Aura tiba-tiba harus menikah dengan laki-laki yang selama ini dia cintai dalam diam. Namun sayangnya pernikahan itu hanya dianggap sebagai ajang pembalasan dendam oleh Arga lelaki yang terpaksa menjadikan Aura sebagai pengantin pengganti, karena kepergian Sheila calon istrinya sekaligus sahabat Aura yang memilih pergi bersama cinta pertamanya dan meninggalkan Arga tepat dihari pernikahannya, sehingga Arga terpaksa memilih Aura untuk menggantikannya.
Penasaran dengan ceritanya langsung aja kita baca ...
Yuk ramaikan....
Update setiap hari...
Sebelum lanjut membaca jangan lupa follow, subscribe, like, gift ,vote and komen ya...
Buat yang sudah baca , lanjut terus. Jangan nunggu tamat dulu baru lanjut, dan buat yang belum ayo buruan merapat dan langsung aja ke cerita nya, bacanya yang beruntun ya, jangan loncat atau skip bab....
Selamat membaca ....
Semoga kalian suka dengan cerita nya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
"Jangan pernah menyia-nyia kan dia yang sudah menjadi istri mu dengan mudah tanpa perlu kamu bersusah payah untuk meyakinkan diri nya. Karena semua terjadi secepat kilat tanpa bisa di cegah."
Sengaja Reza memilih kata yang lebih halus dari pada menggunakan kata terpaksa dan di paksa, agar tidak membuat Arga tersinggung meski pun itu benar apa ada nya.
"Apa pun masalah mu dengan Sheila dan sebesar apa pun dendam dan amarah mu pada wanita itu jangan pernah menjadi kan Aura sebagai tempat pelampiasan dan pelarian atas rasa sakit hati mu itu!"
"Dia sama sekali tidak bersalah dan tidak seharus nya menanggung akibat dari kesalahan orang lain hanya karena dia dekat dan berteman dengan Sheila!"
"Maaf jika aku lancang menyebut nama wanita itu dan mengingat kan mu pada kejadian memalukan itu!"
"Akan tetapi penting bagi ku untuk memastikan bahwa kamu tidak akan menjadi kan Aura sebagai korban salah sasaran!"
Sebelum menutup dan mengakhiri pertemuan nya Reza pun kembali memberi kan peringatan yang tidak main-main kepada kakak nya. Demi Aura, dia rela melakukan apa saja untuk memastikan kebahagiaan nya.
"Aku memang tidak selalu ada di sini tapi aku akan selalu mengawasi mu kak!" ucap Reza dengan nada tegas.
"Jika sampai aku mendengar kabar yang tidak baik tentang Aura karena perbuatan mu. Maka jangan salah kan aku jika aku akan datang dan melawan mu. Bukan lagi sebagai saudara tapi sebagai sesama laki-laki yang bernyali!"
"Ingat itu dan camkan baik-baik ucapan ku itu!"
.
.
"Kosong kan semua jadwal ku di awal bulan selama beberpa hari! Atur ulang semua agenda yang sudah masuk dan serah kan perubahan nya pada Radit. Dia yang akan mengurus semua nya selama kita pergi."
"Kita?" spontan Aura mengatakan nya dengan pandangan yang sudah tertuju pada suami nya yang tiba-tiba datang ke ruangan nya dan berdiri di hadapan nya.
"Jangan banyak bertanya! kerja kan saja perintah ku!"
"Baik, Pak." Seketika itu pun Arga memejamkan mata nya saat mendengar panggilan Aura kepada nya.
"Maaf! baik, Mas." Aura yang mengerti segera meralat nya.
Dia tidak bermaksud untuk membuat suami nya tersinggung . Hanya saja, Aura mengingat ucapan Arga yang mengatakan bahwa batasan hubungan mereka selama di kantor adalah pintu ruang kerja lelaki itu. Sementara saat ini dia sedang berada di ruangan nya sendiri dan Arga yang datang begitu saja. Sehingga membuat nya serba salah dan memancing kesalah pahaman.
Arga pun memperhatikan Aura yang sudah kembali di sibuk kan dengan tanggung jawab nya. Wajah Aura tetap terlihat tenang meski pun banyak yang harus di kerja kan nya. Hanya gerakan tangan dan mata nya yang berpindah-pindah karena sedang fokus dengan tugas yang harus di selesai kan nya tepat waktu.
"Mas?"
Dengan tiba-tiba Aura pun mengangkat wajah nya dan menatap Arga yang masih memperhatikan diri nya. kedua nya pun beradu pandang dengan raut wajah yang berbeda . Aura yang berkesiap dengan jantung nya yang berdetak lebih kencang dan Arga yang tetap bermuka dingin meski sebenar nya dia juga terkejut karena tidak sempat mengalih kan pandangan nya.
"Bagaimana dengan agenda penandatanganan kontrak kerjasama yang sudah terlanjur di sepakati jauh-jauh hari Mas?"
"Serahkan pada Radit. Dia yang akan mengatur nya!"
"Baik."
Di depan nya, Arga pun masih belum beranjak dan tetap melihat Aura dengan tatapan yang sulit di arti kan . Kedua tangan yang di masuk kan ke dalam saku celana, membuat tubuh nya semakin tegak dan hanya fokus pada sosok yang duduk di kursi tempat kerja.
Sudah beberapa hari berlalu sejak kepergian Reza yang kembali ke negara di mana dia mengembangkan bisnis nya sendiri . Namun, semua ucapan dan peringatan yang di sampai kan adik nya, masih saja terngiang-ngiang jelas di telinga nya.
Sebenar nya karena memang Arga tidak peduli dengan semua itu . Hanya saja, karena sekarang Aura sudah menjadi istri nya dan banyak pihak yang memperhatikan hubungan mereka . Mau tidak mau Arga pun merasa perlu untuk mengetahui lebih banyak hal tentang Aura dan kehidupan nya selama ini.
Dan dari menurut informasi orang kepercayaan nya dia mengetahui lebih banyak tentang Aura yang sudah menjadi istri nya, termasuk beberapa pria yang selama ini mencoba untuk mendekati Aura, salah satu nya adalah Reza .
Seharus nya Arga tidak peduli untuk semua itu, kan nyata nya Arga menikahi Aura bukan karena menyukai nya seperti lelaki lain yang ingin memiliki nya . Karena semua nya hanya kebetulan saja karena hanya Aura yang dikenal dan di lihat nya di tempat akad. Sementara dia di kejar waktu demi tidak ada pembatalan acara yang sudah lewat dari waktu yang di rencana kan.
Karena tak ingin lebih lama berada di sana dan hanya memandangi satu objek saja yang terus memenuhi pikiran nya, Arga pun memutar badan nya dan berjalan ke arah pintu. Namun saat tangan nya baru saja menyentuh handle pintu dan belum menekannya, terdengar dering lirih dari handpone Aura yang di letak kan di atas meja.
Aura pun mengambil dan melihat pemberitahuan yang tertera di bagian atas. Sebuah pesan beruntun dari nomor yang tidak di kenal. Seperti nya nomor yang berbeda lagi karena setiap kali hendak menghapus nomor-nomor tidak penting yang menghubungi nya, dia selalu memblokir nya lebih dulu untuk mencegah ada nya gangguan lebih lanjut.
Melupa kan keberadaan suami nya yang masih menunda kepergian nya dari sana Aura pun membuka dan membaca deretan pesan tersebut. Dia tidak menyadari jika mata tajam Arga sudah kembali tertuju pada nya dan memperhatikan perubahan yang tampak jelas pada raut wajah nya yang tegang dan menjadi pucat.
("Seperti nya kamu cukup percaya diri dengan status baru mu menjadi seorang istri dari pengusaha hebat yang bernama Arga." )
("Apa kah kamu sudah melupa kan peringatan ku sebelum nya? atau kamu memang sengaja meremeh kan aku?" )
("Ingat, Aura, kamu hanya istri pengganti yang tidak lebih dari sekedar wanita pungutan yang di manfaat kan untuk menutupi rasa malu suami mu .")
"Siapa yang mengirim kan pesan kepada mu?"
Suara berat Arga pun yang sudah kembali ke tempat nya berdiri , membuat Aura kaget dan melihat ke atas. Wajah nya semakin pucat dan panik karena terkejut. Hingga tanpa sengaja menjatuhkan handpone nya yang terlepas begitu saja dari genggaman nya.
Sebelum Aura mengambil hp-nya yang telah jatuh, tangan Arga pun lebih cepat dan menyambar nya lebih dulu.
"Mas ... ! itu hanya pesan dari ... "
Tatapan Arga pun yang mengintimidasi dan seolah meminta nya untuk diam tanpa harus mengeluarkan dan tidak melanjutkan kalimat nya. Dia pun diam dan tak bisa melakukan apa-apa lagi karena handpone milik nya sudah berada di tangan Arga , sehingga pesan yang baru saja di terima pun belum sempat di hapus seperti sebelum nya.
Sebelum HP itu terkunci kembali, Arga pun segera membuka ulang pesan yang baru saja di baca oleh Aura. Sorot mata nya berubah seketika, setelah membaca seluruh isi nya yang membuat amarah nya naik cepat .
Arga pun membawa Aura ke ruang kerja nya dan meminta pada Radit untuk tidak mengganggu nya sampai waktu istirahat berakhir.
****************