itu. Kau pikir papa tidak tau jika suami mu itu bekas narapidana ? mungkin saja dia dipenjara karena mencuri atau pun korupsi."

Jonatan sudah lama mengetahui tentang Felix. Hanya saja ia tidak pernah memberi tahukan pada siapapun. Karena selama ini Felix bersikap baik-baik saja.

"Sekarang pergilah. Angkat kaki mu dari perusahaan ini dan jangan pernah kembali lagi sebelum kau mengembalikan semua uang yang sudah kau berikan kepada suami tidak berguna mu itu." Jonatan yang sudah di kuasai oleh emosi mengusir Revina.

"Tapi, pa."

"Pergi ! Aku tidak mau melihat mu dan si breng**k itu lagi. Kemasi barang-barang mu sekarang !" Jonatan langsung memotong perkataan Revina. Ia bahkan tidak mau mendengarkan penjelasan dari Revina.

Saat ini Jonatan benar-benar sudah di kuasai oleh amarahnya. Betapa tidak, untuk kedua kalinya Revina telah membuatnya kecewa. Tapi kali ini bukan saja membuat kecewa. Tapi juga membuat kerugian besar untuk perusahaan. Jonatan mendapati teransaksi dalam jumlah besar ke rekening atas nama Felix. Ada beberapa transaksi yang dilakukan dalam bulan ini yang jumlahnya mencapai miliaran rupiah.

Revina kembali ke meja kerjanya, mengambil tas dan langsung keluar dari gedung perusahaan. Teman-teman Revina dan juga karyawan lain yang sempat berpapasan dengan Revina tidak berani untuk menyapa. Karena mereka melihat putri dari pemilik perusahaan ini sedang menangis.

Revina menahan sebuah taksi. Kemudian ia pergi menemui Felix di perusahaan Black Diamond. Felix sudah menunggu di depan mobil saat Revina sampai.

Plak

Revina langsung menampar Felix ketika sampai di hadapan pria itu.

"Ada apa dengan mu ?" tanya Felix yang bingung dengan sikap Revina.

Semarah-marahnya wanita itu, Revina tidak pernah menamparnya begini.

"Siapa orang yang bersekongkol dengan mu di perusahaan papa ku ?" tanya Revina dengan nada marah.

Revina tidak peduli, meskipun saat ini mereka sedang berada di parkiran dan menjadi tontonan orang-orang yang ada di sana.

"Apa maksudmu ?" Felix benar-benar tidak mengerti maksud perkataan istrinya.

"Kau telah menerima uang miliaran rupiah dari perusahaan. Siapa yang melakukannya ?"

"Apa !" Felix terkejut mendengar pernyataan Revina.

"Jangan pura-pura terkejut. Katakan siapa orangnya !" ucap Revina tegas.

"Aku tidak pernah menerima uang dari mana pun. Apalagi..."

"Jangan bohong !" bentak Revina memotong perkataan Felix.

"Ini, periksalah sendiri." Felix menyerahkan ponselnya kepada Revina, Biar Revina sendiri memeriksa transaksi di aplikasi mobile banking miliknya. Karena percuma jika Felix membantah tuduhan Revina tanpa memberikan bukti.

Revina menatap tajam ke arah Felix. Kemudian dia mengambil ponsel yang disodorkan oleh pria itu. Revina mulai memeriksa akun bank Felix untuk mengetahui kebenarannya.

Seseorang yang sedang berada di dalam sebuah mobil terus saja memperhatikan Felix dan Revina yang sepertinya sedang bertengkar.

"Cari tau apa yang terjadi !" perintahnya kepada seseorang yang duduk di belakang kemudi mobilnya.