Melati harus menjadi janda, sepeluh menit setelah ijab qabulnya.
Di saat yang bersamaan berita kecelakaan yang menimpa kakak nya menjadi salah satu penyebab diri nya harus kehilangan sosok ayah di dalam hidupnya.
Menjadi janda setelah ijab serta kehilangan ayah dan kakak serta kakak iparnya.
Bersama Ibu dan keponakannya
Melati pun memilih hijrah ke Ibu Kota untuk melanjutkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reindranovita Ristiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 Berkunjung Ke Kampung Halaman
Sabtu pagi Ander dan keluarganya pun memulai perjalanan menuju ke kampung halaman Melati .
Menempuh perjalanan beberapa jam ,akhirnya mobil yang di kemudikannya pun memasuki perbatasan kampung halaman Melati .
Mobil Ander pun melaju menuju kearah rumah masa lalu mereka yang kini di tempati oleh wak haji Hasan .
Salah satu tokoh masyarakat yang cukup di segani oleh masyarakat kampung .
Tanpa sengaja bu Fatma dan Melati pun sama sama memejamkan mata ,membayangkan semua kenangan yang pernah mereka lalui di rumah tersebut .
Rumah yang memberikan kenangan sekaligus luka dalam hati mereka .
"Nak ,Ander kita ke rumah pak Rt dulu ya ,buat lapor diri setelah itu agak sorean nanti kita baru kemakam "ucap bu Fatma memberi interuksi .
"Baik bu "jawab Ander sopan .
Pria itupun kemudian memutar kemudi kearah alamat yang telah di beritaukan oleh ibu mertuanya .
lewat dzuhur mereka pun tiba di rumah pak Rt .
Melihat ada mobil yang datang pak Rt pun gegas keluar rumah untuk melihat tamu yang datang .
"Masya Allah ,Allahu Akbar ,nak Melati ,bu Fatma "ucap pak Rt dengan nada tak percaya .
Ketika melihat bu Fatma dan Melati berdiri di depan rumahnya .
Meskipun bu Fatma dan Melati sudah cukup lama pergi meninggalkan kampung halaman mereka .
Tapi pak Rt masih bisa mengenali mantan warga nya tersebut .
Terlebih di masa mereka masih tinggal di kampung tersebut ,keluarga Surya Pradana adalah salah satu keluarga yang dermawan dan baik hati ,tak segan pula mereka membantu serta menolong kesibukan ataupun kesusahan warga sekitar .
Bu Rt yang sedang sibuk memasak di dapur pun bergegas ke depan ketika mendengar suara suara dari luar .
"Siapa yang datang pak ?"tanya nya sambil berjalan tergopoh ,ketika melihat bu Fatma dan Melati ,netra bu Rt pun membulat sempurna .
"Masya ALLAH ,bu Fatma nak Melati ".
"Kalian apa kabar ?"sapa bu Rt masih dengan rasa kaget tidak percaya ,pasalnya sudah sekian bulan mereka meninggalkan kampung halaman
Terlebih ketika pergi mereka menjual semua harta benda mereka di kampung ,sehingga membuat bu Rt pun tidak pernah menduga hari ini rumahnya kedatangan mereka .
"Mari ,mari silahkan masuk "ucap bu Rt beberapa saat kemudian .
.
.
.
.
.
.
Bu Fatma pun mewakili Ander dan Melati untuk menyampaikan tujuan mereka .
Berkunjung ke kampung halaman mereka tersebut .
Pak Rt dan bu Rt yang mendengarkannya pun hanya manggut manggut paham .
"Jadi nak Ander ini suami Melati yang sekarang ?"tanya bu Rt menoleh kearah Ander ,setelah bu Fatma memperkenalkan siapa Ander kepada pasangan suami istri tersebut .
"Iya ,bu ,pak ,perkenalkan nama saya Ander "sambut Ander dengan senyum ramah .
"Syukurlah kamu sudah menemukan suami yang tepat untuk kamu nak Mel ".
"Jujur Ibu malu kalau mengingat kelakuan Rudy padamu waktu itu "ucap bu Rt dengan nada sedih ,teringat akan penghianatan Rudy terhadap Melati .
Terlebih bu Rt yang masih punya hubungan kerabat dengan keluarga Hartawan .
membuatnya merasa tidak enak hati dengan bu Fatma terutama Melati .
"Tidak mengapa bu ,insha Allah Melati sudah ikhlas dan melupakan semuanya "sahut Melati dengan bijak sambil menepuk nepuk punggung Adelia yang menggeliat ketika tertidur dalam pangkuannya .
"Masya ALLAH cantik nya ,batita ini ?"ucap tanya bu Rt sambil menatap.kearah Melati dan bu Fatma secara bergantian .
"Iya bu Rt ,dia adalah satu satunya peninggalan dan pengingat saya akan almarhumah Mawar dan juga Asoka "sahut bu Fatma mengurai senyum lalu mengangguk .
"Allahu rabbi ,yang kuat kamu ya nak "lirih bu Rt sambil membelai puncak kepala Adelia .
Sejenak batita tersebut menggeliatkan badan lalu kemudian kembali terlelap .
"Buk ne ,ini kenapa tamu nya belum juga di buatkan minum "ujar pak Rt setelah beberapa saat kemudian .
"Oh ,iya astaghfirullah ,maaf maaf ,sebentar ya bu Fatma ,nak Ander ,Melati "ujar bu Rt kemudian bergegas masuk ke dalam .
Selang beberapa saat kemudian ia pun kembali laguli dengan nampan berisi teh serta beberapa kue kering dalam toples .
.
.
.
.
.
.
.
..
Bu Fatma serta anak ,menantu dan cucu nya tiba di sebuah pemakaman umum di kampung tersebut .
Mencari beberapa waktu lamanya ,mereka pun akhirnya tiba di tempat yang mereka tuju .
Tiga makam berjejer yang mereka tau itu adalah makam ketiga orang terkasih mereka .
Setelah membersihkan rumput sejenak rumput rumput yang tumbuh di atas makam tersebut serta menaburkan bunga dan juga air mawar yang mereka beli di depan makam .
Ketiga nya pun kemudian khusyu'berdoa serta mengirimkan surah Alfatihah serta yasin dan tahlil untuk ketiga orang terkasih mereka .
Pak Surya Pradana ,Mawar dan juga Asoka .
Sekali waktu bu Fatma menghela nafas dan menghapus rinai air mata yang hendak jatuh dari ujung mata nya .
Kenangan kenangan bersama suami .
Berkelebatan dalam ingatannya .
bu Fatma Flash back ON
"Assalamualaikum bu "sapa Surya Pradana yang baru saja pulang dari kebun .
Fatma yang sedang sibuk menyetrika baju pun mencabut setrikaan kemudian gegas berdiri dan keluar menyambut sang suami .
"Waalaikum salam "sahut Fatma kemudian mencium punggung tangan suaminya dengan takjim .
"Istri ayah lagi ngapain ini ,ingat jangan capek capek ya ,kesian dedeknya "ucap tanya Surya sambil membelai perut Fatma yang membuncit .
"Tadi Fatma setrika sebentar mas "sahut Fatma mengiringi sang suami yang merangkul pinggangnya dan mengajaknya masuk ke dalam rumah .
"Asal jangan capek capek ya sayang "ucap Surya Pradana menyubit hidung Fatma .
Wanita itupun hanya mengangguk .
"Yayah ,"celoteh seorang balita dengan suara khas anak anaknya .
Seorang balita dengan rambut di kuncir dua tampak berdiri di depan kamar sambil membawa sebuah guling karakter yang tampak sudah lusuh dan pudar warnanya .
Surya Pradana yang telah membersihkan diri dan ganti baju pun segera berjongkok dan menyapa putri sulungnya tersebut .
"Hallo putri ayah "sapa Surya membawa balita tersebut ke dalam gendongannya .
"Ayah punya sesuatu untuk putri ayah yang cantik "ucap Surya sambil tersenyum dan seolah olah membuat gerakan sihir tangan Surya pun tak lama kemudian mengeluarkan kotak hadiah dari balik punggungnya .
Mawar balita ,tiga tahun setengah itupun bersorak dengan ceria menyambut kado yang di sodorkan ayahnya terhadapnya .
Fatma pun ikut juga tersenyum melihat kebahagiaan anak dan suaminya tersebut .
.
.
.
.
.
Bu Fatma Flash back Off
.
.
.
.
.
Bersambung
untung si Clarissa nolak.
lierrrr
ko di kmr