Menjadi seorang indigo, bukanlah hal yang di inginkan oleh gadis cantik bernama Lilis Yuliani karena setiap hari ia harus bersinggungan dengan hal yang gaib dan ia tidak bisa menolaknya.
Sosok-sosok itu selalu mengikuti untuk meminta pertolongan ataupun hanya sekedar mengganggu pada Lilis sampai suatu hari ketika ia sedang berjualan bakso bertemu dengan arwah pria tampan namun menyebalkan.
Siapakah arwah itu?????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terungkap
Keesokan paginya seperti biasa Lilis berangkat ke kampus sembari mendorong gerobak. Setibanya di kampus ia segera menitipkan gerobak itu ke security kampus.
Ia sudah tidak sabar ingin bicara dengan Sinta. Buru-buru Lilis berlari ke kelasnya namun ketika ia menapaki tangga, sayup ia mendengar seseorang yang sedang bertengkar di balik ruangan musik. sebenarnya Lilis enggan ke ruang itu karena banyak sekali hantu selalu mengusiknya namun dikarenakan jiwa keponya meronta-ronta akhirnya Lilis mengendap-endap untuk mengintip siapa orang yang sedang bertengkar sepagi ini.
Lilis pembuka sedikit pintu di ruang musik, atensinya terfokus kepada dua orang pria dan wanita yang sedang berselisih paham.
"Itu kan Sinta dan itu Pak Aldi, dosen yang mengajar jurusan musik" ucap Lilis.
Lilis pun menajamkan telinganya terdengar di sana Sinta sedang terisak menangis dan Aldi berdiri dengan wajah frustasi.
"Mana janji kamu Pak untuk menikahi ku? Aku sampai rela menggugurkan bayi kita sesuai permintaanmu supaya kita bisa menikah namun mana hasilnya, kau tetap saja tidak kunjung menikahi ku" Santi terus menangis.
Mendengar itu Lilis langsung membekap mulutnya, ia tidak menyangka bahwa Aldi yang di kenal dosen yang baik dan santun malah berani berbuat zina dengan mahasiswi dari kampus tempat ia mengajar.
"Tapi saya tidak bisa menikahimu sekarang Sinta, saya ada istri" tolak Aldi.
"Apa, jadi kamu sudah menikah, Pak? Kenapa bilangnya kamu belum menikah? Hikhikhik" Sinta semakin menangis kala mendengar pengakuan dari Aldi.
"Dasar dosen bejad! Awas ya loe Pak Aldi. Noh anak jurig loe sampai datangi gue" kesal Lilis.
Lilis lalu meninggalkan ruangan musik itu.
setibanya di kelas, Lilis belum melihat mahasiswa lain. Namun penunggu ruangan itu sudah duduk anteng di atas lemari.
"Hihihi...Gadis bakso sudah datang" ucap kuntilanak merah yang selalu mengejek Lilis.
Kuntilanak itu kesal dengan Lilis karena Lilis kerap kali pura-pura tidak bisa melihatnya dan selalu mengabaikannya.
"Lilis Yulianti, look at me baby" ucapnya lagi.
"Paan sih" ketus Lilis.
Kuntilanak merah itu lalu terbang ke arah Lilis lalu duduk di kursi depan dengan badan menghadap Lilis.
"Udah deh jangan pura-pura gak lihat, kamu kan indigo" ucap kuntilanak itu.
"Hallo namaku Miranti.. Hallo namaku Lilis senang bisa berkenalan dengan mu" kuntilanak itu bicara sendiri lalu di jawab sendiri membuat Lilis pusing.
"Lis jangan pura-pura terus dong" kuntilanak itu menarik-narik baju Lilis.
"Berisik tau gak sih!" Lilis pun pasrah akhirnya merespon ucapan kuntilanak itu.
"Tuh kan bener bisa lihat" ucap Miranti kegirangan sembari merayap diatas plafon gedung itu kemudian terbang kembali lalu duduk di depan Lilis.
"Jangan ganggu ya" pinta Lilis.
"Tapi janji mau temenan" Miranti memohon.
Lilis hanya mengangguk.
"Lis, temanmu yang duduk di barisan ke dua habis aborsoy" ungkap Miranti.
"Lah kok bisa tahu?" tanya Lilis.
"Tahu lah, kunti kaya aku tuh seneng banget nyium bau orang hamil, tapi kemarin dia malah di tempeli bayi bajang, berarti oroknya udah keluar dengan tidak wajah" papar kunti itu.
"Aku tahu, pelakunya juga dosen disini" ungkap Lilis.
"Ya dosen musik lan? Si jambul?" tebak Miranti.
"Eh kok tahu juga" ucap Lilis.
"Tahu lah, soalnya dia suka ngewong di ruangan pribadinya selepas mahasiswa lain pulang. Ceweknya sering nangis keenakan di cucug sama si jambul" ungkap Miranti.
"Gak bohong kan?" tanya Lilis.
"Suer Lis aku gak bohong" jawabnya.
Obrolan mereka terhenti kala mahasiswa lain mulai berdatangan, bahkan Santi juga sudah datang. Lilis bahkan bisa melihat mata Santi sembab.
"Santi, loe kenapa?" tanya Lilis.
"Bukan urusan loe" ketus Santi.
"Sepulang kampus, gue tunggu loe di rooftop kampus, ada hal yang ingin gue katakan ke loe" pinta Lilis.
"Ngomong aja disini" balas Lilis.
Karena merasa kesal, akhirnya Lilis membisikan sesuatu pada Santi.
"Gimana rasanya aborsoy, masih sakit?" bisik Lilis membuat Santi langsung melotot.
"Tunggu gue di atas nanti" akhirnya Santi mengalah karena kartu ASnya di pegang Lilis.
"Oke cantik, gue tunggu ya" ucap Lilis lalu kembali lagi duduk di kursinya.
Pembelajaran hari ini berjalan dengan lancar, tiba saatnya semua mahasiswa keluar kelas.
Lilis berjalan terlebih dahulu ke rooftop kampus, di susul oleh Santi.
"Mau apa loe sebenarnya?" tanya Santi to the point.
"Gue gak mau apa-apa, San. Gue mau loe bertanggung jawab sama si Aldi jambul sialan itu. Loe udah aborsoy kan? Noh arwah bayi bajang loe nempel dan datengi gue semalam" ungkap Lilis.
"Ya gue udah aborsoy. Gue akui itu, tapi loe gak bisa apa-apain gue, soalnya loe gak pegang bukti" cibir Santi.
"Gue punya buktinya San! Loe kalau begini, loe gak akan tenang seumur hidup loe. Loe akan terus di kejar kesalahan. Loe gak ngeri San, ada hal yang gue bisa lihat tanpa loe bisa" balas Lilis.
Mendengar itu Santi langsung pergi dari hadapan Lilis dengan emosi. Dirinya kalut karena ada orang lain yang tahu aibnya.
"Jangan cari gue ya anjing, kalau bayi bajang loe balik nyakitin" kesal Lilis sembari berteriak yang masih bisa di dengar oleh Santi.
Lilis juga turun dari rooftop, di lorong kampus ia berpapasan dengan Aldi. Dosen yang di kenal sangat cool itu menatap Lilis dengan tatapan entah.
"Lilis, kamu cantik" ucapnya.
"Terimakasih Pak" balas Lilis, ia malas harus terlibat obrolan dengan si Aldi jambul.
"Lis, kamu pasti mau uang banyak kan? Jualan bakso itu cape, mending kamu one stand night with me" ajaknya.
"Maaf Pak, saya bukan Santi yang dengan sukarela membuka paha lebar-lebar untuk anda masuki. Saya Masih punya harga diri. Uang halal lebih nikmat" ketus Lilis sembari pergi meninggalkan Aldi sendirian.
"Awas kamu baby girls, aku akan buat kau meronta-ronta di bawah kungkunganku" ucapnya dengan kesal.
Sepulang dari kelas, Lilis mulai berjualan. Ia mempersiapkan semuanya dari halaman kampus tempat ia memarkirkan gerobaknya.
"Lilis, baksonya dua yang pedes" ucap Jony keamanan kampus.
"Yaelah baru juga kompornya di nyalain" balas Lilis.
"Gue tunggu Lis, gue tunggu" balas Jony.
Kini Lilis kembali berkeliling berjualan bakso lagi.
...
Malam harinya ketika Santi sudah terlelap, ia mimpi di datangi sosok bayi bajang yang memanggil dirinya Mama.
"Ma, kenapa Mama tega bunuh aku? Apa salahku Ma?" tanya bayi bajang itu.
"Pergi jangan menggangguku" Santi nampak sekali ketakutan.
"Aku akan menjadi duri dalam daging di kehidupan Mama jika Mama tak menguburkan ku dengan layak" ucap bayi bajang itu sembari menyeringai lalu pergi dari hadapan Santi.
Santi langsung terbangun dengan nafas terengah. Mimpi itu begitu menyeramkan ia ingat bahwa janin yang ia aborsoy masih ia simpan di dalam kresek hitam di kamar mandi.
"Apa yang di katalan Lilis itu benar" ucap Santi
Malam itu juga ia membawa mobilnya dan bergegas ke kontrakan Lilis.