NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Penguasa: Pembalasan Seorang Ibu

Kembalinya Sang Penguasa: Pembalasan Seorang Ibu

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Balas Dendam / Single Mom / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Keluarga
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nuhume

Season Dua dari "Lily: Rahasia Gadis Kampung"

Briela Leonor, putri dari Raja Leonor, adalah pewaris tahta di sebuah kerajaan yang kekuasaannya melampaui presiden, menteri, dan semua gubernur. Setelah kematian suaminya, Briela memilih hidup sebagai rakyat biasa untuk melindungi anaknya, Xaviera, dari intrik politik yang mematikan.

Selama dua puluh tahun, Briela berhasil menyembunyikan identitasnya di sebuah provinsi kecil di wilayah Barat kota Riga. Kini, Xaviera telah dewasa, dan pernikahannya membawa kebahagiaan besar bagi Briela. Namun, kebahagiaan itu segera berubah menjadi mimpi buruk ketika Xaviera menjadi korban penyiksaan dan pelecehan oleh suaminya, Aron Ace.

Situasi semakin genting ketika sebuah kasus besar muncul, mengancam kestabilan negara. Briela dihadapkan pada keputusan sulit: membuka identitasnya dan kembali memimpin negara untuk menyelamatkan putrinya dan mengembalikan kedamaian, atau tetap tersembunyi dan menyaksikan kehancuran yang tak terelakkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuhume, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32

“Tapi kakak, dia telah menghianati kita dengan ikut berkomplot bersama ….”

“Jenderal, tidak jenderal, saya tidak berkhianat. Saya memiliki rencana saya sendiri.”

Antonio kemudian menjelaskan jika rencana yang diberikan Barbara menjebaknya sendiri, hingga tidak ada cara selain ikut bergabung bersama dengan Daici. Dia selama ini pun mencari penyebab kematian guru kerajaan yang kecelakaan begitu saja dan dugaannya benar, jika Daici lah pelakunya.

Guru kerajaan adalah ayah angkat Antonio, selama ini guru kerajaan yang memantunya untuk bangkit, memberinya misi dan menyayanginya layak anak sendiri.

Briela mengangguk paham, karena itu saat perjalanan ke tempat Daici, Antonio memberikan isyarat kepada Briela agar tetap tenang. Karena kalimat itu Briela yakin jika sebenarnya Antonio sekutu dari kerajaan, dia tidak berkhianat sama sekali.

Seseorang mendekat dan berbisik kepada Barbara.

Mata Barbara terlihat berbinar.

“Ada apa?” tanya Briela.

“Kakak, Xaviera sudah sadar,” jelas Barbara.

Wajah Briela berubah menjadi sangat damai. Matanya berkaca-kaca dan segera meminta Barbara menghukum para penghianat, dia akan menuju rumah sakit bertemu Xaviera.

Barbara mengangguk, dia bersama dengan pasukannya mulai mendatangi satu persatu kediaman aftar nama-nama penghianat, dan menyeretnya pergi begitu saja. Keluarga mereka tidak bisa membalas apa pun karena bukti yang diberikan sangat lengkap.

Mereka tidak bisa melihat hukuman apa yang diberikan, tapi satu yang mereka ketahui, hukuman itu tidak akan bisa membuat mereka akan bertemu kembali. Aset kekayaan di sita dan juga kasta yang sering mereka sematkan di dalam daftar keluarga, terhapus begitu saja.

Wilayah barat, utara dan selatan, kini di gemparkan dengan jenderal Barbara yang memberi hukuman kepada para penghianat.

...----------------...

Di rumah sakit, Briela tiba dengan sedikit berlari menuju ruangan Xaviera berada. Air matanya tidak terasa berjatuhan saat pintu ruangan Xaviera terbuka. Ratu memang haruslah selalu kuat, tapi dia seorang perempuan, seorang ibu, sekuat apa pun dia. Di hatinya masih akan ada kelembutan, terlebih lagi itu tentang anaknya.

“Sayang, bagaimana keadaanmu?” tanya Briela dengan lembut.

“Mama….”

“Hmm, tidak, Yang Mulia, aku…”

“Sayang, apa yang kau katakan, Mama tetaplah Mama mu, tidak akan berubah, jangan memanggil Mama dengan seperti itu,” ucap Briela dengan mengecup pundak tangan anaknya.

Xaviera kemudian tersenyum dan sedikit mengangguk.

“Sayang, maafkan Mama, Mama tidak bisa melindungimu dengan baik,” ucap Briela.

Xaviera hanya menggelengkan kepalanya. Air mata Xaviera mengalir deras mengingat keputusannya untuk menikah karena ulahnya sendiri bukan ulah ibunya, kini dia benar-benar menyesal.

Briela melihat luka yang sangat jelas di beberapa tubuh anaknya, terlebih lagi di pergelangan yang membiru dan juga beberapa luka lebam lainnya. Mata Briela merah dan menajam.

“Dokter.”

“Saya Yang Mulia,” ucap dokter tersebut.

“Jaga Xaviera dengan baik, aku ingin melakukan sesuatu,” ucap Briela.

“Ma….”

“Sayang, tunggu Mama sebentar saja, setelah itu kita akan bertemu, dan Mama akan membawamu memasuki istana, tempat di mana yang seharusnya kita berada, Mama siap menghadapi semuanya dan kau juga harus siap di masa depan,” jelas Briela.

Dia tidak menunggu jawaban Xaviera.

Briela melangkah pergi begitu saja.

...----------------...

Di Istana Leonor.

Briela memasuki Istana tersebut dan menemui permaisuri yang terbaring lemah di layani oleh beberapa pelayan istana di kamarnya. Matanya berbinar dan tersenyum saat Briela memasuki kamarnya.

“Briela…” ucap permaisuri lembut.

“Ibunda…”

Mereka berdua berpelukan sangat lama. Mereka berdua larut dalam kesedihan. Briela berjanji akan kembali secepatnya. Dia menunggu kesembuhan Xaviera dan akan membawanya kembali.

“Tentu sayang, ibunda ingin bertemu dengan cucu kesayangan ibunda,” ucap permaisuri Leonor.

Briela mengangguk.

“Kau tidak akan pergi lagi, kan?”

Briela kemudian menggelengkan kepalanya dan mengecup kening ibunya itu.

“Bagus lah, kita akan bersama kembali, jangan pernah mengambil keputusan yang membuat kita terpisah,” jelas permaisuri memeluk putrinya.

Briela berjanji untuk itu. Mereka berdua kembali bercengkrama dan menghabiskan waktu cukup lama. Permaisuri Leonor yang tadinya terlihat lemah kini terlihat begitu segar dengan kedatangan Briela.

Para dokter pribadi kerajaan yakin jika tidak akan lama lagi, permaisuri akan kembali sehat seperti sedia kala.

“Ibunda, aku ingin menyelesaikan sesuatu dulu, tunggu aku.”

“Baiklah, ibunda akan menyiapkan penyambutanmu, sekaligus upacara pengangkatan mu secara resmi sebagai Ratu kerajaan Leonor kita,” jelas permaisuri.

Briela kemudian mengangguk, dia memberi hormat kepada permaisuri dan berjalan meninggalkan ruangan tersebut.

...----------------...

Istana dingin bawah tanah kerajaan Leonor.

Briela berjalan bersama beberapa pengawal kepercayaannya dan melihat di dalam sana ada seorang wanita dengan tangan yang terikat rantai sedang menatap ke arahnya. Aura ketakutan bersemayam bersama dengan tatapannya.

Keanggunan dan juga kemewahan yang selama ini di tampilkan kini tidak terlihat lagi.

“Kauuu… lepaskan aku, lepaskan…!”

“Lancang!!”

Briela menaikkan tangannya sebagai syarat kepada salah satu pengawal kepercayaan Briela yang menghentikan ucapan Santi yang mulai ingin memaki Briela.

“Bagaimana nyonya Santi, bagaimana rasanya?” tanya Briela.

“Hah. Aku tahu kau masih belum merasakan hal yang sama dengan yang aku rasakan,” ucap Briela dengan sinis dan tajam.

“Seret dia ke hadapanku!” perintah Briela.

Dua orang pria berbadan kekar memberi anggukan dan segera menjalankan perintah Briela. Dan salah satu diantara mereka memberikan sebuah tali pinggang kepada Briela.

“lepaskan… lepaskan…” teriakan seorang pria yang putus asa dengan kaki yang tidak bisa di gerakan.

Dua pria berbadan kekar itu, menarik tubuh Aron begitu saja dan menghempaskannya di hadapan Briela.

“Yang Mulia maafkan aku, maafkan aku…” ucap Aron dengan sesegukan.

Wajahnya kini sudah kusam dan menghitam. Tubuhnya sangat kurus. Siksaan dalam istana dingin begitu mencekam. Sering kali Aron meminta para penjaga tahanan untuk memberinya hukuman mati saja, tapi mereka hanya tersenyum menatap ke arah Aron.

“Sudah ku katakan, kau tidak akan mendapatkan maaf. Bahkan mati pun kau tidak mendapatkan izin dariku,” ucap Briela dengan memberi sebuah tendangan ke wajah Aron.

Huwweeeek

Darah segar kembali mengalir.

“Yang Mulia aku mohon, jangan sakiti anak ku, jangan lakukan itu, aku mohon. Aku yang salah, aku yang selama ini menghasutnya untuk menyakiti Xaviera, aku…”

CCCRRRAASHHHHH

Satu cambukan ke tubuh Aron dengan menggunakan tali pinggang, persis sama yang selama ini mereka lakukan kepada Xaviera.

AAARGGHHH

“Yang Mulia ku mohon jangan lakukan itu,” teriak Santi melihat anaknya kesakitan.

CCRRRAAAASHHH

CCCRRRAAASHHH

CCRRRAAASHHHH

Kini tubuh Aron penuh dengan luka yang mengeluarkan darah akibat cambukan Briela yang sangat keras.

1
Inyoman Raka
anthoni bisa jadi adalah penghianat
Inyoman Raka
apa ini masak 1 orang menekan banyak orang hak nerkutik
Inyoman Raka
yg ini baru penguasa
Inyoman Raka
greget
Inyoman Raka
ini putri gak punya motivasi untuk rakyat, dia hanya mentingkan egonya sendirie prettt
Inyoman Raka
inii apa mempelai yg kejam
Whi Tut
stupid
Chaning
Ceritanya Sama kaya Dracin
Chaning
ratu kok bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!