"Aku dimana?"
Dia Azalea. Ntah bagaimana bisa ia terbagun di tubuh gadis asing. Dan yang lebih tidak masuk akal Adalah bagaimana bisa ia berada di dunia novel? Sebuah novel yang baru saja ia baca.
Tokoh-tokoh yang menyebalkan, perebutan hak waris dan tahta, penuh kontraversi. Itulah yang dihadapai Azalea. Belum lagi tokoh yang dimasukinya adalah seorang gadis yang dikenal antagonis oleh keluarganya.
"Kesialan macam apa ini?!"
Mampukah Azalea melangsungkan kehidupannya? Terlebih ia terjebak pernikahan kontrak dengan seorang tokoh yang namanya jarang disebut di dalam novel. Dimana ternyata tokoh itu adalah uncle sang protagonis pria.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queen_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OMB! (3)
...Selamat Membaca...
...*****...
Sekarang Auris tengah berada di taman belakang. Berkebun bersama beberapa pelayan karena suruhan Alex. Hal itu sebagai hukuman Alex karena Auris berani melawannya tadi.
Tidak jauh dari tempatnya Auris dapat melihat Sofia yang tersenyum penuh kemenangan. Auris hanya membalasnya dengan tatapan datar. "Hari ini gue harus berterima kasih sama aunty. Karena dengan ini gue gak harus bertemu sama Reynold."
Diam-diam Auris tersenyum miring. Ia tentu tahu maksud dari senyum Sofia. Auris tentu ingat plot yang berjalan sekarang. Dimana seharusnya ia pergi dengan Reynold tapi karena Sofia jadilah Caramel yang pergi dengan Reynold.
Beberapa pelayan tampak heran melihat Auris yang terlihat sukarela mengerjakan kegiatannya. Biasanya gadis itu akan marah-marah dan melampiaskannya pada mereka.
"Auris!"
Suara itu membuat Auris menoleh. Seorang gadis berambut pirang menghampirinya dengan senyum lebar. Ia berlari dan langsung memeluk Auris.
"Aku merindukanmu. Kenapa kau di sini? Bukankah seharusnya kau bersama Reynold?"
Auris diam tidak menjawab. Kerutan bingung tercetak jelas di dahinya. "Siapa kau?"
"Astaga?! Kau tidak ingat aku?!" Gadis itu menutup mulutnya, "Kau bercandakan? Tidak mungkin kau tidak ingat aku Auris!"
Auris menggaruk lehernya yang tidak gatal, "Maaf, aku memang tidak tahu siapa kau."
Gadis itu memegang kedua lengan Auris, "Apa yang terjadi denganmu?"
"Aku amnesia," singkat Auris.
"Ya ampun! Kenapa tidak ada yang memberitahuku?!" Gadis itu menatap semua pelayan dengan tajam. "Kenapa kalian tidak memberitahuku jika terjadi sesuatu pada Auris. Kenapa kalian ti-,"
Ucapan Gracella terhenti saat Auris menariknya ke sebuah kursi panjang yang tersedia di sana.
"Jangan marah-marah. Lebih jelaskan padaku siapa kau dan apa hubunganmu dengan ku?"
Gracella menghela napas pelan, "Jadi namaku adalah Gracella Arunnea Alessandro. Aku sepupu nya Reynold dan sahabatmu."
Auris diam tampak berpikir, "Sahabat? Dia? Sejak kapan? Seingat gue gak ada nama Gracella di dalam novel."
...*****...
Caramel tidak berhenti tersenyum sedari tadi. Apalagi karena Reynold menggandeng tangannya.
"Rey, apa kau mencintai Auris?"
Reynold menoleh dan menggeleng. Ia tersenyum lembut mengusap surai Caramel. "Tidak car, Aku tidak mungkin menyukai jalang murahan itu!"
"Lalu kapan kau akan memutuskan pertunanganmu dengannya?"
"Secepatnya Car, aku juga muak dengan segala tingkah Auris yang menjijikkan." Reynold masih ingat betul bagaimana Auris yang selalu menempel padanya. Suara manja dan make up tebal Auris benar-benar membuat Reynold jijik setengah mati.
"Bagaimana jika malam ini? Lagipula tante Ari juga tidak menyukai nya kan?" usul Caramel.
"Mama memang tidak menyukai nya Car, Tapi papa? Dia sangat menyayangi Auris seperti putrinya sendiri," balas Reynold.
Caramel mendesah kecewa, "Tidak bisakah kau membujuk papa mu Rey? Atau minta tolong pada mama mu Rey. Papa mu selalu menurut pada mama mu kan?"
Senyum Reynold langsung merekah. Caramel benar, ia harus segera membicarakan ini dengan mamanya agar ia terbebas dari Auris.
"Ayo ke rumah Car, mama merindukan mu." Reynold menarik tangan Caramel kembali menuju Mobil. Mereka pergi dari tempat itu menuju ke kediaman Arkatama.
Tidak butuh waktu lama, Reynold dan Caramel sampai di sana. Ariana selalu mamanya Reynold menyambut Caramel dengan pelukan hangat. Berbeda ketika Auris berkunjung, Ariana pasti selalu menyindir Auris dengan pedas.
"Apa kabar sayang?"
Caramel tersenyum, "Aku baik tante. Tante sendiri bagaimana?"
"Tante baik. Sudah lama sekali Reynold tidak membawamu kemari, tante merindukan mu." Ariana tersenyum begitu ceria membuat Reynold juga ikut tersenyum.
"Eem, tante ada yang aku dan Reynold ingin bicarakan pada tante," kata Caramel ragu.
"Ada apa? Katakan saja nak."
"Bisakah tante membujuk om Satria agar membatalkan pertunangan Auris dengan Reynold?"
"Benar ma. Aku dan Caramel saling mencintai. Aku tidak mencintai Auris ma. Mama mau aku tidak bahagia?" tambah Reynold.
Ariana diam sejenak. Ia menghela napas pelan kemudian menggenggam tangan Caramel, "Akan tante usahakan."
Reynold san Caramel saling pandang kemudian tersenyum.
...*****...
"Apa?! Jadi kau ingin membatalkan pertunangan mu dengan Reynold?! Seriously??" Gracella tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. Seorang Auris yang terkenal bucin setengah mati pada Reynold kini berniat membatalkan pertunangannya.
"Ya, tapi aku masih bingung bagaimana caranya," kata Auris.
"Kau benar-benar yakin Au?"
Auris mengangguk tegas, "Iya Grace. Biarlah dua sampah itu bersatu dan berakhir bahagia."
Gracella tersenyum senang mendengarnya. Ia memeluk Auris seakan begitu bangga pada sahabatnya ini. "Akhirnya pikiranmu terbuka lebar Au."
"Tapi bagaimana caranya Grace? Tidak mungkin aku membatalkan semuanya tanpa alasan yang jelas," kata Auris.
"Benar juga. Bagaimana ya? Biarpun Tante Ari tidak menyukaimu, tapi om Satria sangat menyayangimu Au. Dia pasti tidak rela membiarkan kau memutuskan pertunangannya."
"Grace," panggil Auris.
"Ya?"
"Kau punya teman laki-laki? Atau mungkin seseorang yang bisa membantu ku?"
"Membantu apa?"
Auris tersenyum miring, "Membantu ku lepas dari pertunangan itu."
"Caranya?"
"Aku akan mengatakan jika aku punya pacar dan kami saling mencintai. Dengan begitu uncle Satria pasti akan menerima keputusan ku."
"Big no! Itu rencana yang sangat jelek Au. Om Satria sangat tahu kau sebucin apa pada Reynold. Tidak mungkin kau tiba-tiba bisa mencintai pria lain," jelas Gracella.
Kedua perempuan itu akhirnya sama-sama diam. Tapi setelahnya Gracella tersenyum penuh arti menatap Auris.
"Aku tahu bagaimana caranya Au."
"Bagaimana?" Auris memperbaiki posisinya. Ia duduk tegak menatap Gracella bersemangat.
"Kau pura-pura hamil dengan pria lain, dengan begitu pertunanganmu dengan Reynold pasti batal."
Auris menatap datar Gracella. "Rencanamu juga buruk Grace. Setelah itu kau pikir aku akan benar-benar bebas? Yang ada aku akan dinikahkan dengan laki-laki itu!" Auris mendengus kasar. "Lagipula siapa yang mau membantuku untuk hal seperti itu?"
"Kita gunakan papaku."
...*****...
...Terimakasih sudah membaca...