NovelToon NovelToon
Ketika Salju Turun

Ketika Salju Turun

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / One Night Stand / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:30k
Nilai: 5
Nama Author: hermawati

Lahir, dan besar, di negara yang terkenal karena budaya tolong menolong terhadap sesama, tanpa sengaja Reina menolong seseorang yang sedang terluka, tepat ketika salju tengah turun, saat dirinya berkunjung ke negara asal ayah kandungnya.

Perbuatan baik, yang nantinya mungkin akan Reina sesali, atau mungkin justru disyukuri.


Karyaku yang kesekian kalinya, Jangan lupa mampir dan tinggalkan jejak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dejavu

Aku punya akun IG, tapi belum bisa mengelolanya, seperti layaknya penulis lain.

Oh ya, aku juga ganti nama pena, soalnya aku baru tau, ternyata ada nama sama kayak namaku sebelumnya, nggak apa-apa sih.

Aku buat cerita ini, nggak terlalu panjang, biar kalian nggak bosen.

Jangan lupa subscribe, dan like wahai para pembaca yang Budiman.

Happy reading.

Reina menggeret kopernya, diikuti kedua putra kembarnya, yang membawa ransel di masing-masing punggungnya. Ketiganya baru saja tiba, di bandara Narita.

Di sana sudah ada Reino, yang menanti adik, dan keponakannya. Senyum mengembang, menghiasi wajah lelaki asli Jepang itu.

Mereka saling berpelukan, secara bergantian, dan menanyakan perjalanan panjang, tujuh jam kebelakang.

Sedari kecil, Reina mengajari kedua putranya, dengan bahasa asal kakeknya, sehingga mereka tak ada kendala berarti, dalam berkomunikasi.

Karena ini pertama kalinya si kembar datang berkunjung, keduanya antusias, melihat pemandangan, dari mobil yang merek naiki.

Pepohonan yang meranggas, yang jarang si kembar temui di tanah kelahirannya. Tak cukup sampai disitu, keduanya beberapa kali melontarkan pertanyaan random, tentang negara ini, pada Reino, tentu dengan senang hati lelaki berusia hampir tiga puluh delapan tahun itu, menjawab semua pertanyaan yang ditujukan padanya.

Aiko menyambut kedatangan putri, dan kedua cucu kembarnya, wanita tua itu sampai menitihkan air mata, saking terharunya. Dia bahagia, kembali berkumpul, setelah sekian lama, hanya berkomunikasi lewat daring.

Tidak ada banyak perubahan, pada rumah yang ditempati Aiko, dibandingkan delapan tahun lalu, hanya beberapa perabotan yang berganti.

"Mama sudah siapkan kamar untuk si kembar," katanya sumringah, Aiko mengaku, sengaja menyewa jasa desain interior, begitu Reina menyetujui, untuk datang, guna menghadiri pernikahan, kakak tertuanya.

Si kembar memeluk neneknya, begitu ditunjukkan kondisi kamar yang akan mereka tempati beberapa waktu ke depan. Sesuai sekali dengan selera si kembar, karena memang Aiko banyak bertanya, ketika mereka melakukan panggilan video.

Sementara Reina tidur di kamar Aiko, katanya banyak yang ingin wanita tua itu ceritakan, ketika menjelang tidur.

Hingga saat ini, Reina masih bingung, mengapa Aiko begitu baik padanya, padahal kalau dipikir-pikir, dirinya adalah anak dari perebut mendiang suaminya. Tapi tak pernah sekalipun Reina berani bertanya, karena tak ingin membuka luka lama.

***

Hari pernikahan Reino tiba. Berbeda dengan di Indonesia, perayaan hanya dihadiri orang terdekat, seperti keluarga, dan rekan kerja.

Hanya sekitar tiga puluh orang yang datang, sehingga suasana terasa sakral, dan khidmat. Tenang tidak berisik sama sekali.

Meski berbeda keyakinan, tapi Reina, dan putra kembarnya, cukup toleransi, karena memang sedari kecil, sudah diajarkan untuk menghargai pilihan masing-masing.

Acara demi acara diikuti, benar-benar pengalaman baru buat Reina dan kedua anaknya, mungkin nanti bisa menjadi inspirasi tulisannya.

Ucapan selamat, dan doa, mengalir dari orang-orang yang hadir, terlihat jelas raut wajah bahagia dari kedua mempelai.

Reino terlihat gagah, dengan tuksedo, sementara Haruka terlihat anggun, dengan gaun pengantin, berwarna putih.

Haruka tak kalah baik dengan Reino, beberapa bulan kebelakang, mereka rutin berkomunikasi, sehingga dengan mudahnya mereka berbaur.

***

Beberapa hari berlalu, Reina masih berada di sana, sore itu salju pertama turun. Dari balik jendela, ketiganya melihat butiran es turun dari langit, indah sekali.

Sementara Aiko menyiapkan kudapan untuk ketiga orang yang dia sayangi, dia begitu bersemangat, menjalani harinya, dengan kehadiran mereka, rasanya ada penyemangat untuk hidupnya yang kini sendiri.

Kedua anaknya sudah sibuk dengan urusan masing-masing, dan tinggal saling berjauhan, hanya komunikasi lewat video, atau suara, yang biasa mereka lakukan.

"Rei, Bagaimana kalau kamu tinggal di sini saja?" Sudah tak terhitung, berapa kali selama delapan tahun ini, Aiko menawarinya untuk tinggal bersamanya, "Sepertinya cucu nenek betah tinggal di sini bukan?" tanyanya pada si kembar.

Aizen, dan Eizen kompak mengangguk, "Rumah nenek besar, dan bagus, kami jadi betah," seru Aizen.

"Kue-kue buatan Nenek juga lezat, Ei suka," tambah Eizen.

Reina memang rutin memasak setiap hari untuk anak-anaknya, tapi tidak dengan membuat kue, dia sama sekali tidak pandai membuat kudapan itu. Berkali-kali mencoba, selalu berakhir gagal.

Reina hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia cukup sadar diri, "Oh ya Ma, aku mau keluar sebentar," izinnya, dia lupa jika dirinya tak membawa pembalut, saat tadi dia ke toilet, Reina melihat tanda-tanda tamu bulanannya akan datang.

"Ingat ya Rei, harus berhati-hati, dan selalu lewat tempat ramai, lalu ponsel jangan sampai lupa kamu bawa."

"Aku ikut," Seru Eizen.

"Mau ngapain kamu ikut, di luar dingin, kamu mau membeku? Jangan kayak anak kecil deh, ikut Mama terus, malu Ei." kata Aizen, terkadang dia kesal dengan kelakuan manja adik kembarnya.

"Aku bisa pakai baju berlapis," Eizen mulai keras kepala.

Aiko tersenyum, "Ei, cucu nenek, bagaimana kalau kamu bantu nenek, memasukan kue yang sebentar lagi matang, ke dalam toples, untuk diberikan pada Naomi," dia menyebutkan anak perempuan Reiko, saudara kembar Reino.

"Apa kakak Naomi akan datang?" tanya Eizen antusias. Saat pernikahan Reino, dan Haruka, mereka pertama kali bertemu secara langsung.

"Akhir pekan besok, Naomi datang berkunjung, jadi maukah kamu membantu nenek?"

Eizen mengangguk, "Ei, nggak jadi ikut ya, Ma?"

Reina mengangguk, "Oke, Mama ambil dompet dulu," katanya, "Mama aku pergi dulu,"

***

Reina merasakan Dejavu, ketika melewati taman di mana, dulu dia pernah bertemu dengan lelaki yang membuatnya memiliki si kembar.

Suasana persis sama seperti delapan tahun lalu, saat salju tengah turun, entah mengapa tiba-tiba, Reina merasakan debaran tak biasa.

Tanpa sengaja, dia mendapati sesosok lelaki, tengah bersandar di batang pohon, yang tak berdaun.

Reina menajamkan matanya, dia juga meletakan posisi kaca mata minus yang dikenakannya.

"Kenapa dia di sini? Bukannya di Italia?" monolognya.

Masih ingat jelas dalam ingatannya, bagaimana sosok lelaki yang pernah menghancurkan hidupnya.

Dan kini dia melihat lelaki itu, Ryu si pemilik tato naga. Pertanyaan yang sama, seperti delapan tahun lalu, pada dirinya sendiri. Apa dunia sesempit ini?

Tak ingin kehidupan damainya rusak, Reina memilih meninggalkan tempat itu, jangan sampai dia bertemu lagi dengan lelaki kurang ajar, yang sayangnya tampan.

Reina lega, setidaknya penampilannya kini, jauh berbeda dengan delapan tahun lalu. Kini tubuh Reina lebih berisi, dan berpotongan rambut pendek, tanpa poni, juga berkaca mata.

Reina yakin, dia tak akan dikenali, karena teman kerjanya dulu, juga sempat pangling padanya, saat mereka kembali bertemu, sebelum dia datang ke negara ini.

Reina mempercepat langkahnya, menuju toko serba ada, guna membeli keperluannya, dia tak ingin membuang waktu, dan jangan sampai lelaki itu, menyadari keberadaannya.

Saat berada di toko serba ada, Reina sedang bingung memilih pembalut mana yang akan dibelinya, dia membaca huruf kanji yang tertera di kemasan.

Dan betapa terkejutnya dia, ketika mendapati, lelaki jangkung berpakaian serba hitam, tengah berdiri beberapa meter darinya, sedang memilah minuman dalam botol.

Apa yang harus Reina lakukan?

1
ayudya
😂... nah ryu cari noh ustadz..., biar paham.
ayudya
😂😂😂 kasihan si reina.. gak di izin kan plng.
ayudya
aduh Thor kira² dapat jatah gak si ryu tu
Mareeta: mode maksa, kayak pertama kali, mereka gituan
total 1 replies
LISA
Wah Reina g di ijinkan utk pulg jg
Nadila Nisa
kak herma paling suka ngegantung dan bikin penasaran.. lanjut kak 🥰
Ripah Ajha
hais nanggung kali thor
Mareeta: entar malah nggak lolos sama editor
total 1 replies
ayii
ceritanya menarik....
Mareeta: terima kasih sudah mampir
total 1 replies
FeVey
tuu kan firasatku bener. jangan2 hamil.
waktu itu kan masa subur reina? /Whimper/
Anton Batubara
bagus ceritanya /Good//Good//Good/
Anton Batubara
bagus ceritanya /Good//Good//Good/
LISA
Reina sabar y..pelan² lehermu masih belum sembuh lukanya
ayudya
up nya lama ya Thor, semangat wae lah.
Mareeta: bentar lagi di kerjain, semoga nggak sampai malam udah up
total 1 replies
Ripah Ajha
semangat ya kak, keren karyamu🥰
Nadila Nisa
hadir kak.. karya yg selalu ditunggu2
semangat 💪🏻👍🏻🥰🥰
beybi T.Halim
ceritanya bagus...,cuma up nya gak tentu .,semoga setelah ini Rheina bs mengerti dan memahami klo Ryu benar2 mau bertanggung jawab 👍
ayudya
ayo lah rei sekali² dengar lah kata papa nya anak² kamu biar gak di ganggu lagi.
ayudya
kk nya ryu ada urusan apa sama Reina, mass sama adik sendiri selalu ikut campur.
ayudya
REI keras kepala sekali jangan gitu lah.
ayudya
mengalah demi anak gak apa² toh ryu orang bertanggung jawab.
ayudya
ryu tu serius orang cuma Reina takut aja mengingat bagaimana kk nya ryu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!