NovelToon NovelToon
Guru TK Yang Cantik

Guru TK Yang Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:Masalah Pertumbuhan / Karir
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Esa

Di TK Pertiwi Masaran, Bu Nadia, guru TK yang cantik dan sabar, mengajarkan anak-anak tentang warna dengan cara yang menyenangkan dan penuh kreativitas. Meskipun menghadapi berbagai tantangan seperti balon pecah dan anak yang sakit perut, Bu Nadia tetap menghadapi setiap situasi dengan senyuman dan kesabaran. Melalui pelajaran yang ceria dan kegiatan menggambar pelangi, Bu Nadia berhasil menciptakan suasana belajar yang penuh warna dan kebahagiaan. Cerita ini menggambarkan dedikasi dan kasih sayang Bu Nadia dalam mengajarkan dan merawat anak-anaknya, menjadikan setiap hari di kelas menjadi pengalaman yang berharga dan penuh makna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Esa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keceplosan Aldo - Rahasia Bu Guru Terbongkar

Esok paginya, seperti biasa, Bu Nadia berangkat ke sekolah dengan perasaan penuh semangat. Pikirannya masih melayang-layang pada Pak Arman dan percakapan hangat mereka semalam. Namun, sebagai guru yang profesional, ia harus tetap fokus pada tugasnya, yakni mengajar anak-anak TK yang ceria.

Begitu sampai di kelas, Nadia disambut dengan keceriaan murid-muridnya. Mereka sibuk dengan permainan pagi yang selalu membuat suasana kelas menjadi hidup. Dengan senyum manis, Bu Nadia memulai pelajaran. “Anak-anak, hari ini kita akan belajar tentang binatang. Siapa yang bisa sebutkan nama binatang kesukaannya?”

Semua murid langsung mengangkat tangan, berseru-seru menyebutkan binatang favorit mereka, dari kucing, anjing, sampai gajah. Namun, di tengah riuh rendah itu, tiba-tiba Aldo, dengan wajah polosnya, tanpa sengaja keceplosan, “Bu Nadia, calon mama ku!”

Kelas seketika hening. Semua murid yang tadi semangat berteriak sekarang terdiam bingung, menatap Aldo dengan tatapan penasaran. Beberapa anak mulai berbisik-bisik, sementara yang lain menatap Bu Nadia dengan heran. Aldo, tanpa menyadari apa yang baru saja diucapkannya, masih tersenyum manis, seolah itu adalah hal biasa.

Bu Nadia langsung tersentak. Wajahnya memerah seketika, dan ia merasa sedikit salah tingkah. Dalam hati ia berpikir, "Astaga, Aldo! Kok kamu bisa keceplosan begitu sih?"

Dia mencoba menenangkan diri, menutup mulutnya sebentar dengan telapak tangan, menahan tawa campur malu. "Aldo, ehm... Maksud kamu apa ya, Nak?" tanya Bu Nadia sambil tersenyum tipis, berharap Aldo tidak mengulangi kata-kata itu lagi.

Aldo, dengan polosnya, menjawab, "Iya, kata Papa, Bu Nadia calon mama aku!"

Semua murid semakin bingung. Ada yang tertawa kecil, ada yang malah serius berpikir. Bu Nadia semakin salah tingkah. Ia mengusap rambut Aldo pelan dan mencoba mengalihkan perhatian murid-murid dengan cepat. "Ayo, ayo, kita kembali belajar ya. Kita bahas lagi tentang binatang, siapa yang suka kucing?"

Tapi bukannya fokus, beberapa murid malah terus menatap Bu Nadia dengan rasa penasaran. Salah satu murid, Dinda, yang duduk di barisan depan, tiba-tiba bertanya dengan suara polos, “Bu, kalau jadi calon mama Aldo, Bu Nadia bakalan masak buat kita semua juga nggak?”

Kelas meledak dalam tawa, termasuk Bu Nadia yang sudah tak bisa menahan senyum malu dan tawa lucu. “Waduh, kalian ini ya,” kata Bu Nadia dengan nada menggoda, “Ayo belajar dulu, nanti baru kita bahas soal itu ya!” Ia menggelengkan kepala sambil tertawa kecil.

Meskipun malu, momen itu membuat suasana kelas jadi lebih hangat dan ceria. Tapi dalam hati, Bu Nadia tahu, percakapan Aldo tadi pasti akan menjadi bahan gurauan antara dirinya dan Pak Arman nanti. Dia membayangkan bagaimana reaksi Pak Arman saat mendengar cerita ini.

"Sabar ya, Aldo. Mungkin nanti kita bahas lagi soal calon mama," pikir Bu Nadia sambil tersenyum sendiri.

Saat bel istirahat berbunyi, Bu Nadia berjalan keluar kelas sambil menarik napas panjang. Ia melangkah menuju ruang guru, di mana beberapa rekannya sudah berkumpul. Setelah menaruh buku di meja, ia memberanikan diri untuk membuka pembicaraan.

"Eh, kalian... aku mau cerita sesuatu," kata Nadia pelan sambil tersenyum malu.

Bu Rina, rekan sesama guru, langsung mengangkat alis penasaran. "Cerita apa, Nad? Kok mukamu senyum-senyum gitu?"

Nadia tersipu malu, lalu dengan perlahan-lahan berkata, "Aku... jadian sama Mas Arman, bapaknya Aldo."

Semua rekan guru terdiam sesaat, lalu mereka serempak berkata, "HAH?!"

Bu Fitri, yang terkenal paling kepo, langsung mendekat. "Beneran? Kok bisa? Wah, wah, wah... cerita lengkapnya dong!"

Nadia tertawa kecil, merasa pipinya mulai memerah lagi. "Ya, awalnya sih Mas Arman sering antar jemput Aldo, dan dia mulai deketin aku. Awalnya aku cuek, tapi ya lama-lama...," Nadia berhenti sejenak, terlihat bingung mencari kata yang tepat. "Ya, gimana, dia terus usaha. Sampai akhirnya ya aku... luluh juga," katanya sambil tersenyum malu.

Bu Rina langsung menepuk tangan Nadia dengan geli. "Ih, romantis banget, Nad! Jadi ceritanya Bapak Arman yang serius ngejar kamu, ya?"

Nadia hanya mengangguk. "Iya, aku nggak nyangka, tadinya dia cuma wali murid, eh, ternyata sekarang pacarku."

Bu Fitri tertawa kecil sambil menutup mulutnya. "Pantesan Aldo tadi keceplosan manggil kamu 'calon mama', ya. Kamu sampe merah banget mukanya di kelas."

Semua guru langsung tertawa keras membayangkan momen tersebut, sementara Nadia hanya bisa ikut tersenyum sambil menutupi wajahnya yang semakin memerah.

"Wah, jadi kapan nih dikenalin resmi sama anak-anak TK yang lain?" canda Bu Rina.

Nadia langsung melotot lucu ke arah mereka. "Eh, jangan gitu dong, jangan bikin malu aku!"

Namun, dalam hatinya, Nadia merasa bahagia bisa berbagi cerita ini. Rasanya hubungan mereka makin nyata dan terbuka sekarang.

Saat bel pulang hampir berbunyi, suasana di sekolah mulai ramai. Pak Arman sudah standby di parkiran, menunggu Aldo sambil duduk di atas motornya. Matanya tak henti-hentinya melirik ke arah pintu kelas, menunggu Nadia muncul. Bel pulang berbunyi, dan anak-anak TK langsung berhamburan keluar, termasuk Aldo yang berlari kecil menuju ayahnya.

Namun, yang membuat hati Arman berdegup kencang bukanlah Aldo, melainkan sosok Nadia yang berjalan di belakang murid-muridnya dengan senyum lembut di wajahnya. Begitu Nadia keluar dari pintu kelas, Arman langsung turun dari motornya dan menghampiri.

"Sayang!" panggil Arman sambil tersenyum lebar, "Gimana hari ini mengajarnya? Lancar?"

Mendengar kata "sayang" terucap begitu saja, Bu Fitri dan Bu Rina, yang sedang berjalan tak jauh dari situ, langsung berhenti sejenak. Mata mereka langsung melirik ke arah Nadia dengan penuh rasa ingin tahu.

"Ehemm... ehemm...," Bu Rina pura-pura batuk sambil menatap ke arah mereka, lalu dengan nada menggoda ia menambahkan, "Ciee... ciee... sayang-sayangan nih."

Bu Fitri ikut tertawa sambil menutup mulutnya. "Aduh, romantis banget di depan sekolah, ya. Kalau kayak gini terus bisa-bisa kita dapet undangan, nih!"

Nadia langsung merah padam mendengar ejekan dari teman-temannya. Ia mencoba tetap tenang, tapi jelas kelihatan bahwa pipinya merona. "Ih, kalian bisa aja," jawab Nadia sambil memalingkan wajahnya dari Arman, yang hanya tersenyum penuh percaya diri.

Arman, yang sama sekali tidak terganggu oleh ejekan itu, malah semakin senang. "Ya biar mereka tahu aja, sayang. Kan udah resmi kita pacaran," katanya sambil menatap Nadia dengan tatapan lembut.

"Udah ah, jangan panggil gitu di depan orang," Nadia berbisik pelan, mencoba menjaga wibawanya sebagai guru. Tapi Arman hanya tertawa pelan, lalu mengedipkan mata ke arah Bu Fitri dan Bu Rina, yang masih memandang mereka dengan senyum penuh arti.

"Tenang aja, sayang. Besok juga mereka udah biasa," jawab Arman santai.

Nadia hanya bisa tersenyum sambil menunduk, berusaha menutupi perasaan malu bercampur bahagia yang sedang membuncah di dadanya. Pak Arman, seperti biasa, tetap tenang dan santai menghadapi situasi ini. Bagi dia, yang penting sekarang adalah hubungan mereka sudah jelas di mata semua orang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!