EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Nanda Maheswari tak pernah menyangka bahwa ia akan mengandung benih dari Langit Gemintang Laksono tak lama setelah pria yang ia cintai secara diam-diam tersebut merudapaksa dirinya karena emosi dan salah paham semata. Terlebih Langit saat itu di bawah pengaruh alkohol juga.
"Aku benci kamu Nan !!" pekik Langit yang terus menggempur Nanda di bawah daksa tegapnya tanpa ampun.
"Tahu apa kamu soal cintaku pada Binar, hah !"
"Sudah miskin, belagu! Sok ikut campur urusan orang !"
Masa depannya hancur berantakan. Kehilangan kesucian yang ia jaga selama ini dan hamil di luar nikah. Beruntung ada pria baik hati yang bersedia menutupinya dengan cara menikahinya. Tetapi naas suaminya tak berumur panjang. Meninggal dunia karena kecelakaan.
"Bun, kenapa dunia ini gelap dan kejam?"
Takdir semakin pelik bagi keduanya. Terlebih Langit sudah memiliki istri dan satu orang anak dari pernikahannya.
Update : Setiap Hari.
Bagian dari Novel : Sebatas Istri Bayangan🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 - Tokcer Banget Euyy
"Istri Langit pamer test pack kalau positif hamil. Tokcer banget euyy kecebong si Langit. Haha..." ujar Yumna seraya tertawa.
"Baru juga nikah sebulan eh langsung hamil istrinya. Malahan acara empat bulanannya saja dulu meriah banget pas mereka rayakan di Bandung. Dirayakan di rumah orang tuanya si Kayla. Saat itu kamu belum tinggal di kota ini, Nan. Kan tadi kamu sempat cerita kalau sebelumnya kamu tinggal di tanah kelahiranmu. Masih LDR an sama suami bulemu itu. Terus beberapa hari yang lalu aku juga diundang ke acara tujuh bulanannya istrinya Langit, cuma enggak bisa hadir. Soalnya aku ada acara lain juga jadi bentrokan deh. Tapi acara tujuh bulanan si Kayla gantian dirayakan di Jogja di rumah mereka sendiri. Kan si Langit double job. Ya jadi dokter forensik juga dosen di UGM. Kayak kejar setoran saja dia. Mungkin bininya minta dibelikan pulau pribadi sampai dia kerja rodi terus 69 jam non stop. Haha..." kelakar Yumna seraya tertawa di ujung kalimatnya.
Seketika Nanda mendadak merasakan perih tak kasat mata di hatinya saat mendengar tentang rumah tangga Langit dan Kayla dari Yumna. Yang tentunya sangat bahagia di benaknya. Dua orang yang sama-sama sederajat dan berasal dari keluarga terpandang lalu bersatu dalam sebuah mahligai pernikahan dengan restu dari kedua orang tua.
Tak lama dari pernikahan itu langsung dikaruniai kehamilan. Di mana tak lama lagi keduanya baik Langit dan istrinya pasti berbahagia menyambut kehadiran keturunan keluarga mereka.
Sedangkan dirinya hamil dalam kondisi seperti ini. Sungguh berbanding terbalik. Namun ia tak dapat melawan kehendak takdir. Nanda hanya pasrah dan mengikuti jalan takdir hidupnya.
"Sabar ya sayang. Bunda janji akan selalu menjaga dan mencintaimu seumur hidup Bunda. Jika harus mengorbankan nyawa pun Bunda rela demi kamu, Nak." Nanda hanya bisa membatin seraya mengelus perutnya yang sudah sangat besar saat Yumna bercerita panjang lebar tentang kehidupan Langit dan istrinya.
Dari cerita Yumna, ia tahu jika Langit dan Kayla tinggal di Jogja usai menikah. Keluarga Kayla tetap berada di Bandung dan keluarga Langit tetap tinggal di Malang. Yumna tak tahu sama sekali jika Nanda mencintai Langit secara diam-diam sejak dahulu. Yang ia tahu bahwa Binar, Langit dan Nanda bersahabat sejak lama di UGM. Walaupun ketiganya berbeda jurusan. Hanya Binar Mentari Mahendra yang mengetahui bahwa Nanda mencintai Langit sejak lama.
Karena aktif berorganisasi di kampus, mereka bertiga yakni Langit, Binar dan Nanda pun akhirnya bersahabat dekat. Sedangkan Yumna dekat dengan Nanda selain satu kampus, mereka berdua tinggal di satu kos yang sama saat kuliah dahulu.
Yumna pun pamit pada Nanda. Karena hari sudah menjelang sore.
"Aku pamit pulang dulu. Besok pagi aku harus balik lagi ke Jogja. Cutiku sudah habis. Jadi waktunya kerja lagi cari cuan yang banyak. Hehe..." ucap Yumna seraya berpamitan pada Nanda.
"Jangan kerja terus !!"
"Cari calon suami segera sana," ujar Nanda.
"Kalau ada bule satu yang nganggur tapi gantengnya kayak suamimu, boleh juga. Kenalin dong ke aku. Hehe..." jawab Yumna tanpa tedheng aling-aling.
"Dasar mendadak silau sama bule. Kasihan dong nanti cowok pribumi kamu anggurin," ledek Nanda.
"Biar keturunanku ikut kinclong. Kamu enak kulitmu bersinar kuning langsat. Lah aku sawo kematengen begini. Kena pancaran sinar matahari terus-menerus malah makin gosyong terus jliteng berujung awan gelap pekat alias butek. Kalau suamiku bule kan minimal nanti memperbaiki keturunanku gitu loh, Nan. Hehe..." ucap Yumna.
"Huh, dasar !!" balas Nanda.
Saat Yumna akan beranjak pergi, mendadak ekor matanya menatap perut Nanda yang tampak sangat buncit. Bahkan tangannya tiba-tiba terulur mengelus perut temannya itu.
"Eh, kok perut kamu besar banget sih Nan. Apa kamu hamil kembar?" tanya Yumna tiba-tiba.
"Mulai deh Yumna menghalu," ledek Nanda seraya tertawa kecil. Sebab Yumna terkenal orangnya ceplas-ceplos dan suka melucu. Sehingga dirinya menganggap omongan Yumna barusan sekedar candaan.
"Eh, beneran tahu. Aku enggak lagi bercanda atau halu. Gede banget, Nan. Kamu sudah USG belum? Jenis ke*laminnya apa?" cecar Yumna.
"Belum USG lagi sih dan memang gak pengin tahu bayiku ini laki-laki atau perempuan. Biar jadi kejutan nantinya pas lahiran. Pokoknya sedikasihnya saja sama Gusti Allah. Yang penting sehat dan tak kurang satu apa pun," jawab Nanda.
Ya, faktanya Nanda memang tak melakukan USG kembali. Hanya sekali dilakukan saat usia kehamilannya lima minggu ketika dirinya pingsan dan dibawa oleh Charlie ke sebuah klinik di Bali. Setelah itu selama di desa tentunya ia tak melakukan USG karena peralatan yang sangat terbatas di sana.
Setibanya tinggal di Bandung, dirinya dan Charlie juga belum memeriksakan kembali baik ke dokter maupun rumah sakit. Selain kesibukan pekerjaan Charlie yang sedang padat, karena keduanya juga baru saja pindah ke Bandung. Bebenah rumah dan mengisi barang-barang kebutuhan rumah tangga juga masih belum selesai dilakukan keduanya.
Charlie dan Nanda tinggal di sebuah rumah yang disediakan oleh kantor tempat Charlie bekerja. Namun rumah tersebut hanya sebuah rumah dinas saja. Bukan milik Charlie pribadi. Nanda tak pernah mempermasalahkan dirinya tinggal di rumah seperti apa. Baginya seperti ini saja, dirinya sudah sangat bersyukur dipertemukan dengan pria baik hati seperti Charlie.
"Ya sudah aku balik dulu. Kabari aku kalau keponakanku lahir ya. Mau aku bawakan kado spesial buat bayimu nanti kalau sudah lahiran," ucap Yumna.
"Siap," jawab Nanda.
Akhirnya dua kawan lama itu pun berpisah. Sepeninggal Yumna pergi, Nanda kembali mengelus perutnya.
"Masak sih dedeknya kembar?" batin Nanda.
"Ah, pasti Yumna kebanyakan halu. Jadi aneh-aneh pikirannya. Dulu pas di Bali, USGnya juga cuma satu bukan kembar."
Bersambung...
🍁🍁🍁