Yuki berusia lima belas tahun, ketika Dia menemukan rahasia mengenai asal usul ibunya yang selama ini terpendam rapat di sebuah kamar tertutup yang ada dalam rumahnya. Namun yang tidak Dia sangka, rahasia itu merubah masa depan dan kehidupannya.
Pertemuan kembali dengan Ayahnya dan jati dirinya mulai terkuat seiring dengan rentetan bahaya dan kematian yang mengikuti langkahnya.
Saat akhirnya Yuki menemukan cinta dari seorang Bangsawan, akankah Yuki akan tetap mengikuti takdirnya ?. Bahkan ketika Dua orang Pangeran mulai membayangi hidupnya. Memaksa Yuki untuk menjadi milik Mereka. Sang Bulan di malam musim dingin, ataukah Sang Mentari pagi di musim semi ?
Ikutilah kisahnya dalam Morning Dew Series
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
Bangsawan Voldermon menutup panggilan dari Pangeran Riana sembari mendesah.
Yuki kabur dari penjagaan dan belum diketemukan sampai saat ini.
Dia kemudian mengangkat kembali Gulfnya dan menghubungi Putri Norah. Pangeran Riana sangat menjaga jarak dengan anak Raja Bardhana yang lain, terutama semenjak pemberontakan yang dilakukan Pangeran Eranda, Anak Raja Bardhana dengan Putri Erika yang merupakan istri ketiga Raja Bardhana.
Jadi Bangsawan Voldermon lah yang selalu digunakan Pangeran Riana sebagai perantara untuk menghubungi anak Raja Bardhana yang lainnya. “Apa Kau tahu dimana Putri Yuki sekarang ?” Tanya Bangsawan Voldermon tidak ingin berbasa basi, ketika Putri Norah menerima panggilannya. Wajah Putri Norah langsung masam.
“Aku bukan pengasuhnya” jawab Putri Norah tanpa menyembunyikan rasa tidak sukanya. “Bukannya Dia dikawal empat orang penjaga, kenapa Kakak tidak menanyakan saja pada Mereka”
“Kau tahu kan bagaimana Riana jika suasana hatinya sedang buruk. Dia memintaku untuk mencari informasi darimu”
“Jangan mengancamku” ujar Putri Norah semakin kesal. “Aku dan Yuki tidak pernah berhubungan baik, jadi bagaimana mungkin Aku tahu Dia ada dimana ?. Tapi Dia belum terlihat dikelas, apakah ada masalah ?” Tanya Putri Norah penasaran.
“Yuki berhasil mengelabui Para penjaganya dan menghilang” Bangsawan Voldermon tahu lebih baik memberikan sedikit informasi pada Putri Norah, berdasarkan watak Putri Norah, dengan sedikit informasi yang didapatnya. Dia akan mencari tahu untuk dijadikan bahan bergosip. Tapi biasanya apa yang didapat sangat akurat.
“Sudah kubilang sebelumnya, Dia bukan barang sempurna untuk dijadikan sebagai wanita Kakak” cibir Putri Norah ketus.
“Jika nanti Dia kembali ke kelas hubungi Aku” kata Bangsawan Voldermon mengabaikan ucapan Putri Norah.
“Aku tahu”
“Kalau Kau menemukan informasi keberadaan Yuki juga hubungi Aku”
“Astaga, Kenapa Kalian ini. Mau saja dipermainkan oleh anak kecil seperti itu” Putri Norah langsung menutup Gulfnya dengan kesal.
...****************...
Pangeran Sera memandangi Yuki yang tertidur dalam posisi duduk dan kepala disurukan di atas meja, ketika Yuki menunggui Pangeran Sera yang sibuk dengan pikirannya sendiri. Entah sejak kapan Yuki tertidur. Tapi meski dalam posisi begitu, Yuki tidur sangat nyeyak.
Pangeran Sera bangun dari duduknya. Dengan berhati-hati berjalan mendekati Yuki. Dia mengulurkan tangannya. Menyibakkan rambut Yuki yang menutupi wajahnya.
Pangeran Sera terus memandangi Yuki. Ada senyum di bibirnya. Perlahan, Pangeran Sera mendekati Yuki dan mencium bibir Yuki lembut.
Dan Ketika Pangeran Sera kembali mendongak, tatapan matanya sangat tajam. Tidak terlihat kelembutan di wajahnya lagi. Kemarahannya terlihat dari gesturnya. Pangeran Sera telah menahan diri untuk tidak langsung membawa Yuki ke negaranya, ketika Pangeran Sera tahu Yuki sudah dibawa kembali ke Garduete dari dunia tempat Yuki dibesarkan. Dia menghormati Perdana Menteri Olwrendho yang memohon padanya agar membiarkan Yuki tinggal bersamanya terlebih dahulu dan menunda pernikahan Mereka, ketika Perdana Menteri Olwrendho mengetahui Pangeran Sera berniat menemui Yuki dan membawa Yuki ke Argueda untuk menjadikan Yuki sebagai istrinya. Pangeran Sera bersedia memberikan Perdana Menteri Olwrendho kesempatan untuk bersama Yuki setidaknya sampai Yuki berusia enam belas tahun.
Tapi sekarang, Justru Pangeran Riana dengan seenaknya malah menjadikan Yuki sebagai kekasihnya. Pangeran Sera tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Dia sudah menunggu Yuki sangat lama untuk bisa bersama.
Yuki adalah miliknya.
Dia tidak akan menyerahkan Yuki pada siapapun.
Yuki terbangun karena jari Pangeran Sera mengelitik pipinya dengan lembut. Kelopak matanya bergetar sesaat sebelum Yuki membuka matanya.
Pangeran Sera tersenyum menyambut Yuki. “Hari sebentar lagi sore” Ujar Pangeran Sera mengingatkan.
Yuki bangun dengan perasaan canggung. Dia merapikan rambutnya yang berantakan. Tidak tahu bagaimana Yuki bisa sampai ketiduran seperti itu. Pangeran Sera dengan tenang bersandar di meja guru, berdiri tepat disamping Yuki.
“Ah, Aku harus segera pergi” Kata Yuki tersadar ketika melihat pemandangan diluar jendela. Dia sudah terlalu lama menghilang. Pasti Pangeran Riana sangat marah padanya dan berpikir Yuki kabur untuk menemui Bangsawan Dalto. Dia tidak mau membuat susah Bangsawan Dalto. Yuki harus segera kembali.
“Kau akan pergi ?” Yuki seperti merasa Pangeran Sera tidak menyukai kepergian Yuki.
“Hari sudah sore, Aku harus segera pulang, Aku takut orang rumah akan khawatir jika Aku terlalu lama menghilang” Yuki tidak bisa mengatakan kepada Pangeran Sera bahwa Dia mengkhawatirkan orang-orang dikediaman Perdana Menteri Olwrendho. Dia takut Pangeran Riana akan menghukum para pelayan dan orang yang tidak bersalah.
“Kau mengkhawatirkan orang rumahmu ?” Tanya Pangeran Sera membuat Yuki terkejut. Pangeran Sera seperti bisa membaca apa yang dipikirkan Yuki.
“Terimakasih atas kebaikan Pangeran” Yuki memutuskan untuk tidak menanggapi pertanyaan Pangeran Sera. “Aku pergi dulu” jadi Yuki memutuskan untuk berpamitan.
Yuki baru saja berbalik untuk keluar ketika Dia teringat sesuatu. Dengan Segera Dia kembali menghampiri Pangeran Sera yang masih berdiri di tempatnya. “Pangeran terimalah” Yuki merogoh kantung roknya dan mengeluarkan dua butir bola-bola coklat yang dibungkus dengan plastik. Dia menggengamkan bola-bola coklat ke tangan Pangeran Sera sambil tersenyum malu-malu.
“Hari ini Aku ada praktek memasak dan membuat bola-bola coklat ini. Ini Aku berikan sebagai ucapan terimakasih kepada Pangeran, karena sudah membiarkanku mencoba Teh Bunga Alsara. Bola-bola coklat ini sangat spesial karena Aku sendiri yang membuatnya dan didunia ini hanya ada dua” ujar Yuki memperlihatkan giginya yang berderet rapi. Sebagian kue yang dibuat Yuki sudah dimakan oleh Elber. Yuki hanya sempat menyelamatkan dua bola-bola coklat dalam kantungnya.
“Terimakasih” Kata Pangeran Sera menerima pemberian Yuki. Yuki mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum. Kemudian berbalik meninggalkan ruang kelas memasak.
...****************...
Setelah meninggalkan kelas memasak dan berpamitan dengan Pangeran Sera. Yuki berjalan seorang diri dikoridor. Jam pelajaran untuk kelas sore masih berlangsung. Terdengar suara dari dalam kelas tempat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Yuki tidak tahu harus kemana, Setelah berpamitan dengan Pangeran Sera dan mengedap-endap menghindari penjaga yang masih mencarinya, Yuki berhasil sampai di lantai satu. Dia tidak berani pergi kekelasnya. Hari ini adalah jadwal kelas kedisiplinan. Dan Yuki sudah terlambat lebih dari satu jam. Jika Dia nekat kembali ke kelasnya, sama saja dengan cari mati.
Tapi Yuki tidak tahu sampai kapan Dia tidak diketemukan. Yuki belum menemukan alasan yang tepat untuk diberikan kepada Pangeran Riana nanti.
Ketika Yuki berada di ujung lorong dan akan berbelok. Yuki terpekik, Pangeran Riana berjalan didepannya dalam posisi memunggungi Yuki. Sepertinya Pangeran Riana tidak menyadari kehadiran Yuki.
Refleks, Yuki langsung mundur dan bersembunyi di balik tembok. Mengintip Pangeran Riana untuk membaca situasi, dari raut wajah Pangeran Riana, Jelas Dia dalam kondisi yang tidak baik. Suasana hatinya buruk. Yuki harus menghindari berurusan dengannya sekarang atau Dia akan terkena masalah.
Yuki sama sekali tidak menyangka Pangeran Riana sendiri yang akan turun tangan mencari Yuki.
“Putri Yuki”
Jantung Yuki nyaris berhenti ketika seorang Bangsawan berjalan ke arahnya dan memanggil namanya dengan penuh semangat. Bangsawan itu tidak menyadari kehadiran Pangeran Riana karena terfokus akan keberadaan Yuki yang sendirian.
Akibat dari seruan Bangsawan tersebut. Pangeran Riana sudah menyadari kehadiran Yuki.
“Apa yang Putri lakukan disini seorang diri ?. Apa Putri butuh bantuan” tawar Bangsawan itu dengan sopan.
“Kau..” kata Yuki mencoba mengenali. Yuki sudah sering melihat wajah Bangsawan tersebut, Tapi Yuki tidak tahu siapa namanya.
“Perkenalkan sebelumnya, Namaku Peldro Alxias. Aku berasal dari negeri Javaica. Kebetulan Kita ada beberapa kelas yang sama.” Kata Bangsawan Peldro memperkenalkan diri dengan ramah. Yuki hanya membalas perkenalan Bangsawan Peldro dengan mengangkat tangan memberikan salam.
Pangeran Riana memperhatikan adegan didepannya dengan raut wajah yang tidak bersahabat. Membuat bulu kuduk Yuki merinding seketika.
“Kebetulan sekali bisa bertemu dan berbicara langsung dengan Putri. Beberapa kali aaku mengirim undanhan Pesta kepada Putri melalui Elber, tapi sepertinya Putri sangat sibuk dan tidak membalas undanganku. Sejujurnya Saya ingin berteman dengan Putri, apakah Putri mempunyai waktu untuk makan malam bersama ?”
Yuki merasa heran dengan Bangsawan Peldro, karena Dia sama sekali tidak merasakan hawa membunuh yang terpancar dari tatapan Pangeran Riana. Seperti apa yang sekarang sedang Yuki rasakan. Sebelum Yuki sempat menjawab pertanyaan Bangsawan Peldro, Pangeran Riana sudah maju mendekati Mereka. Langkahnya cepat tanpa suara.
“Dia tidak Kuizinkan untuk berteman dengan lawan jenis. Apalagi jika bajingan itu memiliki maksud lain” kata Pangeran Riana dingin, mengejutkan Bangsawan Peldro. Begitu berada didekat Yuki, Pangeran Riana langsung menarik Yuki ke belakang punggungnya. Pangeran Riana berdiri di depan Bangsawan Peldro dengan sikap mendominasi.
Bangsawan Peldro terkejut dengan kehadiran Pangeran Riana yang tidak diduga. Wajahnya langsung memucat seperti orang yang baru saja bertemu dengan hantu.
Sontak Yuki merasa kasihan pada Bangsawan Peldro. Yuki tidak bisa membantu Bangsawan Peldro untuk menghadapi Pangeran Riana, Jika Pangeran Riana tidak menyukai sikap Bangsawan Peldro yang berani mengundang Yuki ke pesta untuk makan malam bersama.
Bagaimana bisa membantu jika Yuki sendiri dalam keadaaan sulit.