NovelToon NovelToon
Kehidupan Baru

Kehidupan Baru

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:757k
Nilai: 4.8
Nama Author: Sanggar Indah

Beberapa orang tidak percaya adanya reinkarnasi. Tetapi inilah yang di alami seorang Angel Zhao. Bukan! lebih tepatnya perpindahan jiwa.

Angel Zhao mendapati dirinya bangun di tubuh wanita bernama Julia Brasco. Gadis polos dan lemah yang juga meninggal akibat kecelakaan. Gadis yang ada di mobil yang menjadi lawannya.


Angel dan Julia yang sama-sama menjadi korban keserakahan, sama-sama korban penghianatan, dan sama-sama menjadi korban penjebakan.


Angel yang bodoh dan naif membuat seluruh keluarganya menanggung penderitaan. Penyesalan yang begitu besar membuat Angel meminta pada yang kuasa untuk memberikannya kesempatan sekali lagi.


Angel yang menginginkan kehidupannya lagi, menempati tubuh Julia yang sudah menyerah dengan hidupnya sendiri.


Angel berusaha untuk memperbaiki hidupnya lewat tubuh Julia.
Dia akan melakukan semua, meski harus menjadi boneka dari pria kaya yang menjadi suami kontraknya. Pria inilah yang mengantarkan Angel kepada pembalasan dendamnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanggar Indah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Akan Pernah Kulepas

Julia! julia!

Jordan mengejar Julia yang berjalan meninggalkannya. Namun saat itu Janet menahan tangannya. "Jordan, kau membohongiku!"

Jordan menoleh dan menatap Janet sesaat, Tanpa sadar dia menghentakkan tangan Janet yang memegangnya erat. "Aku tak mengerti maksudmu"

"Kau mengatakan bahwa kau belum pernah bertemu dengan Julia. Tapi tadi Julia bilang kal--"

"Apakah itu penting?" potong Jordan cepat. Tatapannya terasa linglung karena panik. "Kita ketahuan. Hubungan kita sudah terbongkar."

"Lalu kenapa?" Tanya Janet dengan nada yang dingin. "Kenapa jika dia tahu? Kita memang berhubungan. Kita memang saling mencintai. Tinggalkan saja dia, toh kita sudah memiliki beberapa miliknya."

"Kau gila!!" maki Jordan sambil melangkah meninggalkan Janet dan menghiraukan kata-kata Janet yang baru saja terucap. Hal itu membuat Janet geram, kemudian mengejar Jordan. Keduanya memasuki rumah secara bersamaan. Dan mereka tertegun saat mereka melihat Julia ada di ruang pertemuan keluarga.

Beberapa menit lalu Julia melangkah memasuki rumah. Dia berjalan dengan tak memperdulikan kedua orang di belakangnya ataupun sekitarnya. Dia hanya ingin mandi dan tidur. Hari ini sangat melelahkan baginya. Pertama. dia sudah memulai kuliahnya lagi, dan yang kedua dia harus mengurus dua benalu yang barusan berdebat dengannya. Benar-benar menguras tenaga dan pikiran karena harus berdrama dengan mereka berdua agar dia bisa lepas dari hubungan memuakkan dengan Jordan. Tapi saat hendak menaiki tangga, langkah kakinya terhenti tertahan oleh paman Hendri yang memanggilnya.

Dia mendekat dan berdiri tenang melihat beberapa orang asing yang menatapnya. Hal yang dia sadari dari beberapa orang yang menatapnya adalah kedua orang tua Jordan yang duduk dibangku tengah. Mungkin orang-orang lain itu adalah saudara Jordan. Tapi Jordan menarik tangan Julia lalu mengajaknya duduk diantara mereka semua.

"Julia" panggil Jordan lembut. Hal itu membuat Julia merinding aneh, karena Jordan tidak pernah melakukannya. "Pertemuan keluarga ini bertujuan untuk menentukan hari pertunangan kita."

Julia tersenyum tipis. Matanya menyipit dengan ekspresi dingin. Dia melirik semua orang kemudian berkata "Paman, itu tidak mungkin. AKu dan Jordan telah berakhir." Suaranya lembut dan berwibawa. Tak ada raut kecewa di wajahnya. Hanya tatapan muak sesekali terlintas.

Keterusterangan ini langsung memecahkan suasana yang tadinya tenang. Lalu mereka semua saling berbisik tak mengerti. Akhirnya semua orang menatap Julia dengan tajam, terlebih Jordan.

"Julia, apa yang kau katakan?" tanya Jordan geram. "Jangan bercanda, ini bukan waktunya."

Tatapan Julia beralih ke Hendri, "Paman, apa di matamu aku seperti anak kecil yang mudah kau kendalikan? Dan pertemuan ini, kenapa tidak ada yang mengabariku sebelumnya? Apa paman lupa kalau aku adalah pemilik keluarga Brasco!" tegas Julia.

"Julia! bentak Hendri tak suka. Jelas ini membuatnya terlihat buruk di depan hadapan keluarga Clovis. Seakan akan dia bukan siapa-siapa di keluarga Brasco. "Bukankah aku walimu? Apakah aku tak berhak mengatur kebahagiaanmu?"

Kata-kata itu cukup jelas meski tidak keras. Seakan-akan Hendri terluka akan kata-kata keponakannya. Hal itu menekankan bahwa Julia suka membantah dan bersikap buruk padanya. Dia bermaksud menjatuhkan citra Julia di mata keluarga Clovis.

Mendengar itu Julia tertawa kecil. Membuat semua orang menatapnya heran. Dia menatap semua mata dengan geli. Dia tak menyangka bahwa pamannya akan bertindak sehalus ini untuk menghancurkan citranya. Semua orang tidak akan percaya kalau dia adalah pewaris keluarga Brasco karena tak pernah muncul di depan umum. Itu semua karena Janet sudah mengatur semuanya agar janet bisa mengambil alih tempatnya sebagai nona muda keluarga Brasco. Julia tidak bodoh, dia bisa membaca alurnya.

"Paman, tidakkah kau tau?" tanya Julia mengejek. "Jordan dan Janet adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Mereka menikamku dari belakang. Lalu, apakah aku harus menikah dengan kekasih sepupuku? Aku tidak seburuk itu."

Setelah kata-kata itu jatuh, keributan pun terdengar. Hal itu seakan rahasia besar dan Julia baru membukanya. Namun Julia tahu bahwa itu hanya sandiwara mereka. Dia sangat ingat bahwa rencana Jordan, keluarga Clovis sudah mengetahuinya.

"Julia, itu tidak mungkin." sela Hendri terkejut. Wajahnya tampak malu dan bingung di depan keluarga Clovis. Julia bahkan mengamati itu semua, dan itu terlihat natural.

hemm.. dia bukan artis yang buruk. Tapi aku adalah Angel Zhao, sayangnya mereka semua tidak tahu. Ejeknya dalam hati.

Dia duduk bersandar dengan santai dan menatap semua mata sekali lagi. "Lalu apa? tanyanya lagi. "Itu tak merubah fakta bahwa aku dihianati. Biarkan mereka menikah dan aku akan menyiapkan pestanya."

"Itu bohong!"

Teriak Jordan yang baru saja masuk. Tak lama kemudian Janet mengikuti dan berdiri di samping Julia.

"Sepupu, aku tak mengerti kenapa kau menuduh kami. Bukankah aku sudah jelaskan kami tak ada hubungan apapun."jelas Janet anggun. Suaranya jernih dan lembut seperti bisa melunakkan hati siapapun yang mendengar.

"Julia berhenti main-main." Kali ini Jordan ambil bagian. Suaranya terdengar stabil dan tenang. "Kau tak bisa membatalkan semua ini. Kita akan tetap bertunangan. Aku tahu aku salah dan kamu marah saat aku tak ada disisimu saat kau dirawat. Tapi sayang, ini bukanlah hal yang bisa kau akhiri begitu saja."

Bertindak sangat bijaksana guna memperjelas semua dengan menyalahkan Julia secara tidak langsung. Jordan telah mengatur semua plot agar Julia terlihat marah dan semua yang dikatakan Julia soal perselingkuhannya adalah tidak benar.

"Kenapa tidak?" tanya Julia dingin. Matanya menatap Jordan dengan lantang. "Kita telah berakhir."

Jordan tertawa."Julia, kau aneh sejak mengalami kecelakaan. Apakah kau sakit? Ayo kita periksa. Aku akan mengantarmu." Jordan menggenggam tangan Julia dan menariknya. Namun Julia sama sekali tidak melangkah. Dia melepaskan tangannya dari ganggaman Jordan dengan kasar.

"Hentikan!" ucap Julia dingin. matanya menatap semua orang di sana. Semua orang memperlakukannya dengan tidak adil dan mereka berpikir dia masih sebodoh dulu. Tapi saat ini dia sangat lelah, dia tidak bisa lagi menanggung emosinya yang akan meledak.

"Kalian semua, keluar dari rumahku sekarang juga!" perintah Julia dengan sedikit berteriak.

Semua orang tertegun mendengar perintah Julia. Itu terdengar serius dan tak ada tanda-tanda candaan di dalamnya.

"Julia!" seru Janet, Hendri, dan Jordan bersamaan.

"Keluar!" ucap Julia sekali lagi. Tangannya menunjuk ke pintu dengan tatapan dingin. "Aku ingin kalian semua keluar dari rumahku! dan tidak akan ada pertunangan apalagi pernikahan!"

Tatapan kecewa dan marah terlihat dari keluarga Clovis. Mereka melangkah dengan marah dan tatapan jijik yang tertuju pada Julia.

"Aku tak tahu bahwa calon nona muda yang dipilih Jordan sangat buruk."

"Sombong dan tak tahu sopan santun!"

"Apakah dia pikir dia bisa main-main dengan keluarga Clovis? Mari kita tunggu hal apa yang akan terjadi."

"Aku tak akan memanggil sepupu meski dia menikah dengan Jordan. Sangat kurang ajar!"

Cacian itu terus terlontar dari keluarga Clovis pada saat mereka meninggalkan rumah utama keluarga Brasco.

Kini yang tersisa hanya Hendri, janet, dan Jordan. Mereka semua jelas menatap Julia murka. Tak ada lagi sandiwara di sana. mereka sudah menunjukkan warna mereka masing-masing.

"Kau puas?" tanya Hendri geram. Lalu sebuah tamparan keras mendarat di pipi Julia. Itu sangat cepat sampai Julia tak sempat menghindar. "Aku terlalu bersabar padamu akhir-akhir ini. Tapi kau semakin tak tahu diri! Apa kau pikir aku takut padamu? Sadari tempatmu dan jadilah baik! Aku ingin kau tetap bertunangan dengan Jordan."

Setelah itu Hendri pergi meninggalkan Julia yangmasih  memegang pipinya yang panas.

Melihat ayahnya menampar Julia, Janet sangat senang. Dia segera mendekati Julia dengan bersedekap dadda. "Jangan coba memanjat ke tempat yang lebih tinggi. Ikuti saja permainan ini lalu kau akan bahagia.Tidak sulit kan?"

Julia tersenyum tipis, mengangkat kepalanya untuk menatap Janet, namun ternyata salah. Yang dia tatap adalah Jordan. Dia tak tau Jordan telah mendekat dan mencengkeram dagunya. Mengarahkan wajahnya untuk menatap Jordan lurus. Dia mendengar ancaman dari bibir Jordan.

"Jadilah baik dan jangan banyak tingkah. Dan jangan pernah berani untuk mengatakan kita telah berakhir. Aku tak akan pernah melepaskanmu semudah itu!"

Julia berusaha melepas cengkraman tangan Jordan pada dagunya, namun tidak bisa. Matanya menatap panas saat rahangnya terasa kian sakit akibat cengkraman itu makin kuat. Namun dia tak akan semudah itu tunduk. Dia tak akan semudah itu masuk ke neraka yang akan menghancurkan hidupnya.

Jordan menyentakkan cengkramannya dan menatap Julia tajam. Tak ada lagi raut lembut penuh cinta yang biasanya dia tunjukkan. Hanya rasa muak dan jijik yang terlintas bersamaan.

"Aku tak ingin mendengar kau mengoceh mengakhiri hubungan kita. Karena aku tak akan melepaskanmu sampai kapanpun!"

Julia terhuyung ke belakang setelah cengkraman itu terlepas. Seluruh rahangnya terasa sakit dan ngilu. Tangannya tanpa sadar memegang rahangnya dan memastikan tak ada luka kuku yang menyakiti kulitnya. Dia mendongak dan menatap Jordan dengan lantang.

"Oh akhirnya kau menampakkan wujud aslimu" seru Julia tanpa takut. Dia menatap Jordan lekat. "Jordan katakan padaku, Kau tak pernah mencintaiku dan hanya menginginkan hartaku saja, bukan?"

Tersentak, tatapan Jordan langsung mengarah ke bibir tipis Julia. Dia tak tau harus bertindak apa saat kata-kata Julia menohok hatinya.

"Apa yang kau katakan?" tanyanya dingin. Seakan tak mengakui tuduhan Julia.

"Jordan, aku tau kau sama sekali tak pernah mencintaiku. Yang kau inginkan hanyalah hartaku."

Jordan melangkah lebar dengan amarah. Dan tanpa sadar Julia mundur perlahan. Tapi Jordan sangat cepat. Dia mendorong tubuh Julia hingga membentur dinding. Mempersempit jarak hingga tak ada ruang di antar keduanya. Tatapannya dalam dengan senyum sinis terukir di bibirnya, dan bisikan halus terucap.

"Apa kau begitu ingin tahu?" tanya dingin. "Karena itu maumu, maka aku akan jujur. Kau benar, aku tak tertarik padamu. Kau bodoh dan tak menarik. Kau sangat membosankan. Kau tak akan berarti apa-apa tanpa hartamu."

Insting Julia secara naluriah menuntunnya pada rasa takut. Meski dia Angel Zhao, dia hanyalah seorang wanita. Jadi dia menunduk dan mendengarkan semuanya. Tubuhnya bergetar dan emosinya mendidih. Tapi saat ini dia tidak boleh memprovokasi Jordan atau akibatnya makin buruk, Jadi dia akan mengalah lebih dulu.

"Jo-Jordan." Ujar Julia bergetar.

Melihat Julia ketakutan, Jordan sangat puas. Dia menarik dagu Julia sekali lagi dan tersenyum sinis. "Lalu kenapa? Kenapa jika kau tahu aku tak pernah mencintaimu? Apakah kau akan memberikan semua hartamu padaku?"

Julia menggeleng kuat."Jangan bermimpi!"

Jordan sudah mengira ini, jadi dia tak terkejut. "Maka jadilah baik, karena aku tak akan melepaskanmu semudah itu." ujar Jordan penuh penekanan. "Aku tak akan berhenti menyiksamu sampai kau mati!" bisiknya sekali lagi

Mata Julia terbelalak lebar saat mendengar ancaman itu. Keringat dingin mengucur tanpa sadar. Ancaman itu mengingatkan pada mantannya dulu, Aaron. mantan tunangannya saat dia masih menjadi Angel Zhao.

Julia bertanya-tanya. Apa salahnya dulu dan apa salah pemilik tubuh ini sampai-sampai para pria ini menyiksanya sampai mati.

"Menyiksaku sampai mati?" tanya Julia mengulang kata-kata Jordan. Ketenangannya selalu terlihat meski ketakutan yang dirasa.

Jordan mundur selangkah dan jarak di antara mereka terlihat. Dia jelas melihat tubuh Julia bergetar ketakutan. Awalnya dia tidak pernah sedekat ini dengan Julia. Setelah benar-benar diamatinya, kekasihnya itu sangat mungil dan memiliki kulit yang sangat halus. Wajah kekasihnya ini tidaklah buruk. Gadis ini memiliki kulit yang putih dan bibir yang segar menggoda. Namun sayangnya itu semua tak cukup membangkitkan minatnya. Lalu dia memberi peringatan sekali lagi. "Jadilah baik dan jangan ganggu Janet, atau kau akan tahu akibatnya"

Julia bernafas lega saat tubuh mereka memiliki jarak. Dia kembali menatap Jordan dengan tatapan yang menghunus. "Jordan kau sudah gila!"

Jordan terkekeh mendengar suara Julia. Namun itu bukan masalah untuknya. Dia menepuk kepala Julia beberapa kali dan tatapan penuh cinta hadir setelahnya. "Sayang, kita akan bertunangan satu minggu lagi. Pastikan kau segera mencoba gaun untuk pesta pertunangan kita beberapa hari lagi. Aku akan mengatur semuanya."

Julia menghindar meski gagal. Dia terlihat waspada karena menyadari bahwa Jordan bukanlah lawan yang mudah. Dia mengutuk dan ingin sekali berteriak. Namun yang dia ucapkan hanya suara lirih yang bahkan tak dapat didengar Jordan. "Aku tak akan pernah jadi bonekamu.."

Jordan mengerutkan keningnya saat menyadari bibir Julia bergerak seperti mengatakan sesuatu. Lalu dia mengulurkan tangannya dan mencubit pipi Julia pelan. "Apa kau mengatakan sesuatu?"

Julia menatap jijik dan melepaskan tangan Jordan dari pipinya. Dia berpikir bahwa Jordan lebih buruk daripada Aaron. Kemudian dia mengumpulkan keberaniannya dan mengatakan keputusannya.

"Bermimpilah sampai kamu sadar Jordan! kau benar-benar sampah dan aku akan memiliki cara untuk menyingkirkan sampah sepertimu."

Jordan tertawa mendengarnya. Dia baru akan menyentuh wajah Julia sebelum akhirnya Julia menjauh dan dia hanya mendapati udara kosong di tangannya. "kata-katamu sungguh manis sayang.." ujar Jordan tak minat. Jordan melangkah dan melirik Julia sekali lagi. "Aku lelah dan akan pulang lebih dulu. Ingat, jangan membuat keributan atau kekacauan yang membuat pertunangan kita batal."

Tubuh Julia luruh ke lantai saat Jordan keluar dari rumahnya. Tubuhnya terasa lemas dengan keringat dingin mengucur. Tidak, dia tidak boleh berdiam diri. Dia tidak boleh bersama dengan pria gila itu.

Julia menggeleng pelan. Dia tidak percaya bahwa dia tidak memiliki jalan keluar. Dia menarik nafas pelan dan menghembuskan agar hatinya tenang. Dia mulai berpikir untuk mencari jalan keluarnya. Melangkah ke lantai atas dan mengunci rapat kamarnya. Tubuhnya dihempaskannya ke tempat tidurnya. Namun sejauh dia berpikir dia tak memiliki satu pun cara. "Ya tuhan..apa yang harus kulakukan? Angel ayo berpikir. Kau cerdas, kau tahu itu, kau pasti punya cara.

Dia mengingat semua ancaman Jordan, kemudian dia tersenyum senang dan berbinar. Menjentikkan ibu jarinya hingga mengeluarkan suara. "Benar! jika dia memiliki janet, kenapa aku tidak? Dia tak akan pernah melepaskanku bukan? Tapi bagaimana jika dia aku campakkan? Bagaimana jika aku mempunyai seseorang yang dapat menekannya. Seseorang yang setara atau bahkan lebih kuat dari Jordan"

Julia bangkit dari tidurnya dan menepuk pipinya, " Angel Zhao kau benar-benar cerdas. ya,..itu caranya. Aku harus mencari pria yang lebih kuat dari Jordan. Seseorang yang akan mengatakan pada dunia bahwa aku adalah miliknya. Hahahaha  Angel...kau benar-benar cerdas!"

1
Siti Rosniati
Luar biasa
Nitze
ah cerita nya pusing baca nya terlalu berbelit-belit
Erlin Sylviana
kenapa harus ada ayoyo,
Woro Wardani
Luar biasa
Anonymous
ok
adelia azni
Alut cerita nya bikin pusing,, tokoh utama nya tidak menarik,, bukn balas dendam malah hancur,, kan bodoh
Vilia Yulianti
Luar biasa
Vilia Yulianti
Lumayan
Ni Ketut Patmiari
Luar biasa
Mariyah
👍
Mariyah
hahahaha../Facepalm//Facepalm/
Ani Ani
semua nya main pakasa
Ani Ani
terima kaseh juga beri cerita yang bagus
Ani Ani
betul bagi DIA kesempatan
Ani Ani
seronok lah tu
Ani Ani
jahat betul habis semua di bunuh nya
Ani Ani
DIA Tahu jac yang tolong
Ani Ani
terumkap satu rasia
Ani Ani
ada yang terlebih perasan
Ani Ani
selau DIA yang kena
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!