Memiliki latar belakang yang tidak megah membuat Angrek tidak terlalu banyak berharap pada hubungan asmara. Tapi sesuai namanya Angrek, pesonanya memukau banyak orang yang memandangnya. Mungkin bagi setiap wanita mendambakan pesona tang Angrek miliki.
Wajah cantik , putih, tinggi semampai dan menonjol di tempat yang tepat tentu impian setiap wanita, dan itu ada pada diri Angrek. Angrek tentu saja sangat mensyukuri kelebihan yang Allah berikan padanya. Tapi siapa sangka wanita cantik itu bernasip malang.
Tepat di hari pernikahannya dengan salah seorang anak pengusaha terpandang di negerinya. Anggrek harus menerima pahitnya sebuah cinta. Bahkan pada saat bahtera rumah tangga itu baru di mulai, pelaminan yang seharusnya menjadi saksi akan kebahagiaan mempelai malah harus menyaksikan kisah pilu seorang Anggrek.
Penasaran? Yuk ikuti kisah perjalanan Anggrek dengan judul cerita Luka di Pelaminan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tindek_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terusir dan Berteman Hujan
"Mas ini cuman salah faham, aku yakin Dokter tadi salah prediksi Mas. Kita bisa periksa ulang ke Dokter," kata Anggrek seraya memeluk tubuh Abimanyu sambil menanhis tergugu.
"Jangn peluk-peluk saya! Saya ngak sudi di peluk perempuan pezina seperti kamu!"
Anggrek terjatuh dengan posisi tersungkur di dorong kasar oleh Abimanyu.
"Mas dengar penjelasan aku dulu Mas..."
Perkataan Anggrek terpotong saat Abimanyu menyeret gadis yang masih mengenakan pakaian pengantin itu.
"Nak Abi, ngak ada salahnya jika kita chek dahulu kebenaran kehamilan Anggrek Nak. Bisa saja Dokter itu salah prediksi Nak," kata Nyonya Raharja meminta agar Abi mau setidaknya mendengar kebenaran akan berita ini.
"Hahaha Anggrek ini bersalah Tante, saya ngak sudi punya istri bekas orang lain! Kebenaran macam apa lagi yang harus saya cari Tante, bukan kah Dokter tadi juga Dokter kepercayaan keluarga Tante?" tanya Abimanyu sinis pada Nyonya Raharja.
"Ma, ini ngak bener Mah! Anggrek ngak pernah ikut pergaulan-pergaulan ngak bener di luar sana selama di USA Ma," tangis Anggrek meminta sang Ibu agar mau membela di kubunya.
"Biar ngak ada hal yang mencurigakan, lebih baik kita periksa langsung menggunakan alat USG menggunakan Dokter pilihan keluarga kami," kata Nyonya Gunawan mengusulkan.
"Tapi Mi, aku udah jijik sama dia Mi. Kalau dia hamil di luar nikah berarti dia melakukan itu dengan sembarang pria dan sekarang memasang wajah sok sucinya di depan kita!" kata Abimanyu yang masih tetap dengan tatapan sinisnya.
"Semuanya akan kita ketahui kebenarannya setelah Dokter Jelita datang. Kamu tenang aja, apapun keputusan kamu jika terbukti istri kamu sudah hamil duluan, walau kata harus malu Mami akan terima," kata Nyonya Gunawan pada Abimanyu.
Anggrek hanya mampu menangis tanpa suara, tubuh wanita cantik itu rasanya melayang-layang. Dalam hati bertanya-tanya bagaimana bisa dia hamil? Apa ini? Bagaimana Anggrek membuktikan jika dia tidak sedang mengandung? sungguh pertanyaan demi pertanyaan berkeliaran di otaknya.
"Aduh gimana ini kak? Nyonya Gunawan mau memanggil Dokter pilihan mereka sendiri, kita pastti ketahuan Kak," cemas Mawar mengatakan pada Kakaknya Melati.
"Kau tenang saja, aku akan berusaha membuat Dokter itu tidak jadi di gunakan," kata Melati dengan wajah meyakinkan.
"Tante, kenapa harus di test ulang jika hasilnya masih tetap sama Tante!" kata Melati memanas-manasi keadaan.
"Mama ngak tahu aja seperti apa pergaulan anak bungsu Mama ini di USA, dia berganti Pria seperti berganti pakaian jadi ngak heran kalau dia hamil sekarang," kata Melati kembali.
"Kamu jangan mengada-ngata Melati! Jangan sampai kecemburuan kamu itu membuat kamu melakukan hal licik hanya untuk sebuah perhatian!" kata Nyonya Raharja yang kesal dengan sang putri.
"Aku ngak mengada-ngada Mah! Ini buktinya,"
Melati memberikan amplop, akan tetapi amplop itu segera di rebut oleh Abimanyu dan di bukanya secara kasar.
Ternyata isi dari amplop itu adalah foto-foto tidak senonoh Anggrek dengan pria yang berbeda-beda. Hingga ada sebuah Video dan Abimanyu segera mengambil laptop untuk memutarnya.
Video yang di putar sukses membuat setiap orang yang ada di ruangan itu terkejut karena disana terlihat jelas tanpa sensor seorang wanita yang tengah berhubungan badan dengan seorang pria gagah bertubuh besar khas orang Amerika. Dan tokoh utama wanita itu adalah Anggrek.
Tangis Anggrek semakin kencang, Anggrek tahu persis dia sedang di fitnah. Begitu keji orangbyang memfitnah hingga bisa membuat seolah-olah memang dirinya yang bersalah. Ya Allah, apakah memang takdirnya seperti ini?
"Sudah Mi, aku ngak mau lagi ada pemeriksaan apa-apa lagi. Aku muak dengan wanita murahan yang sok suci ini. Ke sini kamu!" Abimanyu menyeret kasar Anggrek ke arah pelaminan tempat mereka menjadi Raja dan Ratu sehati itu.
"Semua tamu undangan yang ada! Hari ini juga kalian yang ada di sini akan menjadi saksi!" kata Abimanyu dengan suara lantang hingga menarik perhatian para tamu pesta yang ada di sana.
"Hari ini juga saya menjatuhkan talak tiga pada istri saya yang batu beberapa jam menjadi istri saya! Alasannya adalah karena wanita yang terlihat sholehah di depan kalian ini sebenarnya tidak lebih dari seorang P*elacur!" kata Abimanyu dengan lantang.
Duar
Hancur, hati seorang Anggrek hancur tidak bersisa oleh pria yang baru beberapa jam menjadi suaminya ini. Rasa malu, kecewa, sedih dan terhina semuanya menjadi satu.
Bisik-bisik tamu undangan menambah daftar kepusingan kepala Anggrek yang memang mengalami pusing sejak tadi.
"Sekarang juga kamu dan keluarga kamu pergi dari rumah saya! Saya ngak sudi punya istri berprofesi wanita malam seperti kamu!" kata Abimanyu menyeret Anggrek di hadapan orang-orang banyak.
Anggrek tak mampu melawan, hanya tangisan yang mengiringi kepergian gadis cantik bernama Anggrek itu.
Nyonya dan Tuan Raharja menggeretakkan rahangnya karena emosi. Sungguh mereka merasa di lempar kotoran ke wajah mereka karena perangai anak pungut tidak tahu diri seperti Anggrek.
Meski ingin melampiaskan semua kemarahan pada Anggrek tapi kedua orang yang menjabat pengganti orang tua bagi Anggrek hanya diam.
Mereka berlima memasuki mobil sederhana milik keluarga Raharja. Tidak ada pembicaraan di sana, semuanya diam, hanya suara tangisan Anggrek yang terisak pilu menjadi ganti alunan lagu di mobil yang tidak mewah milik sepasang suami istri keluarga Raharja itu.
Mawar dan Melati sedang menikmati riang hati yang tidak terkira karena Anggrek gagal menikah.
Tidak membutuhkan waktu lama kelima orang dewasa itu tiba di kediaman keluarga Raharja yang sederhana.
Setelah di ruang tamu, Anggrek mendekat pada Nyonya Raharja. Anggrek ingin memeluk ibu yang selama ini selalu membelanya dari amukan dunia yang begitu hebat termasuk Ayah angkatnya.
Plak
Plak
Anggrek terdiam mendapat tamparan bolak-balik dari Nyonya Raharja.
Plak
Plak
Lagi, air mata Anggrek mengalir tanpa komando. Dia sudah bisa membayangkan apa yang terjadi. Apakah keluarganya juga berfikir sama seperti Abimanyu.
Plak
Plak
"Kemasi barang-barang kamu dan jangan pernah menginjakkan kaki kamu kerumah saya lagi! Saya tidak sudi punya anak yang menjajakan tubuhnya pada bernagai jenis pria! Itu memalukkan Anggrek!"
"Ini salah Saya! Saya yang aalah mengangkat kamu menjadi anak! Padahal suami Saya sudah mengingatkan untuk tidak mengangkat anak dari panti asuhan, karena tidak jelas asal-usulnya. Bahkan mau didik sebaik apapun, seklai pela'cur tetap pel'acur!" Amarah begitu menggelora di mata Nyonya Raharja.
"Mah..."
"Pergi!" teriak Nyonya Raharja yang tidak ingin lagi mendengar penjelasan dari Anggrek.
"Tinggalkan semua barang yang kami belikan untuk mu di rumah ini! Pergi dan bawa saja semua barang yang memang kau beli dengan uangmu sendiri!" kata Tuan Raharja sarkas dan lantang.
Anggrek tertawa dalam tangisannya. Apakah ini takdir akhirnya.
"Baiklah Ma, Pa Kak Melati, Kak Mawar. Terima kasih untuk semuanya, maaf mengecewakan dan membuat malu kalian hari ini,"
Setelah mengucapkan itu Anggrek membalikkan badannya dengan perlahan.
Seolah bumipun tahu sakitnya, hujan turun menemani tangisannya. Terusir dan berteman hujan itulah yang dialami oleh Anggrek sekarang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...