Allea Hizka Zirah. Wanita polos nan lugu, telah bersepakat dengan pacar nya akan melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius lagi. Segala sesuatu yang di butuhkan untuk melangsungkan acara sudah beres, hanya tinggal menunggu hari dan tanggal yang di tentukan.
Namun tak di sangka, mempelai pria tidak menghadiri acara pernikahan yang akan di langsungkan. Sontak hal itu mengundang riuh di acara yang di gelar dengan besar-besaran. Begitu juga dengan keluarga wanita yang menanggung malu.
Apa yang menjadi penyebab mempelai pria tidak hadir? Apakah adanya selisih paham? Apakah setelah kejadian yang menimpah Allea akan menimbulkan trauma yang mendalam? Atau malah sebaliknya?
Mari kita ikuti keseruan cerita ini yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon keycapp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
QUALITY TIME.
Ibu dan anak ini, menjelajah tempat-tempat yang dapat menghibur mereka. Awal nya Allea mengajak ke tempat sunyi nan senyap, di beberapa kafe maupun restoran. Namun Darren bersikeras melawan, ia ingin merasakan seperti yang teman-teman nya rasakan. Berada di taman bermain dengan ramai nya anak-anak, dan kulineran di penjual kaki lima.
Dareen memuaskan dirinya dengan makin beberapa wahana permainan, tak lain ia juga kadang mengajak orang yang bersampingan dengan nya berbicara walaupun tidak mengenal. Selain karna lelah dan puas, perutnya juga sudah mulai keroncong. Darren mengajak bunda nya untuk berburu kuliner, di bundaran tempat para penjual makanan yang tak jauh dari wahana permainan.
" Bunda kita ke saya yok!" Ajak Dareen dengan senyum mengembang, sembari menunjuk ke arah bundaran.
" Mending makan di restoran aja sayang. Takut makanan nya gak higienis," tolak Allea kurang setuju, Karna melihat lokasi nya yang sangat terbuka. Takut jika banyak debu yang beterbangan, menghinggapi makanan yang beragam di sana.
" Higienis kok Bun. Enak juga, ayok kita ke sana aja. Ayok lah bunda," rengek Dareen. Ia mendapat ide seperti ini, Karna pernah melihat postingan salah seorang perempuan teman sekelas nya. Sedang bertamasya dengan keluarga nya, di tempat ini dan juga mengisi perut di bundaran ini. Dareen tergiur dengan unggahan itu, Karna teman nya seperti nya sangat menikmati makanan itu.
" Yasudah." Akhirnya Allea mengalah, karna janji nya sedari awal. Ia akan memuaskan anak nya dengan berbagai macam permintaan, tak bisa menolak akhirnya Allea hanya bisa mengikuti saja.
" Pak. Saya mau pesan sosis bakar nya," ucap Darren dengan tak sabaran, melihat begitu banyak nya sosis bakar yang sudah bertengger di sana. Menguji lidah dan perut nya, yang sudah meronta-ronta.
" Berapa bos?" Tanya bapak sang penjual.
" 2 tusuk aja pak." Jawab Darren.
" Baik bos!"
Selagi bapak penjual itu sedang mempersiapkan, Dareen memutar badan melirik-lirik hidangan apa yang akan ia beli lagi. Untuk hari ini, ia akan memanjakan perut nya.
" Ini Bos." Bapak itu menyerahkan 2 tusuk sosis bakar, dengan saus kepada Darren.
" Makasih pak!"
Di saat Allea ingin membayar, ia lupa dimana ia menaruh beberapa uang cash yang ia bawa tadi. Sementara kartu tidak di bawa nya, karna ia mengetahui kalau di tempat seperti ini tidak berlaku yang nama nya kartu debit.
" Bunda kenapa?" Tanya Darren. Melihat bunda nya nampak gusar.
" Bunda lupa naruh uang cash nya. Bentar bunda telfon om Ju dulu." Beritahu Allea kepada Daren.
" Maaf sebentar ya pak. Saya tadi lupa di mana saya menaruh uang cash saya, biar saya hubungi asisten saya dulu." Izin Allea terlebih dahulu.
" Tidak apa-apa bu. Kalau memang kehilangan, makanan nya tidak usah di bayar. Saya ikhlas kok," bapak tersebut melemparkan senyuman ramah nya.
" Tidak pak. Saya akan membayar, tunggu sebentar." Sangkal Allea langsung.
Tanpa menunggu lama lagi, sambungan telfon terhubung.
" Ju. Datang ke sini, bawa kan saja sejumlah uang cash." Ucap Allea di sambungan telfon.
" Baik."
Sambungan terputus. Allea langsung mengirimkan lokasi mereka, supaya Ju bisa menemukan mereka.
Akhirnya mereka memilih duduk saja di sana menunggu kedatangan Ju. Sembari menunggu Ju, akhirnya mereka menyantap sosis bakar yang di racik sedemikian rupa hingga menciptakan cita rasa yang bukan main.
Berhasil memanjakan lidah. Hingga Allea tak mampu menahan hasrat nya, melihat Daren sangat menikmati sosis bakar itu. Baru lah Allea percaya, kalau makanan di sini sangat lah tidak ada dua nya. Bisa di katakan, lebih enak di banding dengan makanan di restoran. Karna banyak yang tidak suka dengan makanan viral yang di restoran, hidangan di restoran terkadang tidak cocok dengan lidah semua manusia. Berbeda dengan makanan sederhana seperti ini.
" Allea!" Seru Ju, setelah ia melihat kehadiran Allea dan juga Dareen yang sedang menikmati sosis bakar.
" Om Ju!" Seru balik Darren, dengan melambai-lambai kan tangan nya.
Ju langsung mendekat ke arah mereka, dan menyerahkan uang yang Allea perintahkan tadi.
" Ini bapak nya ya neng?" Tanya bapak penjual sosis bakar, sedari tadi mereka asik bercerita tentang hal random dengan bapak gaul itu.
" E-eng-"
" Cocok juga neng. Mak nya cantik, bapak nya ganteng, anak nya lebih ganteng lagi." Belum juga Allea melanjutkan ucapan nya, bapak itu sudah memotong pembicaraan Allea dengan memuji paras mereka bertiga.
Mereka bertiga hanya bisa terkekeh geli, ketika di klaim sebagai satu keluarga kecil yang harmonis.
Setelah membayar makan yang telah mereka habis kan, Dareen mengajak mencari makanan yang lain lagi. Allea mengiyakan saja, sementara Ju hanya mengikut saja dari belakang.
Tanpa Allea sadari, Ju kadang tersenyum simpul ketika melihat Allea yang ngang ngong ngang ngong saja, berada di bundaran ini. Mungkin karna belum pernah dan belum paham. Ju melihat Allea sangat menggemaskan, ketika tercengang dan kebingungan.
Mereka bertiga sangat menikmati makanan yang ada di sana, hingga perut ingin meledak saking banyak nya makanan yang sangat menggiurkan di sana.
Setelah puas dengan bermacam makanan, Darren kembali menikmati wahana permainan. Ia berucap akan jarang datang ke tempat ini, jadi di puasin saja. Sesekali Ju membantu Dareen, terkadang juga ia duduk bersama Allea.
Tanpa sadar di rambut Allea, hingga kupu-kupu cantik. Ju berniat ingin mengusir, ia mendekat ke arah Allea. Allea langsung memejamkan mata nya, Ju tersenyum melihat perlakuan Allea. Karna tak merasa ada sesuatu hal yang terjadi, Allea pun membuka kelopak matanya. Ju juga sudah berhasil mengusir kupu-kupu itu dengan lembut.
" Aku hanya mengusir kupu-kupu kecil Allea," ucap Ju dengan tersenyum.
Allea menjadi malu di buat nya, ia ternyata terlalu baperan. Ia merutuki kebodohan nya tadi, kini pipi putih mulus milik Allea mengeluarkan rona merah. Menambah kesan lucu, di mata Ju.
" Kok pipi mu merah Lea?" Tanya Ju menatah senyum nya.
" Ju. Sudah Ju!" Ucap Allea yang tak tahan dengan ini, sungguh ia sangat malu di buat nya.
Akhirnya tawa yang sempat di tahan Ju, akhirnya keluar sudah. Sejenak Allea terpaku dengan tawa lepas Ju, tak bisa di pungkiri Ju memiliki paras yang ganteng. Begitu juga dengan sikap nya yang super duper perhatian, sangat berbeda jauh, Jika di bandingkan dengan Deniro yang dulu. Ah... Sudah lah, kenapa harus teringat dengan masa lalu lagi sih.
" Lea." Panggil Ju, setelah suasana kembali hening.
" Why?" Jawab Allea.
" Kalau di kasih pilihan, mau kah kau memilih ku menjadi pendamping hidup mu? Hanya bertanya saja." Ucap Ju di akhir kalimat, ia juga bingung dengan diri nya yang berani berbicara dengan blak-blakan.
...****************...
Hayo.... Pada kepo ya sama jawaban Allea? Haha.. Makanya lanjut baca dong.
Sekedar info ya guys.. author bakal Hiatus, maaf gak bisa lanjut cerita nya. Author lagi banyak Maslah di real life, makasih.