Myro Veniar yang merupakan pangeran ke 3 dari Kerajaan Veniar, tanpa dukungan dan perhatian dari orang-orang, dikirim ke wilayah utara untuk melawan pemberontakan besar di utara hanya dengan ratusan pasukan.
Jika ia menolak perintah sang raja, Myro akan dianggap sebagai pemberontakan lalu diturunkan sebagai pangeran atau bahkan dieksekusi mati. Tapi, pergi ke utara untuk melawan pemberontakan besar tanpa dukungan sama seperti pergi menuju kematian juga.
Bagaimana cara Myro mengatasi pilihan di antara hidup dan mati ini? Apakah dia mampu bertahan di tengah sengitnya persaingan kekuasaan antara pangeran serta menjadi pangeran yang berhasil menjadi raja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ark Vest, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3 : MEREKRUT
Myro menatap Ares yang pergi meninggalkan aula pesta. Berbeda dari mata Myro yang terlihat putus asa sebelumnya, sekarang mata Myro berkilau penuh semangat. Benar, raja tidak memberi Myro batas waktu sehingga ia mampu mengumpulkan kekuatan dulu selama bertahun-tahun hingga puluhan tahun. Selama waktu tersebut, ia dapat terus mengumpulkan kekuatan sampai dirinya yakin untuk menang.
"Bakat ya?", gumam Myro terhadap saran terakhir dari Ares sebelum pergi kembali menuju barak prajurit pengawal Myro.
Setelah Myro memutuskan untuk berangkat 4 hari lagi, Ares berkata dia akan ke barak untuk mempersiapkan keberangkatan mereka.
Sebenarnya Myro sedikit bingung, apa yang perlu dipersiapkan sebab mereka hanya 200 orang?
Saat sedang berpikir tentang bakat, Myro tiba-tiba mengingat 1 orang.
7 tahun yang lalu, dia datang ke Istana Veniar mengejutkan banyak orang dengan kemampuan sihirnya. Di dunia ini juga ada sihir, tapi tidak terlalu berlebihan seperti satu sihir bisa meledakkan satu kota. Paling, sihir mampu meledakkan 100 pasukan namun membutuhkan waktu merapal mantra yang lama serta bakat yang cukup. Walaupun begitu, setiap penyihir tetap dihargai oleh kerajaan, terutama penyihir berbakat kuat.
orang yang datang 7 tahun yang lalu ini adalah seorang wanita berusia 10 tahun, ia mempunyai sihir yang sangat kuat hingga dapat bersaing melawan kepala akademi sihir di Kerajaan Veniar yang merupakan bagian dari 5 penyihir terkuat benua tengah serta berusia di atas 50 tahun, sedangkan wanita yang datang ini baru berusia 10 tahun.
Dengan kemampuan sihirnya, ia diakui oleh Raja Veniar IV dan diberikan jabatan kapten dari 10.000 pasukan penyihir.
Pada awalnya banyak orang yang menentang keputusan raja tersebut, bagaimanapun dia baru berusia 10 tahun. Namun, wanita tersebut membawa pasukan penyihirnya ke selatan dan memimpin pasukan perbatasan selatan bersama jendral perbatasan disana untuk menyerang Kerajaan Silver Knight, salah satu dari 5 kerajaan terkuat di benua tengah.
Tentunya Kerajaan Silver Knight meletakkan jendral yang hebat serta 200.000 pasukan elit untuk selalu menjaga perbatasan mereka dengan Kerajaan Veniar, bagaimanapun mereka sama-sama kerajaan besar.
Masalahnya, sejak wanita itu datang, ia menggunakan strategi serta kemampuan sihirnya, memimpin pasukan perbatasan selatan setelah meyakinkan jendral perbatasan selatan, mengalahkan pasukan perbatasan Kerajaan Silver Knight.
Di perang tersebut, ia membunuh 70.000 pasukan Kerajaan Silver Knight yang semuanya adalah elit terbunuh sedangkan Kerajaan Veniar kehilangan 10.000 elit yang menjadi kemenangan besar setelah setahun berperang disana. Untuk perdamaian, Kerajaan Silver Knight setuju menyerahkan 5 kota yang mengakhiri permusuhan sementara mereka.
Lalu, wanita itu memimpin pasukan penyihirnya ke berbagai tempat untuk melawan pemberontak atau musuh lain, ia selalu menang dari ratusan perang yang dia pimpin.
Dengan kecerdasannya tersebut, setelah ia berusia 15 tahun, raja akan mengangkatnya menjadi menteri perang dan memberikan gelar Earl, ia dijuluki sebagai perdana menteri masa depan.
Tetapi secara mengejutkan, wanita yang akan diberi gelar Earl itu menolan dan memutuskan untuk pergi.
Meskipun didesak oleh raja, ia tetap menolak bergabung kembali dengan pemerintahan ataupun militer Kerajaan Veniar melainkan ia membeli sebuah rumah kecil dengan halaman yang cukup luas di Ibukota Kerajaan Veniar, berhenti terlibat dengan urusan kerajaan.
Ada banyak orang yang datang menuju kediamannya seperti bangsawan besar, pejabat militer dan politik, perdana menteri hingga raja sendiri, tapi mereka selalu berakhir kembali dengan penolakan.
Sampai sekarang, belum ada yang mengetahui alasan kenapa ia tiba-tiba berhenti dari militer kerajaan dan menyendiri di sebuah rumah pada ibukota, bahkan ia menolak melatih para penyihir bagi kerajaan, semua undangan dari pangeran, bangsawan besar, pejabat hingga raja selalu dia tolak.
Ketika salah satu rekan dekatnya di pasukan penyihir dulu bertanya kenapa ia menolak semua ajakan orang lain, bahkan Raja Veniar, wanita tersebut memberikan jawaban yang aneh.
"Aku menunggu satu orang, dia yang pernah mengulurkan tangannya kepadaku dan membawaku pergi dari kelaparan dan kematian".
"Apakah kau tahu dimana orang yang kau tunggu tersebut berada atau dimana kalian bertemu dulu?", tanya teman wanita tersebut penasaran.
"Aku tidak tahu dimana dia berada sekarang, selain itu dapat dikatakan kami dulu bertemu di sebuah mimpi, namun aku yakin dia berada di sebuah tempat di dunia ini".
Setelah banyak orang mendengar kisah tersebut, mereka berpikir wanita itu hanya membuat alasan agar tidak membuat marah raja bersama para petinggi yang telah dia tolak.
Sampai sekarang, dia belum pernah turun ke medan perang lagi.
Myro sejak dulu tidak pernah datang untuk merekrut wanita tersebut, bagaimanapun dia sadar diri, tidak mungkin bagi seorang pangeran terbuang seperti dirinya mampu merekrut bakat yang begitu hebat. Tetapi mengingat perkataan Ares tadi, Myro berubah pikiran.
Apa salahnya mencoba? Lalu kalau dirinya ditolak, kenapa? bukankah raja juga ditolak oleh wanita tersebut. Oleh karena itu, Myro tidak perlu malu sekalipun wanita itu menolak ajakannya.
Menghela nafas, Myro berteriak ke arah seorang pelayan yang masih menunggu di ruangan tersebut "Tusen, siapkan hadiah terbagus yang kita miliki! Aku akan bertemu orang penting besok!".
.....
Pada keesokan harinya, sebuah kereta kuda mewah berangkat dari kediaman pangeran ke 3 pada pagi hari menuju sebuah villa kecil yang letaknya cukup terpencil di ibukota Kerajaan Veniar.
Walaupun villa tersebut berada di lokasi yang cukup terpencil, saat ini ada banyak sekali orang di sekitar villa yang sedang menunggu, setiap orang yang ada di sekitar villa menggunakan pakaian mewah layaknya bangsawan ataupun zirah besi.
Kedatangan kereta kuda Myro tentunya menarik perhatian orang-orang di sekitar villa, mereka melirik kereta kuda Myro sebelum mengalihkan perhatian kembali menuju villa.
Pada awalnya mereka tertarik karena kereta kuda Myro mempunyai lambang keluarga kerajaan, lagipula semua orang yang datang ke villa ini adalah pejabat serta petinggi kerajaan Veniar, mereka pasti orang-orang raja atau pangeran.
Tetapi setelah mengetahui orang yang datang adalah pangeran ke 3 yang terbuang, mereka langsung mengabaikannya.
Kereta kuda Myro berhenti di depan villa, lalu seorang pria tua berusia sekitar 50 tahun dengan rambut putih pendek serta kumis putih yang tidak lain adalah pelayan Myro bernama Tusen turun dari posisi kusir kuda, ia membuka pintu kereta kuda sambil membungkuk hormat "Tuan, kita sudah tiba di tujuan".
Myro yang berada di kereta kuda berjalan turun untuk menemukan sebuah pemandangan menakjubkan. Ternyata, selain dirinya sendiri, ada banyak petinggi kerajaan yang datang kesini untuk merekrut bakat, bahkan Myro menemukan keberedaan beberapa saudaranya yaitu pangeran lain.
"Siapa yang berpikir kakak ke 3 akan datang kesini juga? Apakah kakak terlalu takut untuk melawan pemberontak di utara sehingga berpikir untuk mencoba merekrut Nona Lune Enneige? Aku terkejut, Nona Lune menolak tawaran ayah, kakak tertua, bahkan kakak kedua juga gagal merekrutnya, jadi kenapa kakak ke 3 berpikir Nona Lune akan mengikuti pangeran sia-sia seperti kakak? Aku rasa kakak terlalu tidak sadar dirikan?", suara mengejek terdengar mendekati Myro.