Kisah cinta akan membawa hati pada garis takdir nya masing - masing, seperti Dira yang selalu saja gagal dalam percintaan. Seorang gadis yang merasa dirinya sudah tak berarti, di benci mertua dan di campakan suami nya, memulai kisah cinta nya kembali meski selalu berujung pada penghianatan, namun Dira berharap akan takdir membawa nya pada cinta sejati nya, hingga pada akhir nya Tuhan benar - benar menjawab doa nya, mempertemukan Dira dengan cinta sejati nya, meski bukan yang pertama namun akan menjadi yang berarti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DIA ANAK HARAM AYAH ...
Sang rembulan nampak merangkat melewati malam. Sementara aku, masih saja membisu.. Bersama lantunan nada mengibas sunyi memeluk bayang kunang - kunang. Benar kah apa kata mitos, bila kunang - kunang itu adalah jelmaan dari kuku nya orang mati, entah dari mana bahasa itu di dapat. Aku malah meyakini kebenaran nya, setiap malam ketika ada kunang - kunang, hati ku terasa hangat, aku bayang kan, bila itu adalah jelmaan dari eyang kakung dan putri ku, yang sampai kini akan selalu ku rindukan.
Semilir sang bayu sedikit menyentuh batin ku, menyusup di antara rasa dan kehilangan. Terlalu banyak goresan, menerbang kan aroma debu yang mengambarkan kebencian. Senyum itu, memang masih sama namun hadir nya sering kali membawa rindu, tak akan luruh di genggaman waktu.
Sisa gerimis senja tadi, terlihat masih menyisakan tanah basah memangku dingin. Merubah nafas yang ku hirup, terasa asing menjaring langit gelap, di tepian lusuh rindu ku memeluk waktu, Tuhan... Salah kah jika aku mulai bosan dengan rasa ini.
Mengapa di setiap malam datang dalam hari ku, selalu saja teringat pada nya, senyum nya, wajah nya, meski kenangan yang aku miliki bukan lah menjadi keindahan. Semakin malam, aku malah semakin teringat akan diri nya, jadi tergiang akan perkataan bang Adnan siang tadi, dia bilang mas Aji dekat dengan mbak Dita.
Sedang yang aku tahu, selama ini keluarga mbak Dita dan mas Aji itu bermusuhan. Bahkan itu menurut cerita nya, mungkin sudah terjadi dari jaman nenek moyang mas Aji, hingga saat ini. Lha kalau mas Aji bisa dekat dengan mbak Dita, itu pasti ada sesuatu.. Wah, kok tiba - tiba perasaan ku jadi nggak enak gini ya. Waduh seperti nya aku harus pastiin sesuatu.
Ku ambil ponsel di atas meja rias ku, tanpa menunggu waktu lama aku langsung menekan tombol panggilan. Tak peduli bilamana waktu sudah menunjukan pukul satu dini hari, apalah itu yang penting rasa penasaran ku ini terjawab. Perkara di angkat atau enggak sama yang bersangkutan, itu fikir belakangan yang penting telepon dulu.. Bismillah
" Hallo Assalamualaikum Ra, " jawab kak Haris
" Waalaikum Salam, Alhamdulillah kak Haris angkat telepon nya, maaf sebelum nya.. Dira nggangu kak Haris nggak ya nih.. " jawab ku setengah berbisik. Takut mama dengar suara ku, secara ini sudah sangat malam pasti akan sangat menganggu banget jika aku berisik.
" Aman, santai aja Ra, selalu ada waktu kok buat kamu.. Aku sama sekali nggak ngerasa terganggu kok, btw ada apa nih, tumben telepon malam - malam. Lagi nggak sama suami nya, Aji nggak pulang lagi ya.. " sahut kak Haris yang memang belum mengetahui bila aku sudah kembali ke tempat asal ku.
" Alhamdulillah kalau nggak menganggu waktu kak Haris, ya itu yang aku mau kasih tahu ke kakak, soal mas Aji... " balas ku
" Aji, emang kenapa lagi tuh anak, dia nggak pukulin kamu lagi kan Ra, " ucap kak Haris antusias
" Sebenarnya mas Aji nggak apa - apa kak, Alhamdulillah dia juga sudah nggak pukulin aku lagi. Ada hal yang mau Dira kasih tahu ke kak Haris, walaupun mungkin kakak sudah denger tentang gosip yang sedang beredar. Tapi aku perlu cerita ini ke kakak, aku butuh banget bantuan kak Haris. " ungkap ku.
" Gosip apa, bantuan apa Ra, jika aku bisa pasti aku siap bantuin kamu,.. Mau cerita apa Ra, nih kakak sudah seratus persen siap dengerin cerita kamu. " balas kak Haris.
" Jadi kakak belum tahu ya berita nya, atau emang sengaja pura - pura nggak tahu. emmm gini aja kapan kak Haris ada waktu luang, Dira mau cerita hal ini tapi secara langsung. Biar jelas dan nggak ada salah paham nanti nya. " sahut ku.
" Lho ini sebenarnya ada apa sih Dira, kok sampai ketemu langsung emang kamu sudah izin sama suami kamu jika mau ketemu lelaki lain. Jangan sampai nanti Aji marah dan ngambek ke aku lagi seperti waktu itu. Ya, walaupun sampai sekarang aku juga masih menyimpan perasaan itu Ra.. ingat Ra, kapan pun kamu butuh kakak selalu ada waktu buat kamu. Tinggal kamu tentuin aja kapan dan di mana, " jawab kak Haris.
" Iya kak, kalau gitu besok minggu siang di rumah ku ya kak. Dira tunggu kak Haris, sekalian makan bareng sama mamah. Udah lama kan kak Haris nggak makan masakan mamah, " balas ku.
" Hmmm kok di rumah mama Kiran yang bener Dira, ini serius kan, kamu nggak lagi bercanda kan Ra, nggak lucu lho nih.. Masak malam - malam kamu telepon aku hanya untuk ngajak makan di rumah mama kamu. Ada apa sih Ra.. Jangan bikin anak orang mati penasaran dong.
" Iya beneran lah kak, masa aku bohong ngapain coba.. Besok saja pas ketemu aku ceritain semua ke kakak. " jelas ku.
" Sumpah demi apa, bila aku ada harapan lagi buat ngerasain masakan mama Kiran. Wah, luar biasa.. Apa pun itu yang menjadi alasan kamu minta ketemu aku di rumah, meski banyak pertanyaan yang masih mengambang, well semua akan terjawab besok pas aku ke rumah. Aku pasti datang Ra, kamu tunggu aja ya, " sahut kak Haris terdengar sumpringah banget suara nya.
" Sip, makasih kak.. Ya sudah Dira tutup dulu ya telpon nya udah malem juga soal nya, " pamit ku untuk mengakhiri pembahasan malam ini.
" Oke Ra, selamat malam. " balas kak Haris.
" Malam kak, see you.. " sahut ku, sembari menmatikan ponsel ku.
...****************...
Pagi nya sudah banyak notifikasi yang masuk ke ponsel Dira, salah satu nya adalah panggilan interview untuk tes kerja hari ini. Rupa nya keberuntungan sedang berpihak kepada ku, apa karena semalem aku telponan sama kak Haris ya, hemm dari dulu memang kak Haris selalu membawa keberuntungan buat aku. Aura nya itu loh beuh...
Istimewa, baru juga denger suara nya saja sudah ada panggilan tes kerja apalagi ketemu orang nya, pasti lebih beruntung aku. Rindu ...
Ya, tapi aku harus bisa jaga diri, jaga pandangan, juga jaga jarak dari laki - laki, sebelum mas Aji benar - benar menceraikan aku. Semua pasti akan ada jalan nya untuk bahagia, seperti jodoh yang kata nya tak perlu di kejar akan datang sendiri, tak perlu di cari akan tiba pada garis nya.
" Bismillah, semoga kedepan nya akan lebih baik dari hari ini. " batin ku.
Setelah merapikan kerudung ku, juga sudah menyiapkan semua peralatan yang akan aku bawa hari ini, aku berpamitan sama mamah, serta memberitahu mamah kalau hari ini aku dapet panggilan di pabrik garment tak jauh dari tempat tinggal ku, tentu nya aku ke sana nggak sendirian tapi sama mbak Ajeng, yang juga dapat panggilan untuk tes kerja. Awal nya mamah nggak izinin aku pergi kerja sendirian, tapi pas tahu kalau mbak Ajeng juga ada panggilan, akhir nya mamah mengizin kan nya. Walaupun dari raut muka nya terlihat nggak ikhlas aku kerja di pabrik.
Bukan apa - apa, aku tahu mamah pasti ngerasa khawatir sama aku. Ya mau gimana lagi, apapun itu pekerjaan nya yang penting halal, berkah, sesulit apapun jalan yang akan kita lalui selagi kita mau berusaha semua pasti ada jalan nya. Tak akan ada hasil yang baik tanpa kesulitan yang menyertai nya.
" Dira, kamu jadi berangkat bareng Ajeng kan.. Nanti pulang nya jangan mampir - mampir, jika sudah selesai tes kerja nya langsung pulang aja. Inget jangan ngebut - ngebut bawa motor nya, selalu hati - hati. " kata mama memperingati ku.
" Siap mamah cantik, Dira berangkat dulu ya. Assalamualaikum... " pamit ku seraya menciumi punggung tangan mama,
" Waalaikum Salam, hati - hati sayang.. " jawab mama.
Tak lama kemudian aku sudah sampai ke tempat yang di tunju, Alhamdulillah setelah melewati beberapa ujian akhir nya aku dan mbak Ajeng di nyatakan lolos dan di terima kerja di pabrik garment.
Sebenar nya kalau di fikir - fikir aneh juga sih, aku yang tadi nya sama sekali nggak bisa menjahit tapi waktu di tes kenapa langsung bisa ya. Wah, ini sebuah keajaiban atau memang hanya sebuah kebetulan.
Tapi tak apa, lagian sebentar lagi aku akan menjadi seorang janda, aku harus belajar untuk bisa berdiri menompang ke dua kaki ku sendiri. Bismillah, Ya Allah..
" Dira, Alhamdulillah ya kita bisa di terima kerja di mari. Banyak lho orang yang pengen bisa kerja di mari tapi nggak di terima. Lah kita diberikan jalan yang mulus, walaupun SPV yang tadi tes kamu itu kelihatan nya suka sama kamu, tapi aku yakin kita ketrima kerja di sini, karena memang kita mampu serta kinerja kita yang baik dan memenuhi syarat. " ucap mbak Ajeng dengan senyum yang tak ada henti nya menghiasi wajah nya.
" Well, apa yang tadi mbak Ajeng bilang, SPV yang mana coba. Jangan nyebar gosip yang enggak - enggak ya mbak, ini baru pertama masuk lho..." sahut ku.
" Siapa yang gosip coba, orang emang bener dari tadi aku lihat pak Puji tuh ngelihatin kamu terus, apa coba nama nya kalau nggak ada singal - singal suka. Aku tuh sudah hafal karagter model begitu. Gampang terpesona pada pandangan pertama, cowok kaya begitu tuh yang musti wajib kita hindari gampang di goda. " jelas mbak Ajeng tak mau kalah.
" Hust.. di sini jangan ngomong sembarangan mbak, salah dikit nanti malah jadi perkara. Repot kan urusan nya, mbak juga tahu kan kalau status ku saat ini masih menjadi istri nga mas Aji, jadi nggak mau pusingin soal laki - laki. lagian mbak tadi di mana sih ampe kurang kerjaan banget perhatiin orang. " sahut ku datar.
" Hadeuh... Aku tadi di line sebelah kamu dek. Tapi emang bener kan kalau pak Puji itu ada feel sama kamu dek, emang kamu nggak ngerasa beda gitu, sama tatapan juga sikap nya ke kamu, yang Masya Allah halus nya, sedang sama yang lain udah mirip singa mau makan anak nya tahu. " balas mbak Ajeng.
" Idih, mana ada singa makan anak nya, mbak. Kalau cari perumpamaan yang keren dikit kek mbak. Ha ha ha ha sekarang mending kita masuk aja mbak, seperti nya jam istirahat nya, sudah mau habis. " ajak ku
" Eh iya, ya udah masuk yuk. Tadi aku fikir tes kerja nya cuma sebentar eh, nggak tahu nya malah langsung kerja. Alhamdulillah banget, aura janda emang beda nih.. " sahut mbak Ajeng setengah mengoda.
Saking asyik nya aku dan mbak Ajeng ngobrol sampai nggak sadar kalau sedari tadi ada orang yang nguping pembicaraan kita. Sampai kita kaget berjamaah, waktu seorang itu berteriak di belakang kita.
" Siapa yang janda woi... " teriak orang itu.
Aku lebih kaget lagi ketika tahu siapa sumber suara nya. Dunia ku serasa runtuh, luruh rata dengan tanah. Bila di ibarat kan perasaan ku saat ini mungkin seperti jam yang tak lagi berfungsi, tak terbaca, tak berdetak seakan mati untuk yang ke sekian kali nya. Bagaimana bisa, aku malah bertemu dengan orang yang amat sangat aku hindari. Kalau tahu dia juga kerja di sini, mungkin tadi aku bisa cancel untuk kerja di sini. Tapi kalau aku nggak kerja di sini juga, bagaimana dengan mbak Ajeng.
VARA ...
Bukan cuma aku tapi mbak Ajeng juga terlihat kaget dan gugup bertemu dengan Vara. Secara mbak Ajeng juga tahu kalau Vara itu adalah anak haram nya ayah ku. Anak dari perempuan yang sudah merebut ayah, dari mamah dan aku. Jangan di tanya sebenci apa aku sama dia, karena aku juga nggak akan mampu untuk menjawab nya, tak ada kata yang mampu untuk mewakili perasaan ku ke Vara.
Bahkan ayah ninggalin aku dari masih dalam kandungan mamah, demi selingkuhan nya. Vara, mendengar nama nya saja, aku sudah muak.. Apalagi ini bertemu langsung, bahkan satu kerjaan, nggak kebayang deh. Gimana nanti nya, aku.
" Wow rupa nya ada kabar baru, yang patut di raya kan. Ha ha ha nggak nyangka ya, putri yang selalu papah bangga kan, dan menjadi bahan perbandingan antara aku dan putri nya yang lain. Tak lebih dari seorang janda, " seru Vara setengah tertawa mengejek.
" Eh, kalau punya mulut tuh di jaga ya.. Emang apa salah nya dengan seorang janda, apa janda segitu hina nya buat kamu. Mending mana jadi janda apa jadi pelakor, seperti ibu mu itu. " Ucap mbak Ajeng membela ku, mewakili aku yang saat ini masih syok dan tak bisa berkata - kata lagi.
" Brengsek, mami ku bukan pelakor ya.. Mami sama papah itu sama - sama saling mencintai, hanya saja mami dan papah terlambat bertemu saja, dan aku rasa nggak ada salah nya dari itu, Kalau pun ada yang patut di salah kan itu adalah ibu dari teman kamu ini, yang nggak pernah becus ngurusin suami hingga akhir nya suami kurang bahagia dan mencari perempuan lain. Lihat, teman kamu ini juga nggak jauh beda dari ibu nya, di tinggal suami akhir nya menjadi janda. Maka nya Dirrr eh mansud nya putri papah yang lain nya, kalau punya pasangan tuh di jaga yang bener, jangan malah di biarin cari perempuan lain.. He he he kasihan... " sahut Vara tetap bersikeras membela ibu nya.
" Wah parah nih mulut, harus di sekolahin. Kurang didikan atau kurang kasih sayang, menyedih kan. Hey, mak lampir kalau memang pelakor ya mau dulu, sekarang dan esok tetap saja pelakor. Nggak ada istilah saling suka sama suami orang, nggak normal. " balas mbak Ajeng
" Sudah mbak, nggak usah terlalu di tanggepin kalau mbak ladeni nanti dia malah ngerasa semakin menang. Biarin saja dia mau ngomong apa, yang penting kita tak seperti apa yang dia kata kan. Tidak usah cari pembuktian siapa yang salah dan benar, hanya buang - buang waktu saja. " ucap ku.
" Iya, dek, maafin mbak Ajeng ya. " ungkap mbak Ajeng setengah menyesal telah memperpanas keadaan.
" Iya mbak.. " jawab ku.
Ya Tuhan, di saat hidup lagi letih - letih nya eh malah di tambah, lihat anak haram ayah di sini. Vara.. Kehadiran nya, merebut semua hal yang sempurna dari hidup ku. Sampai detik ini, aku masih saja ngerasa sakit hati dengan keadaan ini, di saat yang lain bisa ngerasain gimana rasa nya punya seorang ayah. Aku malah hanya bisa diam, ayah ku menjadi ayah anak lain.
Tuhan ....
...****************...