Kiara seorang putri manja yang hidup penuh kemewahan, tiba-tiba terbangun di sebuah gubuk dengan seorang pria di samping nya.
"Mau minum istriku?" tanya pria itu membuat Kiara terdiam.
Siapa sangka, dirinya berpindah tubuh menjadi seorang istri yang memiliki suami miskin di desa kecil.
Tidak bisa hidup dengan kesusahan, Kiara akan merubah kehidupan barunya dengan pengetahuan kehidupan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjalanan Pertama
Pagi akhirnya datang, beriringan dengan suara kokokan ayam yang bersahutan. Tak lupa dengan udara pagi yang khas, menyambut dan melewati indra penciuman orang-orang.
Bahkan tak terkecuali, Ivan dan Viola. Keduanya sudah bangun dan sudah siap untuk berangkat. Viola sudah tampak rapi dan cantik dengan pakaiannya. Tak lupa dengan tas selempang yang bertengger di pundaknya.
Ivan juga terlihat rapi dan gagah dengan pakaian berupa kaos polos coklat itu dengan celana panjang. Dirinya membawa tas tenteng berukuran sedang yang berisikan keperluan mereka di kota nantinya.
Keduanya berjalan bersama, hingga ketika sampai luar rumah. Ivan mengeluarkan kunci untuk mengunci rumah mereka selama mereka pergi.
"Sudah, ayo kita berangkat." Viola mengangguk dan keduanya kembali melanjutkan langkah mereka menuju stasiun.
Langkah mereka ditemani oleh langit di pagi hari. Tak lupa dengan orang-orang yang memulai pekerjaan mereka. "Wah, mau liburan ya?" Seorang wanita paruh baya menyapa mereka.
"Iya buk, mari.... " Balas Ivan yang diangguki dan dibalas oleh senyuman oleh Viola.
"Hati-hati ya. Ditunggu oleh-oleh nya."
"Iya buk." Keduanya kembali melanjutkan langkah mereka, hingga stasiun mulai terlihat. Keduanya langsung menuju ruang tunggu. Dengan duduk bersebelahan, Ivan mengenggam tangan sang istri.
Viola duduk sambil melihat-lihat suasana stasiun di pagi hari. Terlihat beberapa orang-orang yang membawa hasil perkebunan mereka, sepertinya ingin dijual ke kota.
"Kereta nya akan segera datang."
"Iya, aku melihat beberapa orang yang membawa hasil perkebunan mereka. Apa itu akan dijual ke kota? " Tanya Viola yang dibalas anggukan oleh Ivan.
"Benar, nanti kau ingin beli apa?"
"Tentu saja ponsel, kau sudah berjanji." Jawab Viola.
"Benar, tapi maksudnya yang lain." Jelas Ivan, membuat Viola tampak berpikir sejenak.
"Nanti aku pikirkan! Aku tentu harus melihat nya dulu bukan?"
"Baiklah." Percakapan mereka terhenti karena suara kereta yang mendekat.
Keduanya langsung berdiri dan bersiap masuk ke kereta. Ivan membiarkan istrinya masuk terlebih dahulu dan memasang badan di belakang istrinya.
Viola tampak mencari kursi mereka berdua. Melewati satu gerbong, akhirnya mereka menemukan kursi mereka. Ivan langsung meletakkan tas yang mereka bawa di tempat yang sudah disediakan.
Keduanya langsung duduk sambil menikmati kereta yang berangkat. "Kau suka tempat duduknya?" Tanya Ivan membuat Viola mengalihkan pandangan nya pada sang suami.
"Suka, dimanapun duduk tidak masalah. Asal kita duduk dan.... "
"Dan apa?" Tanya Ivan dengan penasaran.
"Dan bersama mu." Ucap Viola yang membuat Ivan tersenyum.
"Tentu, dimanapun kau berada.. Aku juga disana." Ucap Ivan sambil mengenggam tangan Viola yang membuat Viola bersemu dan tersipu malu.
Viola tidak menjawab, dia merebahkan kepala nya hingga bersandar pada bahu Ivan yang kokoh. Ivan mengeratkan genggaman tangan nya sama membiarkan istrinya bersandar padanya.
Mereka menikmati perjalanan sekitar 4 jam itu. Mereka akan berhenti di beberapa stasiun yang terhubung sebelum sampai di kota.
"Viola.... " Panggil Ivan membawa Viola bergumam kecil.
"Bagaimana menurut mu arti keluarga?" Viola mengangkat wajahnya.
"Keluarga adalah tempat dimana rasa nyaman, udara yang penuh cinta, atap yang meneduhkan dan tempat berbagi segalanya." Jawab Viola.
"Kenapa?" Tanya Viola.
"Tidak ada, aku ingin tau. Bagaimana menurut mu."
"Lalu kau sendiri?"
"Dimana diriku diterima dengan penuh cinta dan memberikan ku rasa nyaman, serta aku bisa menumpahkan semua perasaan ku dan membuat semuanya bersuka cita. Dan terlebih, ada warna lain yang menambahnya."
"Jika kita punya anak, kau ingin anak perempuan atau laki-laki?" Tanya Viola, dia tampaknya tidak akan meninggalkan pembicaraan ini begitu saja.
"Tidak masalah. Yang penting sehat, aku akan menumpahkan nya dengan rasa cinta, kasih sayang dan ketegasan serta nilai-nilai kehidupan. Mungkin akan ada pembeda nantinya, tapi bukan kasih sayang... Melainkan cara mendidik mereka." Jelas Ivan.
"Aku bersyukur memiliki mu." Ucap Viola.
"Aku juga." Ucap Ivan
"Ivan, apa aku sehat?" Ivan mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan istrinya.
"Kau sehat-sehat saja. Kau merasakan sesuatu? " Tanya Ivan yang jadi cemas.
"Tidak, tapi kenapa aku belum hamil juga? " Viola sengaja memancing Ivan dengan pertanyaan itu. Dirinya ingin tau, bagaimana hubungan pernikahan ini di masa lalu.
Bersambung.....
Jangan lupa like, komen dan favorit serta hadiahnya ya. Terimakasih banyak.