NovelToon NovelToon
Istri Kedua Mas Dokter

Istri Kedua Mas Dokter

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Berbaikan / Selingkuh / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Pelakor jahat
Popularitas:43k
Nilai: 5
Nama Author: Rani

Jatuh cinta sejak masih remaja. Sayangnya, pria yang ia cintai malah tidak membalas perasaannya hingga menikah dengan wanita lain. Namun takdir, memang sangat suka mempermainkan hati. Saat sang pria sudah menduda, dia dipersatukan kembali dengan pria tersebut. Sayang, takdir masih belum memihak. Ia menikah, namun tetap tidak dianggap ada oleh pria yang ia cintai. Hingga akhirnya, rasa lelah itu datang. Ditambah, sebuah fitnah menghampiri. Dia pada akhirnya memilih menyerah, lalu menutup hati rapat-rapat. Membunuh rasa cinta yang ada dalam hatinya dengan sedemikian rupa.

Lalu, apa yang akan terjadi setelah dia menutup hati? Takdir memang tidak bisa ditebak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

*Part 32

Lusi pun langsung memeriksa buket tersebut. Tapi tentu saja buketnya tidak disertakan dengan kartu ucapan. Tapi meskipun begitu, Lusi sudah pasti tahu siapa yang sudah mengirimkan buket itu padanya. Siapa lagi kalau bukan Sagara si budak cinta saat ini.

Selain Sagara dan Rizky, tidak ada yang tahu kalau dirinya suka bunga tulip. Apalagi tadi malam Saga sudah berucap kalau dia akan mengirimkan buket tulip pada Lusi setiap harinya. Jadi, sudah pasti bunga itu adalah milik Saga.

"Si."

"Iya."

"Gimana? Ada nama pengirimnya?"

"Ngga, Mer. Gak ada."

"Lho, kok misterius banget ya? Dari siapa sih?"

Wajah Merly semakin penasaran.

"Hayo? Dari siapa, hm? Jangan bilang dari Marsel?"

"Ah! Iya. Mungkin dari Marsel, Si. Aku yakin itu," ucap Merly penuh semangat.

"Hah? He .... "

Apa yang bisa Lusi katakan, coba? Memang yang sedang dekat dengan Lusi di depan umum itu adalah Marsel. Pria yang beberapa waktu terakhir sering berkunjung ke perusahaan. Datang dengan alasan yang sedikit membingungkan. Meskipun dia keponakan si bos besar, tapi sikapnya itu terkesan sangat aneh.

Datang-datang bukan nyari om melainkan nyari Lusi. Gimana orang-orang tidak berpikiran kalau si pria itu sedang dekat dengan Lusi coba? Tapi kelihatannya, bos perusahaan alias omnya Marsel itu sangat kuat sekali memperlihatkan wajah tidak suka. Bahkan, Marsel di minta jangan datang terlalu sering ke perusahaan. Padahal, dia datang hanya beberapa kali dalam satu minggu.

"Si."

"Iya. Apa?"

"Kok diam aja. Aku yakin nih kalo buket ini dari ayang Marsel kamu itu."

"Hei! Ayang apaan? Jangan ngada-ngada kamu, Mer. Jangan buat orang lain semakin salah paham yah. Aku yakin kalo buket ini bukan darinya."

Wajah penuh selidik langsung Merly perlihatkan. "Kamu yakin? Ayo ... katakan padaku kalo kamu punya-- "

"Aduh, udah deh ah. Jangan bahas soal buket ini lagi. Kita kan niatnya mau pergi ke rumah sakit. Jangan buat Dinda menunggu terlalu lama."

Hembusan napas berat langsung terdengar dari bibir Merly. "Oke, baiklah, mbak Lusi. Ayo kita berangkat."

"Mulai lagi." Kesal Lusi pada teman plus asistennya itu.

Mereka pun pergi ke rumah sakit di mana janji pertemuan sudah ditetapkan. Sepanjang perjalanan, Lusi masih memikirkan prihal buket yang baru saja dia terima.

'Jika itu dari Iky, dia pasti ngomong dulu kalo ingin memberikan sesuatu. Aku yakin kalau bunga itu dari Saga. Yang sesuka hati saat ini kan hanya dia aja.' Lusi berucap dalam hati.

'Tapi ... ah! Biarlah. Aku tidak perlu memikirkannya. Biarkan saja dia mau apa. Ketika aku berusaha mengejarnya dulu kan dia juga melakukan hal yang sama. Dia abaikan aku sesuka hatinya. Sekarang, aku ingin dia merasakan hal yang sama. Supaya Saga tahu, sesakit apa diabaikan.' Lusi bicara lagi pada dirinya sendiri.

Sampai di rumah sakit, ternyata Dinda sudah menunggu di sana. Sambutan dengan wajah sebal itu langsung Lusi terima. Tapi itu tentu saja tidak bertahan lama. Karena mereka langsung bisa mencairkan suasana. Dan lagi, wajah kesal yang Dinda perlihatkan juga bukan yang sesungguhnya keluar dari hati. Melainkan, hanya sebatas pura-pura saja.

Mereka masuk ke dalam bersama-sama. Tapi setelah sampai di dalam rumah sakit, mereka malah langsung melakukan keinginan masing-masing.

Dinda langsung beranjak menemui dokter yang biasa merawatnya. Sedangkan Merly langsung mendatangi salah satu suster untuk membeli vitamin neneknya. Sedangkan Lusi, dia sendirian.

Oh tapi tidak, Iky yang tahu kalau Lusi akan datang, tentu saja langsung mengosongkan jadwalnya hanya untuk memberikan waktu berharganya buat Lusi. Dari kejauhan, Iky terus memperhatikan Lusi. Setelah wanita itu tinggal sendiri, dia pun langsung mendekatinya.

"Halo."

Sapaan Iky langsung membuat Lusi menoleh.

"Eh, dokter Rizky."

"Udah lama, Si?"

"Baru aja, Dok."

"Hei! Panggilan apa itu? Panggil Iky aja kek biasanya."

"He .... " Hanya itu yang bisa Lusi ucap. Dibarengi senyum nyengir kuda yang terlihat sangat di paksakan. Karena sejujurnya, dia masih sangat canggung ketika bertatap muka.

"Oh iya. Kamu datang cuma buat neman sahabat-sahabat kamu aja, kan?"

"Iya."

"Mm ... bagaimana kalau kita jalan ke taman? Rumah sakit ini ada taman yang indah lho, Si."

"Beneran?"

"Iya dong. Ayo liat kalo gak percaya."

"Eh tapi ....

"Kenapa? Takut sahabat kamu bingung nyariinnya ya?"

"Iya."

"Gak lama kok. Jalan bentar aja. Tapi kalo takut mereka bingung bisa kirim pesan, kan?"

"Hm .... "

Tidak ingin melihat Iky kecewa karena Iky sudah sangat amat peduli padanya, Lusi pun langsung menerima ajakan Iky barusan. Mereka berjalan dengan langkah pelan menuju taman.

Sepanjang perjalanan, tentu saja Iky tidak akan tinggal diam. Dia akan memanfaatkan kesempatan itu untuk ngobrol lebih banyak dengan Lusi. Karena kesibukan masing-masing, waktu pertemuan itu sangat-sangat berharga buat Iky.

Obrolan demi obrolan ringan Iky ucapkan. Hingga pada akhirnya, sampai pada satu pertanyaan. "Udah makan belum, Si?"

"Mm ... belum sih. Tapi, tadi udah janji kok mau makan bareng teman-teman aku itu. Tinggal nunggu mereka selesai aja."

"Boleh ikut makan sekalian gak?"

"Eh? Beneran mau?" Antusias Lusi. Padahal hatinya agak canggung saat mengucapkan kata-kata itu. Karena sejujurnya, dekat dengan Iky membuat dirinya merasa bersalah. Karena saat ini, dirinya masih terikat dengan Saga yang menjadi suami. Mana pria itu mendadak gila lagi akhir-akhir ini. Peluang untuk berpisah akan sedikit rumit ceritanya sekarang.

"Ya tentu saja aku mau, Lusi. Asal jangan terlalu jauh dari rumah sakit ini aja sih tempat makannya."

Nah, jawaban itu yang Lusi takutkan sebenarnya. Jawaban Iky yang langsung bersemangat ketika ingin makan bersama. Makin tidak nyaman saja itu hati sekarang.

"Ya ... ya sudah kalo gitu, nanti aku bicarakan dengan tan-teman ku dulu ya. Tar kita sesuai kan tempat makan yang paling tepat. Oke?"

Iky mengangguk pelan sambil tersenyum.

"Ya."

Dokter Rizky yang tidak pernah dekat dengan perempuan manapun sebelumnya. Bahkan tidak terlalu manis ketika bertatap muka dengan pasien, tapi sekarang malah jalan bareng dengan perempuan. Mana ekspresinya sungguh luar biasa lagi. Tentu saja keadaan itu langsung membuat rumah sakit gempar.

Para rekan kerja Rizky heboh bukan kepalang. Terutama, para suster perempuan yang paling suka dengan yang namanya gosip.

Gosip demi gosip akhirnya sampai ke kuping Saga dan Karya secara bersamaan. Keduanya pun langsung memberikan tanggapan yang tentunya sangat amat jauh berbeda. Jika Karya sangat bahagia, tentu saja Saga sangat kesal. Karena dia yakin, yang saat ini sedang bersama dengan Iky adalah istrinya.

"Di mana Iky sekarang?"

"Di taman. Ada apa ya, Dok?"

"Gak papa. Aku rasa ada hal yang harus aku lihat."

"Oh. Baiklah, Dok."

1
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
D_Mayanti
Luar biasa
Rani: makasih banyak. yuhu....
total 1 replies
Wisteria
si authornya g adil banget masak cuman segitu pembalasan buat si saganya. peran ceweknya gampang mleot
Rani: anu, aku nya lagi gak mood soale. maaf yah
total 1 replies
Angga Gati
bagus thor karyamu
Rani: makasih banyaj❤❤❤❤😘
total 1 replies
Dewi S Ayunda
berkurang lg deh.. novell ksukaan ak. moga sukses selalu thor
Rani: hiks, suka kah kamu sama karya aku ini? 😭😭 makasih buanyak lho
total 1 replies
Dewi S Ayunda
yah udah tamat saja.. kak.. lusi saja masih bersegell.haha
Rani: hiks, lagi gak mood atuh aku kemarin.
total 1 replies
mama fia
suka sama saga - lusi - Marsel..
mama fia
semangat Thor..
Bunda
Kaget baca endingny...
Tapi thank's ya thor buat tulisannya. tetep semangat menulis
Nurfaikoh Ikoh
bagus novelnya
Patrick Khan
. makasi ceritanya y kak
. q tunggu cerita br nya🥰
Patrick Khan
. biasa nya klo tamat ginie.. pasti ara cerita baru☺☺
Zainab Ddi
Ya author kok Uda tamat 😭😭😭 padahal suka ceritanya Krn memberikan pelajaran yg bagus buat kita para pembaca bahwa kita harus bisa menghargai orang yg mencintai kita jangan mengabaikan ketulusan nya ,makasih author 💪🏻💪🏻💪🏻 selalu untuk bekarya 😘😘😘ditunggu cerita selanjutnya
Yuli Ana
sehat2 terus ya kk... semangat berkarya...
sebenernya masih kurang sih... he he..
tpi kalau emang kk author lelah, y udh berhenti aja jngn dipaksakan...🥰🥰🥰
ditunggu karya barunya..🥰😍
Yuli Ana
woww.... cpt bngt tamatnya...
pdahal blm puas... he he... effort saga buat deketin lusi masoh kurang...😢
Yuli Ana
entar saga langsung tau kalau biang keroknya si hana... 🤣
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 😘🙏🏻💪🏻
Zainab Ddi
dasar si saga pria bodoh istrinya jd berita trending topik malah ngak tahu sih mending cerai tuh sama suami ngak peka
Nayla Arshaka
papa Saga.. cari tau siapa org yg buat menantu mu malu di dunia ini... jgn beri ampun.. menantu kesayangan kmu lagi di fitnah..
dan satu... kmu menghukum saga aja bsa knp kmu gak bsa mnghukung org yg telah mmfitnah menantu mu itu... ayooookkk begerak cepat papa... jgn mw kalah ma cewek2 ular itu
sella surya amanda
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!