NovelToon NovelToon
Penjara Hati Ceo

Penjara Hati Ceo

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Roman-Angst Mafia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Psikopat itu cintaku
Popularitas:87k
Nilai: 5
Nama Author: Sept

Lusiana harus mengorbankan dirinya sendiri, gadis 19 tahun itu harus menjadi penebus hutang bagi kakaknya yang terlilit investasi bodong. Virgo Domanik, seorang CEO yang terobsesi dengan wajah Lusiana yang mirip dengan almarhum istrinya.
Obsesi yang berlebihan, membuat Virgo menciptakan neraka bagi gadis bernama Lusiana. Apa itu benar-benar cinta atau hanya sekedar obsesi gila sang CEO?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Hamil

Lusi sudah di rumah kost-kostan, baru pulang beberapa saat lalu. Gadis yang masih berstatus single itu kini termenung, pulang kerja bukannya langsung mandi, tapi Lusi malah duduk melamun.

"Aku bisa ... Aku pasti bisa melewatinya," gumam Lusi dengan pikiran yang tak tentu arah.

Setelah tidak melanjutkan kuliah karena dikejar-kejar Edo, untuk menghidupi dirinya sendiri saja dia pontang panting, kemudian sekarang lalu ditambah lagi? Ia hamil. Ya, hamil tanpa suami pula.

"Lus!! Jangan melamun! Mikirin apa kau ini? Laki-laki jangan terlalu dipikir!" ledek tetangga kos Lusi yang baru keluar sambil membawa ember.

Wanita 20 tahunan ini kemudian menjemur pakaian sambil mengajak Lusi ngobrol.

"Eh, Lus. Ada lowongan di pabrik baru. Lusa nanti aku mau ngelamar. Kamu mau ikut tidak? Daripada cuma jaga kafe. Cari pengalaman ... Mumpung masih muda," ajak tetangga kos Lusi yang masih single juga.

"Gak, lagian aku gak ada ijazah juga."

Lusi tersenyum hambar, semua surat-surat penting memang tidak ada padanya. Karena masih di rumah ibu tirinya. Atau jangan-jangan malah sudah dibakar, karena Lusi kabur dari rumah.

"Udah, nanti bisa diurus. Aku punya temen bisa akalin itu. Kamu pikir aku lulus SMA? Ijazah aku juga gak asli, keluaran mesin poto kopi," ucap gadis itu sambil terkekeh dan kembali fokus pada jemurannya.

"Ya deh, nanti aku pikir-pikir lagi."

"Jangan terlalu banyak mikir. Mumpung buka lowongan gede! Gak sering-sering kesempatan datang lagi. Aku aja ditawari bayar 1jt, kayaknya bakal langsung masuk juga. Kalau kamu mau, nanti aku juga bisa telepon temenku ini. Enak loh, gajinya UMR. Gak kaya gaji kamu sekarang, paling cuma berapa."

Benar juga, Lusi jadi kepikiran ke sana. Apalagi dia juga harus menyiapkan uang tabungan untuk persalinan nanti. Tanpa pikir panjang lagi, Lusi langsung menyanggupi. Tak peduli dia sedang hamil mudah. Toh belum kelihatan sama sekali.

***

Di tempat lain

Jika Lusi berjuang seorang diri, dengan keadaan serba pas-pasan. Hal lain justru sebaliknya. Ayah dari anak yang Lusi kandung sedang menikmati hidangan mewah di meja makan yang besar dan panjang.

"Sekarang ceritakan padaku ... Bagaimana kamu bisa selamat dari kecelakaan itu?"

"Ijinkan aku menikmati makanan ini, aku belum makan sejak tadi," ucap Reva, wanita cantik yang selalu kelihatan elegan.

Virgo makan sambil terus menatap Reva, sejak tadi dia dibuat shock dengan kemunculan Reva di kamarnya. Seperti mimpi, tapi ini nyata. Perempuan yang dulu diratapi, ternyata masih hidup.

Selesai makan, barulah Reva mau menceritakan apa yang terjadi, dari awal sampai akhirnya dia kembali ke sisi Virgo.

"Kamu koma?"

"Ya, aku sempat duduk di kursi roda. Bahkan sempat kehilangan beberapa memori. Beruntung ada orang baik yang menolong, kalau tidak. Mungkin aku sudah jadi tulang belulang di dalam jurang.

Virgo masih belum percaya, karena yang dia yakini selama ini, istinya kecelakaan dan hancur terbakar di dalam mobil yang jatuh ke jurang.

Sangat jangan, lalu bertahun-tahun istinya kembali. Alasan koma bukan sesuatu yang masuk akal. Virgo menatap penuh curiga. Belum 100 persen percaya.

"Aku juga harus menjalani operasi wajah, kamu lihat kan? Wajahku dulu hampir rusak. Tapi sekarang ... Aku sudah kembali." Reva tersenyum elegan.

Masih belum masuk di kepala Virgo, keterangan Reva tak bisa diterima sepenuhnya.

"Jadi selama ini kau tinggal di mana?"

"Oh, itu ... Aku harus menjalani operasi di beberapa negara. Jadi aku kadang berpindah-pindah."

"Lalu kenapa kau tak mencoba menghubungi ku?"

Virgo meninggikan nada bicaranya.

"Honey! Jangan marah ... Wajahku masih rusak. Aku gak mau muncul dengan wajah buruk rupa. Aku berjanji akan kembali setelah semuanya pulih."

"Itu bukan alasan, Revaaa!"

"Honey, sekarang aku kembali ... Bukannya itu yang penting?" Reva meraih tangan Virgo, menyentuhnya lembut.

Virgo hendak menarik tangannya, tapi Reva langsung berdiri dan merangkul Virgo yang duduk. Dia peluk Virgo dari belakang dan tangannya mulai merambat dengan lembut.

"I miss you, Honey." Reva menempelkan bibirnya ke telinga Virgo.

Yang namanya laki-laki, pasti gampang terpancing oleh sentuhan lawan jenis. Virgo dan Reva, keduanya kemudian meninggalkan area meja makan, meskipun makanan belum habis. Mereka akan makan yang lain.

***

Pagi yang mendung, pagi-pagi sudah gerimis tipis-tipis.

Kringggg!

Alarm Virgo menyala, tapi Reva langsung meraihnya kemudian mematikan alarm tersebut. Setelah itu, dia tidur kembali dalam pelukan Virgo.

Beberapa saat kemudian, ganti ponsel Virgo yang berdering. Lelaki itu kemudian terbangun, dia menatap langit-langit kamarnya. Lalu melihat ke sebelah. Reva masih terlelap di dekat ketiaknya.

Meskipun sudah melakukan hubungan layaknya suami istri, tidak ada yang berkesan, Virgo merasa ada yang aneh. Ada sesuatu yang tidak beres. Di dekatnya kini Reva, tapi pikiran lelaki itu tidak ada di sana atau jangan-jangan karena lebih longgar, jadi sensasinya berbeda.

Yang jelas, begitu bangun tidur, Virgo malah kepikiran perempuan lain. Sementara dalam pelukannya kini adalah istrinya yang sah, walau sempat menghilang lama.

"Honey," Reva terbangun, tangannya mengusap barisan roti sobek.

Tidak seperti dulu, Virgo langsung bangun dan menahan tangan Reva agar tak menyentuhnya.

"Honey ... Mau ke mana?"

"Mandi," jawab Virgo singkat.

Seketika Reva langsung menyusul, saat akan masuk, pintunya malah dikunci dari dalam.

"Honey ... buka pintunya please!"

Virgo tidak mengindahkan permintaan sang istri, dia malah asik mandi sendiri. Sepertinya hati Virgo masih belum bisa menerima kehadiran Reva sepenuhnya, karena semuanya masih terasa janggal baginya.

***

Enam bulan kemudian

Lusi sedang naik motor menuju pabrik, kemana mana dia sendirian, kendaraan pribadi yang dia beli secara second dari gajinya kerja di sebuah pabrik. Sejauh ini, dia masih bisa kerja. Meskipun usia kehamilan memasuki tujuh bulan.

Gara-gara perutnya tersebut, Lusi diusir secara halus dari tempat kosan. Karena dicap perempuan tidak baik, hamil tanpa suami. Alhasil, Lusi mencari tempat baru, malah dapat kosan yang dekat dengan lokasi pabrik. Untungnya lagi, Lusi dapat mandor baik hati. Banyak kemudahan yang diperoleh saat di pabrik.

Pelan-pelan Lusi mengumpulkan uang untuk biaya persalinan. Setidaknya, semuanya kalau dikumpulkan hampir cukup, karena memang Lusi anaknya hemat sekali dan pandai menabung.

"Lus, gak ngambil cuti? Dah besar gitu perutnya," tanya satpam perempuan yang sedang menatap area parkir.

"Belum, Bu. Bulan depan saja."

"Semoga lancar sampai persalinan. Sehat-sehat ya, Lus."

"Makasih, Bu."

Lusi memang anaknya ramah, humble, makanya gampang bergaul. Banyak orang-orang baik yang peduli padanya saat hamil seperti sekarang ini.

Hingga pada suatu hari, Lusi mengalami sakit perut yang luar biasa, dia langsung dilarikan ke rumah sakit. Semangatnya untuk bekerja memang bagus, tapi tubuhnya berkata lain. Bagaimanapun juga dia sedang hamil tua, jelas harus banyak beristirahat. Akhirnya dia tumbang dan harus opname di rumah sakit.

Semakin lama, kondisi Lusi semakin menurun. Sudah seminggu dirawat, tidak ada perkembangan. Malah ada kemungkinan dia akan melahirkan prematur. Tidak ada yang menemani, rasa sakit ditanggung sendiri. Lusi benar-benar drop.

Mau menghubungi Virgo, setidaknya ada yang merawat anaknya jika dia tak selamat, tapi dia juga tak punya nomor lelaki tersebut. Lusi di ambang garis putus asa. Bagaimana nanti jika dia tak selamat? Siapa yang akan menjaga anaknya ini?

"Aaa ..."

Lusi memegangi perutnya yang keram.

"Suster ... Suster!" teriak Lusi kesakitan.

Di tempat lain, Virgo sedang duduk dengan gelisah di kursi belakang. Seharian ini pikirannya kacau, tidak bisa fokus. Resah dan gelisah sepanjang hari.

***

Ruang operasi

Oek ... Oek ...

Suara tangis bayi terdengar lemah dan lirih.

1
Umi Hanik
Ya Allah.....wes blendeng maneh 🤭 Jian mandi tenan mic mu mas virgo 🤣🤣🤣
Umi Hanik
kayak e Thor sep lagi Ter Damar-Damar 😁
Umi Hanik
koyo lagu honey bunny sweety 🤭
Umi Hanik
bojone Nadine ngaleh Rene 😂
Aditya HP/bunda lia
makasih tamat juga gak bertele2 dan gak banyak konflik 👍🙏
Ila Lee
Mas atau abang masa dipanggil bapak lusi2
Ila Lee
reva kamu Makin buat virgu marah sama kamu kerana sudah megangu lusi
*Septi*
aku syuka aku syuka..
terimakasih juga kak sept 😇
*Septi*
wah hamil anak ke 3
𝐙⃝🦜🍅🌹
lah tamat🥺
Bu Yudi Wahono
mbak sept kok cepat amat the end
hania putri
damar itu bojone nadine, kenapa malah nyasar dimari? 😄
Sept September: adoh salah kamar hehhehe
total 1 replies
Umine LulubagirAwi
lahh end ja. kirain bkln bnyk babnya
Diedie
nunggu up novel selnjutny kak sept 🤗
aurel chantika
GK ada kabar tau-taunya tamat aja mak
aurel chantika
lah damar lagi
aurel chantika
damar sopo mak
Sept September: maaf kak. novel sebelah hehehhe
total 1 replies
Imas Kartini
aduh ka udah tamat lagi rasanya masih kangen cerita nya pak virgo dan Lusi makasih ka sept atas semua karya nya love love sekebon🥰
Imas Atiah
yah tamat aja ,GPP tapi seneng happy ending ,turut berduka cita juga KK sept untuk bibinya semoga Husnul khotimah
Risa Amanta
cepet amat kak Sept tamatnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!