Nafkah 20 Juta Sehari

"Akh...pelan-pelan Mas sakit tahu"

Rintih Shana saat kejantanan milik Alvin menerobos masuk ke pintu surga dunia miliknya.

Sudah satu minggu sejak malam pertama mereka lakukan, tapi Shana masih belum terbiasa dengan dengan sensasi rasa sakit yang terasa saat kejantanan milik Alvin itu masuk ke pintu surga miliknya yang masih sangat sempit.

Alvin adalah lelaki pertama yang menerobos masuk ke pintu surga dunia milik Shana satu minggu yang lalu.

"Iya sayang ini udah pelan-pelan kok..Aaakkhhhh kamu nikmat banget sayang!"

Alvin melakukan permainannya dengan sangat pelan karna Shana terus saja merintih kesakitan, tapi tak ada niat di hati pria itu untuk menghentikan permainannya apalagi setelah merasakan betapa nikmatnya surga dunia yang di suguhkan oleh istrinya itu.

"Ssshhh akhhh, Mas cepetan dong. Sakit tau Mas"

Shana meremas seprai berwarna putih itu dengan sangat kuat, menahan sakit bercampur nikmat yang kini Ia rasakan.

Jika dulu Shana sangat mendamba sentuhan dari Alvin, kini justru malah sebaliknya. Shana selalu menghindari Alvin tiap malam tiba.

Sedangkan Alvin sudah kecanduan dengan kenikmatan yang ia rasakan saat malam pertamanya dengan Shana, hingga pria itu selalu ingin mengulanginya setiap malam.

Untuk menghindari Alvin, kadang Shana ngobrol dilantai bawah dengan Anggi hingga larut malam dan baru masuk ke kamar saat Alvin sudah tertidur.

Kadang Ia berpura-pura sudah tidur saat Alvin meminta haknya sebagai suami. Sungguh gadis yang konyol, karna telah menolak kenikmatan surga dunia yang selalu di dambakan hampir setiap insan di dunia.

"Ternyata bercinta tak seindah yang orang-orang bilang" batin Shana.

Rasa sakit masih mendominasi saat mereka bercinta, itu karna pintu surga dunia milik Shana masih sangat sempit. Lihat saja 2 atau 3 minggu lagi, Shana pasti akan kecanduan sama seperti suaminya kini.

***

***

Jika Alvin dan Shana sedang mereguk manisnya cinta yang mulai bermekaran. Lain halnya dengan Alice.

Wanita itu menatap sendu wajah sang putri yang baru saja terlelap, gadis kecilnya tantrum seharian karna merindukan sang Ayah.

Sudah hampir sebulan Evan tidak menemui putrinya, biasanya Evan akan menemui Felisya setiap akhir pekan. Tapi entah apa yang membuat pria itu tega menelantarkan putrinya sendiri sekarang.

"Brengsek kamu Evan, aku memang wanita bodoh karna telah menyia-nyiakan pria sempurna seperti Alvin, hanya untuk pria brengsek seperti kamu"

Alice merutuki nasibnya sendiri, sembari mengusap kasar air mata yang meluncur bebas di pipinya yang mulus.

Pertemuannya dengan Alvin di pesta ulang tahun Sean dan Jean, sukses membuat penyesalan Alice semakin mendalam. Apalagi Ia melihat Alvin memanggil wanita lain dengan sebutan sayang dan memeluknya dengan sangat mesra di hadapannya sendiri.

Dulu Alice adalah satu-satunya kesayangan Alvin. Kini semuanya sudah berubah.

Alice mengusap rambutnya dengan kasar, menjambak rambutnya sendiri karna terlalu frustasi dengan kehidupannya kini.

Flashback on

Alice dengan sadar memberikan kesuciannya pada Evan padahal kala itu Ia berstatus sebagai tunangan Alvin dan akan segera melangkah ke jenjang pernikahan.

Evan menjanjikan Alice menjadi seorang bintang besar, namun dengan imbalan tentunya, karna didunia ini tak ada yang gratis.

Evan adalah putra dari seorang produser ternama di negaranya. Jadi Alice rela melakukan apa saja demi mewujudkan impian semasa kecilnya untuk menjadi aktris ternama, termasuk menjual kesuciannya pada Evan.

Namun kenyataannya janji Evan untuk menjadikannya seorang bintang besar tidak pernah terjadi, Alice harus puas dengan menjadi aktris piguran saja. Padahal Alice sudah rela melakukan apa saja yang Evan minta, termasuk memuaskan nafsunya hingga wanita itu hamil.

Pernikahannya degan Evan tidak di setujui oleh Papanya Evan. Produser ternama itu memandang Alice hanya gadis rendahan yang tak pantas menyandang status sebagai menantunya. Namun karna saat itu Alice sedang mengandung anak Evan pernikahanpun terpaksa di langsungkan demi menjaga nama baik keluarga.

Alice memanglah bukan berasal dari keluarga berada, Dia hanyalah seorang gadis yatim piatu yang sejak lahir di rawat di panti asuhan.

Beruntungnya Ia memiliki paras yang cantik dan kecerdasan yang luar biasa, hingga Ia mampu mendapat beasiswa dan bisa kuliah di tempat yang sama dengan Alvin. Dari sanalah Alvin dan Alice mulai saling jatuh cinta.

Alvin mencintai gadis itu dengan setulus hati, Keluarga Alvin jiga tidak pernah mempermasalahkan latar belakang gadis itu yang tak jelas.

Setelah 5 tahun berpacaran akhirnya Alvin dan Alice memutuskan untuk menikah, namun karna keserakahannya yang tak pernah merasa puas dengan apa yang sudah ia miliki. Kini Alice malah kehilangan segalanya.

Flashback off

"Daddy..i miss u"

Felisya meracau di tengah tidurnya, membuat Alice tersadar dari renungan panjangnya.

"Shit! Kenapa Evan gak angkat-angkat telepon gue sih"

Alice melempar ponselnya dengan kasar.

Sudah satu tahun Evan dan Alice berpisah, namun selama ini pria itu masih perduli terhadap putrinya. Entah kenapa sekarang Evan mulai berubah.

Kalau bukan demi Felisya, Alice sendiri sudah tidak mau berhubungan dengan pria brengsek itu lagi.

Masih terekam jelas diingatannya, Saat Evan dengan terang-terangan membawa wanita simpanan kerumah dan bercinta dengan wanita itu dihadapan Alice, padahal saat itu Alice sedang hamil besar.

Bagi Evan, Alice tak ada bedanya dengan wanita yang menjadi mainannya selama ini, jadi dia tak ada niat untuk menjaga perasaan wanita itu. Ia tertarik untuk mendekati Alice karna wanita itu adalah kekasih dari Alvin. Rivalnya dari sejak SMA dulu.

Setelah bertahun-tahun bertahan dalam hubungannya yang toxic dengan Evan, akhirnya Alice memutuskan untuk mengakhiri semuanya satu tahun yang lalu.

Mereka berpisah secara baik-baik dan masih menjalin hubungan karna ada satu orang anak yang tak berdosa yang telah menjadi tanggung jawab mereka.

"Akkkhhhhh!!! Kenapa hidup gue jadi kayak gini? Maafin gue Alvin harusnya gue gak pernah mengkhianati lo. Harusnya sekarang gue yang bahagia sama lo, bukan wanita itu"

Alice menatap nanar pantulan dirinya sendiri di cermin, menyesali takdirnya yang tak seindah paras cantiknya.