Anna harus terjebak dengan dua orang laki-laki yang membuatnya harus terpaksa berakhir dengan Maxim yang ternyata adalah teman masa kecilnya dulu.
Ternyata Maxim dan Dexter adalah mantan rekan yang memiliki sifat berbeda jauh.
Akankah Luna menerima cinta Maxim atau malah pergi bersama Dexter.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 05
"Sudah bangun honey?" tanya Maxim ketika melihat wanita yang bergerak di atas tempat tidurnya.
Ini sudah menjelang siang, dan wanita itu baru saja terbangun. Anna masih berada dalam pengaruh alkohol yang diminumnya tadi malam. Jadi dia masih merasa pusing.
Dalam keadaan setengah sadar ini, Anna samar-samar mendengar suara laki-laki yang kemarin menolongnya.
Dia berusaha untuk membuka kedua matanya walau sangat berat. Sayangnya, ketika dia sadar dan melihat siapa yang ada di depan sana membuatnya langsung bangun. Apalagi saat sadar bahwa tubuhnya tidak memakai apapun, dan hanya selimut putih saja yang membalut tubuhnya. Dia langsung meradang dan menghardik Maxim.
"Apa yang Anda lakukan padaku, Tuan?" tanya Anna ketika melihat penampilannya saat ini.
"Apa?" tanya Maxim.
Sebelah alisnya terangkat ketika mendingan pertanyaan dari wanita itu. Anna bertanya padanya apa yang dia lakukan.
"Jangan bilang kamu tidak melihat lagi apa yang kita lakukan. Lagi pula ini sudah kedua kalinya bagi kita melakukan hal itu. Lalu bagaimana bisa kamu bertanya apa ini aku lakukan terhadapmu, honey?" jawab Maxim yang membuat Anna benar-benar merasa frustasi saat ini.
Untuk kedua kalinya dia melakukan hubungan terlarang bersama dengan seorang laki-laki. Dan yang lebih yang membuatnya tidak habis pikir adalah laki-laki itu adalah laki-laki yang sama dengan laki-laki yang bermalam bersamanya waktu itu. Bahkan laki-laki ini sempat dikira laki-laki bayaran olehnya.
"Kenapa aku-" Anna tidak melanjutkan perkataannya karena dia mengingat apa yang terjadi tadi malam.
Beruntung dia diselamatkan oleh Maxim, jika tidak entah akan terjadi pada dirinya. Tapi jika dipikir-pikir lagi setidaknya dia tahu bahwa laki-laki ini jauh lebih baik daripada laki-laki yang tadi malam.
Melihat Anna yang sedang berpikir keras seperti itu membuat Maxim menghampirinya. Dia tahu apa yang sedang dipikirkan wanita itu.
"Ada apa honey? apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Maxim pada wanitanya.
Sedangkan Anna langsung menepis tangan Maxim karena dia tidak ingin disentuh oleh laki-laki itu. Mendapatkan perlakuan seperti itu dari wanitanya membuat Maxim ingin tertawa. Sungguh, Anna terlihat seperti kucing liar. Terkadang dia ingin disentuh, terkadang dia bersikap liar seperti itu. Entahlah, Maxim suka dengan tipe wanita seperti Anna.
"Hah, aku sedang tidak memikirkan apa-apa. Aku mau pulang!" Anna ingin turun dari tempat tidur, tapi dengan cepat Maxim menghalanginya.
Dia kembali naik ke atas tempat tidur lalu menindih tubuh Anna dengan membuat wanita itu tidak bisa pergi ke mana-mana.
"Tuan, apa yang Anda lakukan?" tanya Anna dengan raut panik.
Dia takut jika Maxim kembali melakukan hal itu. Sebisa mungkin Anna berusaha untuk melepaskan dirinya dari cengkraman laki-laki ini. Sayangnya tidak semudah itu karena Maxim tidak akan pernah mengeluarkannya pergi.
"Aku? aku bisa melakukan apapun yang aku inginkan, Honey. Termasuk memilikimu!" pungkas Maxim karena dia yakin bahwa dia bisa mendapatkan apapun yang dia inginkan.
Ya, selama ini tidak ada yang bisa menolaknya. Dia bisa mendapatkan apapun yang diinginkannya dengan kekuasaan yang dia miliki. Jadi tidak ada yang sulit baginya.
Anna semakin panik mendengar apa yang Maxim katakan. Dia terus berusaha untuk melepaskan dirinya, tapi Maxim semakin mengungkung tubuhnya.
Maxim melabuhkan sebuah ciuman di bibir wanitanya, hingga membuat Anna yang tadinya berusaha memberontak, kini mulai menikmati apa yang di lakukan Maxim padanya.
Melihat Anna yang mulai menikmati apa yang dia lakukan membuat Maxim semakin berusaha untuk melakukan yang lebih lagi. Dia terus melakukannya, hingga ciuman tadi semakin panas saat turun ke batang leher Anna.
"Ugh ..." lenguhan Anna membuat Maxim semakin bersemangat untuk melakukan yang lebih dari sini.
Dia terus melakukannya sampai Anna merasa nyaman, barulah Maxim menghujam Anna hingga membuat nafas wanita itu tersengal.
"Egh ..." nafasnya tersengal saat merasakan benda tumpul masuk ke dalam inti tubuhnya.
"Bagaimana honey? kau menikmatinya bukan?" tanya Maxim sambil menggerakkan pinggulnya.
Anna sendiri tidak ingin bersuara. Dia berusaha keras untuk menahan suaranya agar tidak membuat Maxim semakin menghujam-nya dengan gerakan-gerakan nakal itu.
"Ahk ..." Anna berteriak saat Maxim semakin mempercepat gerakannya jingga membuat tubuhnya semakin berguncang.
"Oh sh*t! you are so tight, honey!" umpat Maxim merasakan kenikmatan yang luar biasa nikmatnya.
Miliknya di jepit dengan dinding sempit milik Anna yang membuatnya semakin ingin memacu gerakan di atas tubuh wanita itu.
"Oh no! gsp*t honey! kau menikmatinya bukan? oh sh*t!" Maxim menikmatinya dengan umpatan-umpatan kasarnya.
Ini sangat nikmat hingga membuat Maxim tidak ingin lepas dari Anna walau wanita itu terus memintanya untuk mengakhiri semua ini.
Hampir 60 menit tubuh Anna terombang ambing oleh kenikmatan sampai di merasakan perutnya keram dan seperti ada suatu yang ingin meledak dari dalam dirinya.
"Ahk...hentikan! aku mau buang air kecil! tidak, ah...hentikan. Aku-ahh ..." Anna Mendes*h panjang saat dia merasakan ada sesuatu yang meledak dalam dirinya sampai dia benar-benar basah.
Tubuhnya bergetar saat gelombang besar itu datang menghantamnya hingga membuat dia seperti terhempas dari gedung yang tinggi.
Maxim tersenyum puas melihat wanitanya merasa puas dengan apa yang dia lakukan.
Saat Maxim mencabutnya, Anna menjerit dan itu membuatnya semakin menyunggingkan senyumannya.
"Hey!" Anna berteriak saat tubuhnya di angkat Maxim. Mereka sama-sama tidak memakai apa pun saat ini. Tapi Maxim tetap melakukannya dan membawa Anna ke dalam kamar mandi.
"Mau apa lagi?" tanya Anna saat Maxim ingin ikut masuk ke dalam bathtub.
"Mandi, tapi jika kamu-"
"Tidak! aku tidak ingin melakukannya lagi!" pungkasnya karena dia tidak ingin Maxim kembali melakukan hal itu karena tubuhnya terasa sangat lelah sekali.
"Santai saja honey, aku tidak akan melakukan apapun! tapi jika kamu ingin melakukannya lagi maka dengan senang hati aku melakukannya. Aku masih sangat sanggup jika untuk melakukannya." ujar Maxim yang membuat Anna semakin tidak percaya dengan laki-laki ini.
Bagaimana bisa dia berakhir bersama dengan Maxim? kenapa dia bisa bertemu dengan laki-laki ini, bahkan sampai berakhir di atas ranjang. Tidak hanya sekali, tapi mereka melakukannya sampai dua kali.
"Mau kemana honey?" tanya Maxim saat Anna keluar begitu saja dari dalam bathtub bersamanya.
"Pergi!" sahutnya dengan kesal.
Jujur saja, dia benar-benar merasa kesal dengan laki-laki ini yang terus saja membuatnya tersulut emosi.
Melihat reaksi Anna yang seperti itu membuat Maxim menyunggingkan senyumannya karena menurutnya, Anna itu terlihat begitu menggemaskan.
Usianya masih 23 tahun, tapi dia terlihat seperti gadis usia 17 tahun dengan tubuh mungilnya itu.
"Kau memang membuat duniaku berbeda Anna. Aku tidak akan pernah pergi meninggalkanmu." gumam Maxim.
Dia membiarkan wanita itu menggerutu kesal karena itu terlihat menggemaskan di matanya.
Karena selesai dengan kegiatannya, Anna berlalu begitu saja melewati Maxim yang terus saja menatapnya.
Anna tidak mempedulikan tatapan Maxim yang terus saja melihat ke arahnya dan di meninggalkan laki-laki itu di dalam kamar mandi.
Bersambung