"Aisyah mau kah kau menikah denganku?" Tanya Leon dengan harap-harap cemas. Aisyah tak segera menjawab dia bingung. Walaupun hatinya juga sudah terbuka untuk Leon.
Ada sesuatu yang sedang Aisyah selidiki yaitu kecelakaan ayah kandungnya.
Akan kah pernikahan Leon dan Aisyah terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32
"Raka, mau kemana?"
"kerjalah mah, kemana lagi." Ucap Raka datar. "Kamu datangi dulu opahmu, kapan kamu akan memimpin perusahaan pusat." ucap Nindi dengan sinis.
Raka cuek dia mengabaikan mamahnya, semakin hari omongan mamahnya semakin ngaco. Raka bekerja di anak cabang perusahaan opah Emran saja sudah untung dan bersyukur. Setiap bulannya dapat pemasukan dan juga dia sudah menabung untuk membeli rumah masa depannya.
Perusahaan yang di pegang Raka, kini berkembang pesat. Bahkan opah Emran sudah menjanjikan akan membuatkan cabang baru lagi untuk Raka, tanpa sepengetahuan Nindi pastinya.
Opah Emran juga menyayangi Raka, karena selama ini Raka anak yang baik dan penurut. Bahkan opah Emran sudah memberikan 20% sahamnya dari kantor pusat untuk Raka. Tentunya Nindi tak tahu akan hal ini. Kalau dia tahu, sudah jelas Nindi akan memanfaatkan anaknya demi keuntungannya sendiri.
Sekarang saja Nindi sudah menjadikan anaknya alat untuk mengeruk harta warisan opah Emran. Tapi hasilnya sia-sia opah Emran bukan orang yang mudah di bodohi. Hanya sekali saja opah Emran kecolongan.
"Dasar anak tak tahu diri. Harusnya kamu makasih sama mamah bukan malah ngelawan. Mamah lakuin ini semua demi masa depan kamu Raka!"
"Raka pergi dulu mah, ada meeting."
BRAK
"Dasar anak kurang ajar! Baik, mamah yang akan turun tangan untuk mengambil hak kamu sebagai anak kandung Zacky!" geram Nindi, dia menghubungi seseorang untuk menjalankan rencananya.
-
-
Leon mengajak istrinya ke kantor hari ini kebetulan dia ada meeting dengan perusahaan Raka. Aisyah menunggu di sofa ruang tamu, di dalam kantor suaminya.
CEKLEK
Aisyah berdiri dia menoleh siapa yang datang. Ternyata Raka beserta asistennya datang. Namun saat itu Leon ke bagian divisi marketing dulu. Rani dan Ray juga ikut masuk menemani Aisyah di dalam. Karena mereka tahu, AIsyah akan risih jika ada tamu lelaki.
"Hai Aisyah apa kabar?" tanya Raka
"Baik pak, Alhamdulillah." sahut Aisyah
Aisyah masih belum tahu kalau Raka adalah adiknya. Kalau dia tahu mungkin tak akan secanggung sekarang. Keduanya hanya sekedar basa-basi saja. Rani dan Ray fokus mengerjakan laporan yang ada di laptop. Tak lama Leon masuk dan melihat siapa yang datang.
Rani dan Ray pamit dari sana ketika bossnya itu datang. "Hai Raka, ayo duduk. Kita makan dulu yah sudah mau siang, kenapa kau telat?"
"Ah iya maaf, aku telat untuk meeting, aku ada urusan dulu. Boleh kita makan di sini atau_"
"Di caffe depan kantor aja, mari."
Leon menarik pergelangan istrinya dan jalan duluan ke bawah, Raka mengekor punggung keduanya. Sampailah ketiganya di caffe itu. Ketiganya memesan makanan namun ada yang aneh, kesamaan Raka dan Aisyah yang alergi kacang dan udang. Terang saja, orang mereka masih saudara kandung sebapak.
"Loh, kok sama pak alergi udang sama kacang?" tanya Aisyah dengan penasaran. Raka tersenyum kecil mendengarnya.
"Kebetulan aja kok hehe."
Leon yang sudah tahu faktanya tak merasa cemburu mleihat kedekatan istrinya dan Raka. Bagaimana pun Raka adalah adik iparnya. Meskipun baik Raka maupun Leon sama sama tahu dan memendam ini semua. Hanya Aisyah yang belum tahu.
Ketiganya mengobrol santai sembari makan siang disana. Namun siapa sangka mereka bertemu seseorang yang Leon kenal. Wanita pengganggu! Bianca!
"Hai Leon, kita ketemu lagi. Jodoh mungkin yah." Ucap Bianca dengan pedenya. Raka tak terima wanita ini bicara ngaco dia pun pasang badan di depan Aisyah.
"Jodoh? Jodoh siapa? Anda salah orang mungkin! Tuan Leon ini sudah punya istri anak mereka aja sudah tiga. Memang anda mau mengurus ketiga anak tuan Leon?" kata Raka dengan sinis.
Leon yang di sebut punya anak tiga malah mengulum senyum, baginya ini sangat lucu. Istrinya saja baru hamil 2 bulan dan belum melahirkan. Gimana bisa punya anak tiga? Dasar Raka jago juga mengarang cerita.
Lain halnya dengan Aisyah, raut wajahnya sudah masam bak baju yang belum di setrika. Dia melirik sinis ke arah Bianca. Ingin rasanya Aisyah mencakar wajah centil Bianca saat ini juga.
"Apa? Sejak kapan Leon punya anak tiga? Bukannya dia baru menikah." Bianca nampak kesal dengan ucapan Raka.
"Leon dan Aisyah sudah menikah satu tahun yang lalu, anaknya kembar tiga." ucapnya
Bianca tanpa bicara lagi dia pergi dari hadapan Leon dan keduanya dengan perasaan dongkol
"Hahahahah....thank you bro, gila kau ini. Bisa-bisanya bilang aku punya anak tiga."
"Perempuan modelan gitu harus di skak mat, jangan mau kalah. Kamu enggak apa-apa kan Aisyah?" tanya Raka, dia melirik Aisyah dengan perasaan khawatir.
Aisyah yang diperhatikan selain sama suaminya jelas saja risih dan canggung dia menunduk dan sedikit gelagapan menjawab pertanyaan Raka. "Istriku baik-baik aja, dia wanita kuat, tenang saja." jawab Leon
Ketiganya lanjut makan bersama. Usai ketiganya makan mereka kembali lagi ke kantor. Ternyata kakaknya Leon, Shaka datang bersama Tama asistennya.
Leon lupa kalau hari ini juga ada meeting bersama kakaknya. Ya sudah sekalian saja, sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Itu pikirnya Leon.
Istrinya menunggu di ruangan Leon. Cukup lama hampir tiga jam lamanya Aisyah selonjoran di sofa sembari berselancar di sosmed miliknya. Seketika Aisyah merasa haus.
Dia berdiri ingin mengambil minuman di dispenser yang ada disana, namun setelah selesai minum dan berjalan ke arah sofa, kakinya tak sengaja menyenggol meja kerja Leon cukup keras, hingga membuat map yang ada di meja kerja suaminya jatoh.
Aisyah mengambil map itu namun dia tak sengaja melihat isi dari map itu. Yaitu photo photo kecelakaan dirinya beserta orang tuanya. Juga ada informasi mengenai Nindi, wanita yang pernah bertemu dengannya. Di situ ada photo Nindi yang sedang menikah dengan ayahnya, om Zacky.
Tangan Aisyah gemetar memegang file itu. Dia mengerjabkan matanya dan juga mulai menitikan air matanya. Aisyah juga reflek menutup mulutnya fakta bahwa ayahnya pernah menikahi wanita lain selain ibunya.
"Jadi ayah?"
Aisyah terduduk lemas kertas yang tadi dia pegang pun jatuh dengan sendirinya. Mendapati fakta bahwa ayahnya menikah lagi membuatnya hancur, bagaimana dengan ibunya? Apa ibunya tahu akan hal ini? Lalu kenapa suaminya tak jujur? Menyembunyikan ini semua darinya.
Banyak sekali pertanyaan di benak Aisyah sekarang. Dia akan menunggu suaminya selesai meeting. Dia ingin minta penjelasan dari suaminya dulu, setelah itu dia akan menemui ibunya.
"Apa ibu tahu semua ini? Kalau ibu tahu, kenapa ibu enggak jujur sama aku?" Lirih Aisyah dengan wajah sendunya dia menghapus air matanya, dan mengumpulkan file itu dan di masukannya lagi ke map.
CEKLEK
"Sayang, maaf lama yah. Tadi nanggung soalnya"
"Ini apa mas?"
Leon melihat istrinya memegang map itu. Dia bahkan tak mampu menjawab pertanyaan istrinya, bibirnya keluh untuk sekedar berucap. Leon sendiri bingung harus menjelaskan dari mana.
"Jawab mas."