Alex.. Menikahlah dengan Denada, Berjanjilah ! Jaga Denada, sayangi Denada, lindungi Denada, perlakukan Denada seperti kamu memperlakukanku. Deswita Jovanka
Kenapa, Kenapa kamu memberikanku pilihan yang terberat dalam hidupku... sampai kapanpun tidak akan ada wanita yang bisa menggantikan posisi kamu di hatiku, sekalipun dia adalah kembaranmu. Alexander Harison Galaxi
Tidak kak, aku tidak mau menikah dengan pria yang tidak ku kenal, terlebih aku sudah punya kekasih. Denada Jovanka
Pernikahan yang terjadi tanpa cinta itu, apakah berlangsung lama atau hanya akan bertahan seumur jagung saja ?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dewa Penolong
Tampak seorang wanita yang usianya sudah tidak muda lagi tengah berdiri dengan perasaan gusar, dia berjalan mondar mandir di depan pintu ruangan pribadinya, wanita itu masih memikirkan misinya yang sudah dia rancang serapi mungkin agar tidak ada satu orang pun yang bisa mengendus perbuatannya itu.
"Apa dia sudah berhasil membawa wanita itu ikut dengannya? Tapi kenapa sampai sekarang dia masih belum memberikan kabar apapun padaku?" gumam Adelia seraya mengerutkan keningnya.
Tring... Tring... Tring...
"Bagaimana, apa kau berhasil menjebak wanita itu?" tanya Adelia penasaran di seberang telpon.
"Kau tenang saja, semuanya berjalan dengan lancar, dan kali ini aku yakin misi kita 100% akan berhasil," sahut Eva menyeringai dengan tatapan lurus ke arah meja yang dimana Dena sedang duduk berdua dengan Ronal sahabatnya.
"Apa kau yakin?"
"Maksudmu apa? Kau meragukan ku, Hah?"
"Tidak! Bukan begitu maksudku, tapi aku takut rencana kita akan..."
"Diam kau ! Aku tidak ingin mendengar perkataan mu itu, harusnya kau senang dengan rencanaku yang sudah berhasil membawa wanita itu ikut bersamaku, dan sekarang kita akan menunggu hasilnya," bentak Eva pada Adelia.
"Aku sedang membayangkan dimana Alex melihat istrinya yang sedang berduaan dengan pria lain di sebuah club, dan selanjutnya Duuuuuarrr... langsung meledak," imbuhnya dengan pikiran yang sudah traveling kemana mana.
"Bagus! Rencanamu sungguh keren Eva, aku tidak salah memiliki sahabat sepertimu."
"Kau lihat saja sebentar lagi Alex akan menceraikan wanita itu, dan di tendang dari mansion, ha... ha... ha..." ucap Eva girang sambil terbahak.
"Aku sudah tidak sabar lagi Eva, menunggu momen itu datang, secepatnya aku akan buat Alex mengemis cinta pada putriku," kata Adelia tegas dengan sorot tajam menatap lurus ke sebuah bingkai foto yang ada di dinding ruangan itu.
"Itu terserah kau, yang penting aku sudah menyingkirkan wanita itu dari hidup Alex." sahut Eva menyeringai menatap lurus ke arah meja yang paling ujung, dimana Denada yang masih di goda oleh Ronal.
"Adelia kita sambung lagi nanti, aku masih memantau wanita itu."
"Oke, segera kabari aku hasilnya."
Sambungan telpon pun terputus, Eva segera memasukkan ponselnya ke dalam tas, dan bergegas pergi ke toilet.
"Lepaskan! Dan singkirkan tangan kotormu itu dari tubuhku, aku tidak sudi di sentuh oleh pria hidung belang sepertimu!" ucap Denada tegas dengan sorot tajam menatap pria yang ada di hadapannya.
"Ckckck... Ayolah cantik jangan sok jual mahal, aku bisa memberikanmu apapun yang kau mau asal kau bisa memuaskanku malam ini," Ronal menyeringai sembari menelisik penampilan wanita itu dari atas kepala sampai ujung kaki yang ada di hadapannya.
"Cuiiihh... Sampai kapan pun aku tidak akan tergiur dengan apa yang kau tawarkan padaku, sekarang cepat lepaskan aku!" kata Denada sinis, seketika dadanya bergemuruh seakan ada yang ingin meledak di dalam sana.
"Kau jangan konyol Nona, tidak semudah itu aku melepaskanmu dari genggamanku. Aku sudah membelimu dengan harga yang fantastis! Jadi kau tidak usah bermimpi untuk bisa pergi dari sini, ha... ha... ha..." pria itu terus terbahak memandang wajah Denada yang sudah penuh amarah.
"Dan kau tau, melihatmu marah seperti itu membuatku semakin bergairah, dan ingin segera mencicipi tubuhmu yang tersembunyi di balik pakaianmu itu." imbuhnya seraya terus menatap Denada dengan tatapan lapar bak seekor singa yang sudah lama tidak mendapatkan mangsa.
Denada terus berontak dan berusaha untuk lepas dari genggaman pria hidung belang itu, namun sekuat apapun dia berusaha tetap saja Denada kalah dengan kekuatan yang di miliki oleh pria yang ada di hadapannya. sedangkan Ronal terus mendekatkan wajahnya ke arah Denada sampai Denada terus terpojok ke sudut sofa sambil mengalihkan wajahnya ke arah lain, menghindari ciuman pria itu, namun sedikitpun tidak membuat Ronal gentar, pria itu tampak lebih bersemangat ingin mencium bibir mungil yang dimiliki wanita di hadapannya, dan ingin segera merasakan sensasinya.
"Dasar pria brengsek! Lepaskan aku!! Lepaskan!" teriak Denada terus berontak dan memalingkan wajahnya. Tanpa dia sadari genangan air mata yang ada di pelupuk matanya seketika luruh sudah dari sudut ekor matanya, membuat dia teringat dengan sosok kekasihnya.
Tiba-tiba datanglah seorang pria berjalan mendekat ke arah meja Ronal, aura membunuh mulai terasa,dan...
BUGH!!!
"Dasar pria brengsek, beraninya kau menyentuh wanitaku!"
Dengan emosi pria itu meninju hidung Ronal hingga mengeluarkan cairan kental.
BUGH!!!
BUGH!!!
Sekali lagi pria itu memberikan bogeman mentah pada Ronal tepat di hidung nya dan bibirnya, seketika darah mengucur dari indra penciumannya dan bibirnya yang sudah sobek terkena tonjokan pria itu.
Setelah puas menghajar Ronal dengan membabi buta, seketika pandangannya menatap ke sebuah sofa yang tak jauh dari tempatnya, Denada terisak dengan tubuh gemetar seraya menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya, terlihat jelas ketakutan di raut wajah cantik Denada yang sudah basah dengan butiran kristal yang terus meluruh dari bola matanya. Pria itu menghampiri Denada, lalu memeluknya erat, berusaha menenangkan wanita yang ada di pelukannya.
"Heii, tenanglah kau sudah aman," kata pria itu masih mendekap erat tubuh Denada.
Sontak Denada terperanjat kaget mendengar suara yang begitu familiar di indra pendengarnya, lalu Denada melepaskan dekapan pria itu dan mendongakkan wajahnya menatap lurus ke arah pria yang ada di hadapannya.
"Marcell...! Kau kah itu?" tanya Denada dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya seraya menatap lekat pria yang begitu dia cintai.
"Ya, ini aku Denada..! Ayo... kita pulang sekarang, disini bukan tempatmu." Marcell menggandeng erat jemari tangan Denada.
"Heiii bung.... Apa maksudmu mu? Kenapa kau ingin membawa wanita ini," Ronal segera beranjak dan menghalangi jalan Marcell.
"Dia kekasihku! Dan sudah tugasku untuk melindunginya dari gangguan seorang pria hidung belang sepertimu!!"
"Heh' kau kira semudah itu membawa kekasihmu begitu saja, aku sudah membeli kekasihmu tentu dengan harga yang sangat fantastis, dan kau tidak akan bisa menebusnya dariku!" ejek Ronal menyeringai.
"Memangnya kau membelinya dengan harga berapa? katakan saja, aku akan mengembalikan uangmu itu!" tanya Marcell tegas dengan kedua netra yang sudah berapi-api menatap Ronal.
Seketika Ronal masih bergeming, dia tidak mungkin menyebutkan berapa harga yang dia beli dari Eva, karena itu hanya settingan nya saja dengan Eva untuk menggertak Marcell maupun Denada. sampai akhirnya Ronal tercenung melihat apa yang dia lihat saat ini.
"Apa ini sudah cukup dengan uang yang kau keluarkan, Hah?" Marcell mengambil sejumlah uang yang berada di dompet kulitnya, di lemparkan lembaran berwarna merah itu tepat di hadapan Ronal, tampak begitu banyak lembaran berwarna merah yang berhambur di wajahnya, lalu Marcell membawa Denada pergi dari tempat itu.
🌷🌷🌷
Marcell dan Denada sudah berada di parkiran dan pada saat mereka berjalan ke arah mobil Marcell, tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang tiba-tiba memperhatikan mereka berdua dari kejauhan, tampak pria tersebut berjalan mendekat kearah Marcell dan Denada.
"Tunggu! Mau kau bawa kemana istriku, Hah?" teriak Alex dengan tatapan elangnya menatap mereka berdua.
Sontak membuat Denada tersentak kaget mendengar suara bariton yang begitu memekikkan indra pendengarnya, yang kemudian mereka berdua menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke belakang mencari dimana asal suara itu, lagi dan lagi Denada di buat terkejut dengan kehadiran Alex, rasa takut menyelimuti diri Denada. Marcell yang sudah merasakan perubahan dari raut wajah Denada, seketika Marcell menggenggam erat jemari tangan lembut Denada dan membisikkan sesuatu tepat di indra pendengaran Denada, melihat itu Alex semakin meradang dengan apa yang di lakukan oleh Marcell pada Denada.
Alex menatap tajam Marcell, kedua netra mereka saling bersitatap, dada Alex bergemuruh, nafasnya naik turun tak beraturan.
"Kau bilang apa, istri? Apa aku tidak salah dengar? Kalau kau menganggapnya sebagai istrimu, tentu kau akan melindunginya, tapi nyatanya apa kau justru tidak tau kalau istrimu sedang dalam bahaya, kau tidak pantas di sebut sebagai suami karena kau hanya bisa menyakitinya! bentak Marcell dengan suara lantang nya menatap tajam ke arah Alex.
"Dan satu hal lagi, segera lepaskan Dena untukku, Kau tidak pantas untuk Dena! Kau hanya seorang pria mabuk yang tidak pantas bersanding dengan wanita sebaik Dena!!" imbuh Marcel dengan kedua netra yang sudah berapi-api memancarkan sebuah amarah di raut wajahnya.
BUGH!!!
Alex memberikan bogeman mentah pada wajah Marcell. seketika Denada terlonjak kaget dengan apa yang Dena lihat barusan.
"Marcell..! Kau tidak pa pa?" tanya Denada penasaran sembari menatap wajah tampan Marcell.
"Shiit..! Lancang sekali kau bicara, Hah? Kau tidak berhak ikut campur masalah rumah tanggaku dan istriku, dia istriku dan kau tidak berhak menentukan dengan siapa dia bersanding!!"
"Kau juga, kenapa kau berada disini dengan Marcell? Kau tahu bukan dia tunangan Sarah, dan itu artinya dia sebentar lagi akan jadi adik iparmu, apa kau tidak sadar, Hah?"
"Ayo pulang!" teriak Alex sembari menarik kuat tangan Denada untuk pergi.
"Marcell.. hiks... hiks... hiks..."
Denada terus menatap Marcell dari dalam mobil, tampak Marcell terus berlari mengejar mobil Alex yang sudah mulai melaju.
"Denada..." teriak Marcell sambil terisak menatap mobil Alex yang sudah hilang dari pandangannya.
.
.
.
🌷Bersambung🌷
maaf, aq baru sempat mampir lagi, kak... aq habis Hiatus cukup lama dari NT. 🙏