Dewi Eka Arshila, seorang gadis cantik yang sangat berperangai buruk.
Perangainya yang seperti ini terjadi karena ulah sang kekasih yang sudah mengkhianatinya. Ditambah pula ia yang baru kehilangan sosok ayah yang tega meninggalkan sang ibu dan juga dirinya. Suatu hari, Arshilla bertemu dengan Bima, pria tampan yang selalu memperhatikan dirinya. Berkat usaha gigih Bima dalam meraih cinta gadis pujaannya, Arshilla menerima lamaran Bima dengan setulus hati. Namun sesuatu terjadi yang membuat hati Arshilla terguncang. Kejadian apa yang membuat hati Arshilla seperti ini? Lalu bagaimana kelanjutan kehidupan Arshilla selanjutnya?
Terus ikuti The End Of Our Love.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanna Agustiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Arshilla hendak membangunkan Bima, namun ia terkejut melihat wajah Bima yang pucat
"Yang, sayang?" panggilnya
Bima perlahan-lahan membuka matanya dan menatap Arshilla
"Kenapa Yang?" tanyanya
"Kamu sakit! Kita ke rumah sakit ya," ucapnya sambil memegangi dahi Bima
Bima meraih tangan Arshilla dan menciumnya "Aku cuma mau istirahat Yang,"
"Tapi kamu demam Yang,"
"Nggak apa-apa. Aku mungkin kelelahan karena persiapan pesta pernikahan kita," ucap Bima
"Ya udah aku buatin bubur sama susu ya,"
Bima memeluk tubuh Arshilla "Nggak mau, aku maunya dipeluk kamu aja,"
Arshilla mengusap lembut rambut Bima "Biar kamu minum obat sayang, cuma sebentar kok. Yahh!"
"Ya udah. Tapi cium dulu!" pintanya
Arshilla mencium kening Bima "Udah?"
Bima mengangguk lalu melepaskan pelukannya. Arshilla menaikkan selimut untuk menutupi tubuh Bima hingga ke dada.
"Sebentar ya!"
Arshilla turun dari ranjang lalu keluar menuju dapur. Di sana ada Tama yang sedang membuat kopi
"Pa?" panggil Arshilla
Tama menoleh "Eh anak Papa udah bangun!"
"Iya Pa. Papa lagi bikin kopi?" tanyanya
"Iya. Tumben kamu pagi-pagi udah ke dapur?"
"Arshi mau bikin bubur Pa, Bima sakit!" ucap Arshilla
Tama terkejut "Bima sakit? Kita bawa ke rumah sakit ya!"
Arshilla menggeleng "Dia nggak mau Pa. Cuma minta istirahat aja,"
"Ya udah. Kalau sampai malam masih sakit kita paksa Bima ke rumah sakit aja!" sarannya
Arshilla mengangguk "Ya udah Arshi mau bikin bubur dulu, Pa!"
Arshilla mulai membuat bubur dan susu untuk Bima
Sementara itu Bima sedang sibuk membersihkan darah yang terus mengalir dari hidungnya.
"Kumohon Ya Tuhan!" ucapnya sambil menangis di dalam kamar mandi.
Arshilla membuka pintu kamar dan tak melihat Bima di ranjang. Ia meletakkan nampan di meja nakas
"Bima?" panggilnya
"Aku di kamar mandi sayang!" sahut Bima
"Kamu kenapa?" tanya Arshilla dari balik pintu
"Aku sedang buang air kecil,"
"Ya udah!"
Arshilla kembali ke ranjangnya dan duduk menunggu Bima
"Ayolah, cepat berhenti," gumamnya.
Bima membasuh wajahnya setelah memastikan darah itu tak keluar lagi. Ia pun keluar dari kamar mandi dan tersenyum melihat istrinya
"Sayang?" panggil bima
Arshilla menoleh dan langsung menghampiri Bima untuk memapahnya
"Aku nggak apa-apa kok Yang," ucap Bima
"Kamu lemes gitu kok!" ucap Arshilla
Arshilla membantu Bima duduk di ranjangnya.
"Sini sarapan dulu. Aku suapin!" ucap Arshilla
Bima mengangguk ia menerima suapan dari istri tercintanya itu
"Yang, kamu baru bangun aja udah cantik!" puji Bima
Pipi Arshilla bersemu merah "Ish apaan si!" ucapnya sambil tersenyum malu
"Kamu nggak usah kuliah dulu ya. Kamu istirahat di rumah!" ucap Arshilla
"Terus kamu mau berangkat?" tanya Bima
"Ya iya lah,"
Bima menggeleng "Kalo kamu berangkat aku juga harus berangkat!" ucapnya
"Kamu lagi sakit sayang!"
"Nggak mau pokoknya!"
Arshilla menghembuskan nafasnya "Ya udah aku nggak berangkat,"
Bima tersenyum manis dan mencium kening Arshilla "Aku cuma mau sama kamu aja Yang!" pintanya
Arshilla mulai merasakan aneh pada Bima, kenapa suaminya ini nggak mau berpisah dengannya walaupun hanya sebatas berangkat kuliah saja.
*******
Di kampus sedang gempar karena di majalah mading ada foto Bima dan Mona yang saling berpelukan, tidak hanya satu tapi ada 5. Riyan yang melihat itu langsung naik pitam dan mencari keberadaan Mona. Ia yakin jika wanita itu yang menempelkan foto-foto itu.
"Ada yang liat Mona nggak?!" teriak Riyan di dalam kelas
"Gue liat dia ada di kantin," ucap Aris
"Adi, David! Ayo ikut gue!" ucap Riyan.
Mereka bertiga pun menuju ke kantin dan benar saja Mona sedang duduk sendirian. Riyan menggebrak meja itu hingga membuat mereka yang ada di sana terkejut
"Dasar jalang gila!" bentak Riyan
"Maksud lo apa?" tanya Mona
"Lo pasti dalang dibalik foto itu kan?" tanyanya dengan nada tinggi
"Gue nggak tau apa-apa!" ucapnya
Seorang wanita datang dan langsung menampar pipi Mona.
"Heh brengsek! Gue tau lo tergila-gila sama Bima. Tapi apa lo nggak mikir Bima itu udah nikah sama gue! Dan lo nggak tau dirinya menempel foto-foto murahan kayak gitu di mading!" hardiknya
Mona memegangi pipinya yang terasa panas dan menatap tajam Arshilla.
"Lo kalo nggak bisa dapetin Bima ya nggak usah pakai cara murahan dong!" ucap Arshilla
Mereka pun mulai berbisik karena Arshilla kembali memasang perangainya yang buruk.
"Udah gila emang dia. Berani banget main-main sama Ice."
Bisik-bisik itu terdengar oleh Mona. Dan ia pun penasaran seberapa kasar wanita di depannya ini
Mona menyeringai "Ingat ya! Bima itu milik gue meskipun dia udah nikah sama lo!"
Arshilla mulai marah, ia menarik rambut Mona dan menyeretnya hingga ke tengah lapangan basket
Mona menjerit kesakitan karena Arshilla terus menarik rambutnya
"Suruh siapa main-main sama Ice! Dosen-dosen aja ga berani sama dia!" teriak seorang yang melihat kejadian itu
Kini Mona menyesali rasa penasarannya.
"Gue minta maaf, gue janji nggak akan mengulanginya lagi!" ucap Mona
Arshilla mendorong Mona hingga terjatuh "Gue kasih peringatan untuk terkahir kalinya, jangan ganggu gue dan Bima kalo lo nggak mau hal yang lebih dari ini!" bentak Arshilla.
"Lo urus dia!" ucapnya pada Riyan. Dan ia kembali ke kelasnya
Sampai di kelas mereka enggan mendekat ke Arshilla karena mereka yakin Arshilla masih dalam keadaan marah. Namun tidak dengan Fitri, ia mendekati Arshilla dan memberikan air mineral dingin.
"Nih minum!" ucap Fitri
Arshilla melirik tajam ke arah Fitri
"Gue tau lo masih emosi, mangkanya gue ngasih lo minum biar nggak marah-marah lagi,"
Arshilla menerima dan meminumnya "Thanks ya!"