NovelToon NovelToon
Siapa Aku? (Cinta Ku Ada Di Alam Lain)

Siapa Aku? (Cinta Ku Ada Di Alam Lain)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Nikahmuda / Mafia / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: M.L.I

Dunia tak bisa di tebak. Tidak ada yang tau isi alam semesta.
Layak kehidupan unik seorang gadis. Dia hanyalah insan biasa, dengan ekonomi di bawah standar, dan wajah yg manis.
Kendati suatu hari, kehidupan gadis itu mendadak berubah. Ketika dia menghirup udara di alam lain, dan masuk ke dunia yang tidak pernah terbayangkan.
Detik-detik nafasnya mendadak berbeda, menjalani kehidupan aneh, dalam jiwa yang tak pernah terbayangkan.
Celaka, di tengah hiruk pikuk rasa bingung, benih-benih cinta muncul pada kehadiran insan lain. Yakni pemeran utama dari kisah dalam novel.
Gadis itu bergelimpangan kebingungan, atas rasa suka yang tidak seharusnya. Memunculkan tindakan-tindakan yang meruncing seperti tokoh antagonis dalam novel.
Di tengah kekacauan, kebenaran lain ikut mencuak ke atas kenyataan. Yang merubah drastis nasib hidup sang gadis, dan nasib cintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M.L.I, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mereka akan sadar saat benda itu menghilang. [1]

✨AGAR MEMUDAHKAN MEMAHAMI ALUR, BACA

   SETIAP TANGGAL, HARI, DAN  WAKTU DENGAN

   BAIK

✨PAHAMI POTONGAN-POTONGAN CERITA

✨BERTYPE ALUR CAMPURAN (MAJU DAN

   MUNDUR)

^^^Sabtu, 30 September 2023 (12.34)^^^

“ Iefan! “ Samar-samar.

“ Iefan!! “ Hampir jelas.

“ Iefan!!! “ Suara seseorang yang berteriak akhirnya tembus terdengar di telinga dan kesadaran Iefan.

Laki-laki itu baru mendapat kembali jiwanya, dia cepat tersadar dari ingatan yang melintas di benak, lantas beralih mencari asal suara yang memanggilnya sejak tadi.

Beralih pandangan, kedua bola mata Iefan hampir terkejut melihat keberadaan Natha yang sudah sampai di seberang jalan, dan rupanya yang menjadi pelaku pemanggilan dia sebelumnya. Gadis itu tampak berupaya teriak dan melambai ke arah Iefan, bermaksud untuk menyuruh laki-laki itu menyusul menyeberangi jalanan.

Tapi jusru menjadikan Iefan kembali teringat dan merasa mirip dengan kejadian di waktu adiknya. Iefan spontan mengenggam kedua tangan, menutupkan mata dari pandangan Natha, dia tidak mau melihat gadis itu dan berusaha untuk melupakan kejadian di masa lampau yang terus berkilasan berganti dengan tampilan Natha di posisi itu saat ini.

Rasa traumanya mencuak, dia kehilangan fokus dan pikiran, semua gambaran itu silih berganti antara Natha dan adiknya. Mengucurkan keringat berat di sekitaran pelipis Iefan, dia terkecik kuat, seolah kehabisan nafas dan tertekan gejolak.

“ Bentar lagi lampu hijaunya habis! “ Seseorang bersuara di balik pandangan Iefan yang gelap, orang itu memasukan segelintir jari kesela telapak tangan Iefan. Seketika membawa laki-laki itu bergerak dari posisinya. Berbicara di tengah hembusan nafas yang terjenggal karena lari.

Iefan yang sadar sontak membuka kedua kelopak yang menutupi bola penglihatannya, dia terdiam dan mengerjap, memandangi tak percaya keberadaan Natha yang sudah memegang tangannya dan menarik dia untuk melintasi jalanan sekarang.

Mereka bergerak dalam posisi setengah lari, dengan Natha di depan yang menarik dan memegangi tangan Iefan, sementara laki-laki itu hanya terdiam menurut di belakang dari genggaman Natha.

Gadis itu kembali menyeberangi untuk menjemput Iefan kembali, membawa sang lelaki yang tengah trauma, sekaligus menjadi pengobat rasa ketakutan laki-laki tersebut untuk pertama kali.

Angin terasa bersemilir menyelimuti keduanya, orang-orang tampak bergerak dengan lambat, di fokuskan oleh keberadaan dua insan yang tengah berlari di atas jalanan bergaris putih dan hitam, yang berlawanan dengan langkah penyeberang kaki lainnya. Mereka mengarungi potongan jalan berdua, dari barisan insan lain yang berjalan lawan arah.

“ Lu ngga papa? “ Natha terengah-engah saat tiba. Dia balik memandangi Iefan dengan nafas terjenggal.

Iefan yang sedari tadi terdiam memandangi Natha reflek kaget. Dia baru tersadar kembali setelah ucapan gadis itu. “ Ha? “

“ Cih, lu ngga kenapa-kenapa kan?! “ Natha sempat kesal dengan reaksi Iefan. Tapi dia memilih melupakan dan mengeluarkan unek-unek yang sebelumnya. “ Lu kenapa juga ngga ikut gue nyebrang tadi! ”

Iefan terdiam membalas ucapan Natha, dia beralih memandangi jalanan, ada sesuatu yang laki-laki itu pikirkan. Membuat Natha ikut terdiam tak enak hati, dia pikir perkataanya tidak terlalu menyinggung, tapi kenapa lelaki itu malah tiba-tiba diam tidak merespon.

Namun beberapa detik setelah mengingat wajah pucat Iefan tadi, akhirnya membungkamkan pertanyaan di otak Natha, dia ikut diam dan memilih untuk tidak bertanya lagi. Mungkin ada sesuatu yang laki-laki itu pikirkan saat ini, tapi tidak bisa dia jelaskan kepada Natha.

Makanya dia tidak menjawab omongan Natha, dan memilih diam di sebelah gadis itu. Keduanya sekarang hanyut di dalam benak masing-masing, tidak saling bersuara menunggu kedatangan bus. Sampai kendaraan yang di tunggu akhirnya tiba dan mengantar kepulangan kedua insan di trotoar jalanan kota Jakarta siang itu.

^^^Senin, 02 September 2023 (06.45)^^^

Udara pagi dan embun sejuk belum habis bertebaran di sekitaran angin kota jakarta, burung-burung kecil berkicau ribut di dahan pohon, daun-daun bahkan masih terbelenggu dalam tetesan air.

Beberapa orang mungkin baru beraktivitas di jam segini, baru bangun atau mungkin masih terlelap tidur dengan nyaman di ranjang masing-masing. Cukup awal untuk melakukan pekerjaan harian di pagi senin, tapi tidak dengan Natha yang sudah berpakaian rapi menggenakan seragam Sekolah Menengah Atas Jaya Pura.

Dia duduk di halte dengan sebuah buku yang di baca atas tangan, lantas ikut naik ke rute bus kota Jakarta paling pertama ketika kendaraan umum itu tiba. Hari ini Natha memutuskan untuk berangkat awal ke sekolahnya, ada sesuatu hal yang perlu dia cari di perpustakaan sekolah, jadi Natha berniat untuk pergi ke sana sebelum bel masuk berbunyi.

Terlebih jika belum ramai orang Natha akan lebih leluasa untuk menemukan, dia tahu kalau dari hari senin ini hingga satu bulan mendatang siswa di sekolahan ternama itu akan sibuk untuk menyambut Ujian Penentu Secara Nasional, jadi pasti beberapa siswa juga akan banyak yang berdatangan ke perpustakaan untuk belajar.

Makanya agar tidak terganggu dengan kesibukannya, Natha memilih belajar di pagi hari, mengisi sela waktu untuk ikut mempersiapkan diri demi ujian, termasuk belajar di halte bus tadi sambil menunggu kedatangan kendaraan itu.

Gadis tersebut juga baru tau ternyata di rute pertama bus tidak terlalu padat seperti rute kedua beberapa menit setelah rute ini, bahkan dia bisa merasakan duduk di kursi penumpang saat berangkat sekolah, ketika menaiki rute pertama di hari ini.

Seharusnya jika tidak ingin terdesak oleh keramaian orang di bus, dari dulu dia memilih berangkat awal menggunakan rute pertama.

Iefan yang juga datang awal menyadari keberadaan Natha dari tas yang di tinggalkan gadis itu di tempat duduk.

Iefan yang memang duduk tepat di depan Natha terdiam sejenak, dia teringat akan kejadian yang terjadi sabtu kemarin. Di dalam bus Iefan dan Natha memang tidak banyak berbicara, tapi mereka tetap duduk bersampingan pada kursi penumpang yang berjejer sebelah kanan bus.

Natha mendudukkan dirinya di sisi dalam samping jendela, sementara Iefan berada di bagian luar atau bagian tengah bus samping Natha. Keduanya sama-sama bisu dengan pikiran pribadi, kala itu Iefan tak sengaja melirik wajah Natha yang melamun memandangi kota Jakarta dari balik jendela.

Tangan telunjuk gadis itu naik, menempel di jendela bening sambil mengeja satu-satu nama tokoh. Terlihat rautnya yang fokus, begitu asik dengan sebatas pemandangan bangunan yang berjejeran. Masih Iefan setia memandangi gadis itu diam-diam, seperti waktu di dalam mobil, harus Iefan katakan dia sangat berterimakasih dari bantuan Natha di tempat penyeberangan tadi.

Hampir selama 10 tahun setelah kematian Fanie, Iefan tidak pernah lagi menjejakkan kakinya di garis hitam putih tersebut. Begitu benci dan trauma akan kegemaran dirinya dan sang adik saat dahulu.

Tapi dengan bantuan Natha siang itu dia merasa sangat lepas dan lega, setelah kembali bisa menjejakkan kaki di lintasan itu lagi dari sepersekian tahun lamanya merasa takut. Seolah memberi Iefan nafas untuk lega dan akhirnya mencoba melupakan trauma yang pernah dia alami.

Semua hal itu sudah berlalu, dia tidak bisa terus terbayang-bayang dengan ingatan akan kematian adiknya, tidak perlu takut untuk berada di sana lagi. Karena hal yang dia takuti hanya rasa bersalahnya ketika tidak bisa mencegah Fanie untuk tidak berada di lintasan itu.

Saat ini Iefan tengah berjalan cepat kembali ke kelas, mengikuti langkah seorang gadis yang dia pandangi sedari tadi. Memang Iefan sebelumnya berniat untuk mencari Natha dan mengucapkan terimakasih perihal hal yang gadis itu lakukan kepadanya kemarin siang.

Namun raga Iefan saat menemukan Natha yang malah berada di halaman dengan seorang pria bernama Baron, dan tampak memberikan sebuah jaket, menjadikan Iefan bingung dan mulai merasa curiga.

Laki-laki itu menghapus niatnya dan memutuskan untuk terus mengikuti kepergian Natha setelah percakapan kedua insan tersebut, termasuk kembali ke dalam kelas. Siapa sangka usai tiba di ruangan itu Iefan justru menemukan aktivitas Natha yang tengah memegangi sebuah kotak berwarna merah muda.

Entah kotak apa, tapi yang jelas benda itu Natha ambil dari dalam laci Olivia dan hendak gadis itu buang ke dalam tong sampah kelas. Melihatnya Iefan cepat menahan tangan Natha, kali ini dia balik memegangi lengan gadis tersebut, namun dengan reaksi yang berbeda.

Iefan memandangi Natha dengan alis yang menyatu. “ Lu mau ngapain Natha! “ Iefan menyergap, mendatangi sekaligus menahan tangan gadis itu dengan cepat. Tidak bertanya dengan nada bercanda seperti biasanya, terlihat wajah Iefan begitu serius depan Natha.

Natha terperanjat setelahnya. “ I-Iefan. “ Dia menyahut gugup. Tidak menyangka dengan keberadaan laki-laki itu di sebelah tubuh Natha.

“ Lu mau ngapain Natha? “ Iefan lanjut bertanya, rautnya penuh kecurigaan dan rasa heran.

Membuat gadis yang berada dihadapannya itu kelabakan menyahut, Natha bingung harus menjawab apa. Dia mengigit bibir dan terdiam mencari alasan.

Tidak mungkin untuk menceritakan kejadian aslinya kepada Iefan, karena mengira jika laki-laki belum tahu dari awal, dan hanya dirinya beserta Aslan yang tahu akan permasalahan yang ada tentang Baron.

Ruwet otak Natha berputar mencari cara menjawab, laki-laki yang berada di hadapannya terlihat tidak mudah untuk di kelabui lagi dengan alasan klasik. Sampai ketika bibir Natha mau bergerak, sesuatu tiba-tiba menghentikan gerakannya.

“ Natha? “ Seorang gadis bersuara menyela dari luar pintu. Wajah gadis itu sendu, tapi dia lebih dipenuhi wajah heran ketika menghampiri Natha dan Iefan dalam kelas.

“ Kalian ngapain? Ngga belajar ke perpustakaan? “ Olivia bertanya memandangi bolak balik wajah Natha dan Iefan.

Natha terdiam usai melihat raga Olivia yang datang, matanya terpaku, teringat akan kejadian di hari minggu kemarin. Rasanya Natha masih belum percaya, jika wanita paru baya yang tak sengaja dia tabrak sore minggu adalah ibu dari gadis yang berada depan Natha saat ini.

Terlebih permasalahan dia dan Olivia sebenarnya belum selesai, Natha tidak sempat untuk menjelaskan apapun sore itu, dia terlalu asik memikir ibu, juga tidak memungkinkan untuk di bicarakan depan seorang wanita paru baya. Akhirnya memberi kecanggungan pertemuan kedua insan itu kali ini, lebih terhadap Natha yang terus merasa bersalah dan tidak enak hati.

Iefan yang melihat cepat menyela. “ Ngga Olivia, kita lagi nyari buku yang ketinggalan di kelas. Bentar lagi, palingan kita nyusul. “ Dia tersenyum untuk menambah kebohongan.

Sekilas Natha terperanjat dalam batin dengan jawaban yang Iefan berikan, dia tersadar dan merasa cukup kaget dengan pilihan yang laki-laki itu lakukan.

Pikir Natha Iefan akan mengadu atau menceritakan perihal kejadian mengenai Natha yang tertangkap basah hendak membuang barang dari laci Olivia sebelumnya. Tapi siapa sangka laki-laki itu malah ikut berbohong dan menutupi kesalahan Natha.

“ Ouh… eum. Ya udah aku juga mau ambil buku aku yang ketinggalan di laci. “ Olivia berlarut, berjalan ke mejanya untuk mengambil barang yang di maksud, lalu pergi meninggalkan Iefan dan Natha begitu saja.

Tidak ada ekspresi bahagia atau ceria yang gadis itu berikan seperti hari biasa. Semenjak kejadian di sore tersebut hubungan antar Natha dan Olivia juga mulai renggang.

Tentu gadis itu masih merasa tidak percaya akan tindakan yang Natha lakukan tempo hari, padahal Natha tahu jika Olivia sangat menyukai Aslan. Dan bahkan telah mendengar tuturan Aslan, yang mengungkapkan perasaan kepada Olivia.

Natha memandangi langkah Olivia dengan rasa

bersalah, tapi dia tidak berani untuk memanggil atau bersuara. Menjadikan punggung Olivia yang kian menghilang dari balik pintu kelas.

Iefan lekas berbalik memandangi Natha, dia juga sadar dengan perasaan sedih Olivia. Tapi permasalahan dia dan Natha di tempat ini belum selesai. “ Gue ngga tau apa yang lagi lu pikirin Natha. Tapi barang itu bukan milik lu, dan sebaiknya lu kembaliin ke tempat yang seharusnya. “ Iefan berbicara memandangi Natha. Dia sangat serius membidik gadis itu kali ini.

Natha sempat menolak suruhan Iefan, masih berfikir jika ada suatu hal buruk yang di berikan Baron dalam kotak merah muda tersebut. Tapi tatapan Iefan yang datar begitu memaksa, Natha dengan berat hati akhirnya mengembalikan kotak tersebut ke laci Olivia.

Namun untuk berjaga-jaga gadis itu akan kembali mencoba untuk membuang kotak yang dia dapatkan di laci Olivia, Iefan memilih duduk kembali ke kursinya dan belajar di kelas.

Setelah perkara tersebut Iefan menjadi tidak yakin dengan perbuatan gadis yang sudah membawanya menyeberangi rasa traumanya hari sabtu kemarin, dia memilih untuk bersiaga dengan duduk di dalam kelas, mungkin dengan pikiran acak Natha bisa saja kembali ke kelas dan membuang sebuah kotak hadiah dari laci Olivia kembali.

Meski Iefan sendiri tidak tahu hal apa yang mendasari perbuatan Natha hari ini, namun usai teringat pertemuan gadis itu dan pria yang bernama Baron di halaman, membuat Iefan tidak tenang dan merasa curiga.

Dia tahu Natha tidak akan pernah melakukan hal yang tidak baik, tapi tindakan gadis itu kali ini sedikit memunculkan hawa khawatir dan curiga. Menjadikan Natha juga buta pilihan, melihat Iefan yang duduk di kursinya, gadis itu akhirnya memilih pergi dari kelas.

Sedikit banyak Natha tidak bisa berbuat hal lain, apalagi dengan menceritakan tentang perihal yang sebenarnya terjadi. Takut jika Iefan juga akan memuncak marah seperti Aslan, jadi Natha hanya bisa berharap semoga Baron sungguh tidak memberikan hal yang tidak baik kepada Olivia kali ini.

^^^Jumat, 03 November 2023 (10.49)^^^

Srekkkk.......!!!!!

Baru berniat untuk maju, langkah Aslan tiba-tiba terhenti, dan keributan satu ruangan itu seketika padam dalam sedetik, usai mendengar suara sesuatu yang memenuh tengah ruangan luas. Beberapa orang melebarkan mata melihat, bungkam dan tak bisa berbicara apa-apa setelah seorang gadis tiba-tiba merobek seragamnya dengan brutal.

Aslan maupun guru yang melihat sama terperanjat hebat, mereka memandangi langkah kaki gadis yang berjalan mantap keluar barisan sebelah kiri milik kumpulan siswi, tampak seragam atasnya koyak separuh dan menjejerkan penampakan perut rata sekaligus pinggang belakang gadis itu, di tambahan belahan rok yang parah terbelah di dua bagian depannya.

Aslan yang melihat langsung melepas jas yang laki-laki itu gunakan, dan cepat menutupi tubuh Natha dengan balutan jas kebesaran tersebut, sebenarnya bersamaan dengan niat Iefan. Tapi Iefan kalah pergerakan dari temannya, makanya laki-laki itu akhirnya mengurungkan niat semula.

Termasuklah Olivia yang memerhatikan perlakuan oleh Aslan dan Iefan dari dalam barisan.

Natha sempat melirik Aslan yang membalutnya dengan jas, tapi gadis itu alihkan, kembali ke pandangan utama. Menatap lurus ke wajah kepala sekolahnya, penuh dengan rasa amarah dan tidak gentar akan rasa takut.

“ Aku yang sudah mencontek, aku orang yang masuk ke peringkat 100 teratas. Maka dari itu keluarkan aku dari sekolah sekarang. “ Kata-kata itu lolos dengan mudah dari bibir Natha, tampak tidak terpikirkan lagi dengan risiko lain. Natha begitu kesal dan marah setelah hal yang kepala sekolahnya itu perbuat pagi tadi.

...~Bersambung~...

✨MOHON SARAN DAN KOMENNYA YA

✨SATU MASUKAN DARI KAMU ADALAH SEJUTA

  ILMU BAGI AKU

1
psyche
Terasa begitu hidup
Axelle Farandzio
Aku nunggu update terbaru setiap harinya, semangat terus author!
print: (Hello World)
Gak sabar buat lanjut!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!