Memasuki pertengahan era millenium, dunia berada didalam huru-hara kontradiksi kepentingan para ilmuwan antara memilih demi planet bumi atau antariksa?
Alexey, seorang ilmuwan muda, mendalami sebuah penelitian setelah kasus ayahnya yang hilang secara misterius yang mengarahkan dirinya menuju dimensi kosmos dan akibatnya pada fisika modern.
Bersama dalam satu tekad demi jawaban ilmu pengetahuan astrofisika, namun segelintir ilmuwan mengakhiri ambisinya. Hingga mereka berada dalam puncak konflik, yang mengakhiri segala-galanya.
Apa jawaban untuk mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D. Septian D, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 1: Alexander Novasky
Planet Bumi, tahun 2030.
Sore hari, dimusim dingin. Kota Sankt-Petersburg, Federasi Rusia…
“Alexey!, apa kau sudah selesai di ruanganmu?, tolong bersiaplah, kereta akan segera berangkat!” Seruan ibunda Alexey.
“Oke, sedikit lagi!” jawab Alexey.
Sesudah itu, Alexey bersiap berangkat ke kantor lembaga di Kota Moskow. Tentu itu jauh dari Kota Sankt-Petersburg Petersburg sekitar 700 km selama perjalanan darat.
Alexey sendiri merupakan seorang anak yang tumbuh berkembang dari keluarga jenius. Ibunya Emily, yaitu seorang dosen pengajar ilmu pengetahuan alam di perguruan tinggi.
Ayahnya bernama Vladimir Sergeyevich Ilyushin, lebih dikenal dengan nama “Sergeyev atau Ilyushin” pada masanya yang dulunya seorang ilmuwan astrofisikawan di Rusia. Sekarang anaknya berprofesi yang sama sebagai ilmuwan muda berumur 25 tahun, Alexander Novasky.
Akan tetapi, masa kejayaan dan kemajuan Sergeyev tidak sejalan dengan nasibnya sendiri yang hilang misterius dimana dan bagaimana. Bagi Alexey, sosok ayah ialah panutan sendiri dan bersitekad membongkar misteri hilangnya sang ayah dengan mengandalkan kejeniusan yang dimilikinya.
Sesampainya di Kota Moskow, Alexey terbangun dari kursinya. Perjalanan cukup lama memakan waktu 2 jam, ditambah dengan musim dingin di Rusia.
“Hmmm.., sudah sampai. Suhu dingin membuatku cepat mengantuk.”
Dengan cepat Alexey beranjak bangun dan menuju keluar dari kereta. Didepan pintu stasiun, Alexey sudah ditunggu oleh Mira yang merupakan rekan Alexey selama di Moskow.
Mira juga banyak menemani aktivitas penelitian Alexey selama berbulan-bulan di Kosmodrom Baikonur, Kazakhstan. Hampir setahun terakhir, Alexey selalu disibukkan oleh pekerjaannya.
Setelah itu, Alexey dan Mira berangkat menggunakan mobil menuju kantor dengan cepat karena mengejar waktu malam. Jika mereka terlambat sampai malam, mobil akan terjebak macet dan badan membeku dimusim dingin ekstrem ini.
“Mira!, cepatlah badai salju sepertinya kembali muncul.” Kata Alexey dengan cemas.
“Jarak pandang kita terbatas karena embun dan salju!” balas Mira.
Sampai di kantor RSA, Alexey dan Mira menuju masuk gedung. Disana tidak ada sambutan special, karena didalamnya juga orang yang berstatus pekerjaan yang sama dengan Alexey juga beberapa kosmonot.
Mira mempersilahkan duduk Alexey di kursi rapat yang ditemani beberapa rekan lainnya. Sambil duduk, Mira membahas beberapa hal dengan Alexey.
Mira berkata, “Meteor Chelya yang jatuh tahun 2013, kemungkinan bisa dijadikan bahan penelitian kita.”
“Apa maksudmu?, meteor itu hanya bongkahan batu asteroid biasa. Paling hanya zat mineral kecil yang ada.” Ucap Alexey dengan sedikit heran.
“Alexey, saya berpikir kamu bukanlah kaum pesimis datar itu!” tegur Mira dengan sedikit kesal.
“Saya tahu itu. Meteor itu jatuh di Bashkiria. Awalnya saya berpikir itu rudal yang jatuh di pabrik. Hanya saja bagi NASA sendiri setara dengan pukulan bom di Hiroshima.”
“Saya sendiri tidak perduli dengan kandungannya karena hanya bongkahan biasa. Apa kamu tau?”
“Ya, saya tau. Hanya saja tidak ada efek dan apapun dari itu yang bisa kita harapkan. Sepanjang penelitian yang dilakukan tidak ada hal yang dapat kita lakukan. Semua sebenarnya terasa hanyalah begitu saja.” Ujar Alexey.
Alexey sudah lelah dengan berbagai penelitiannya. Tidak ada yang menarik dari meteor jatuh. Tetapi bagi Alexey, hasil semua yang dilakukan saat ini tidak cukup mencapai jawaban untuk sang ayah. Hanya saja, niat Alexey mencari tahu sang ayah murni dari akal pikiran sendiri dan tidak ada yang tahu soal itu antar rekan-rekan kerjanya.