Jendral yang membawa kemenangan dalam perang, satu-satunya sword master kekaisaran itulah Duke Killian Fredrick, .
Namun, satu hal yang membuat dirinya gemetar. Hal yang tidak terjadi bahkan dalam perang berdarah sekalipun.
"Frederic, sudah saatnya mengakhiri segalanya." Itulah yang diucapkan Duchess Grisela Fredrik.
Tangan Killian mengepal, pernikahan yang terjadi di usia 9 tahun saat dirinya sakit-sakitan dan tidak memiliki kekuasaan di keluarganya. Dan sekarang setelah keadaan baik-baik saja, perceraian?
"Apa kamu fikir dapat keluar dari kekaisaran dengan mudah? Bukankah kamu berjanji untuk menemaniku selama-lamanya." Tanya Killian.
Hal yang membuat Grisela menarik tangannya. Wanita yang benar-benar mengetahui dirinya tidak akan hidup dalam waktu lama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pencurian?
Anak berusia 10 tahun yang pada akhirnya memasuki kereta kuda. Melaju meninggalkan wilayah Utara yang dingin.
Putra mahkota menatap ke arah salju dari jendela kereta kudanya. Terdiam sesaat kemudian tersenyum. Entah kenapa menyenangkan dekat dengan seseorang yang tidak mengekor padanya.
"Apa daerah Utara memang selalu sedingin ini?" Tanyanya.
"Apa yang mulia berteman baik dengan Duke muda?" Sang ajudan kaisar balik bertanya tanpa menjawab.
"Tidak! Aku tidak begitu dekat dengannya." Dusta putra mahkota.
Tapi, kalimat yang begitu aneh didapatkan olehnya."Syukurlah, sebaiknya yang mulia tidak begitu dekat dengan Duke muda Fredrick."
"Kenapa? Bukannya keuntungan bagi ku jika dekat dan berteman dengannya?" Tanya putra mahkota tidak mengerti.
"Bukan seperti itu cara untuk mempertahankan kekuasaan. Duke muda akan meninggal sebelum mencapai usia dewasa. Karena itu yang mulia harus lebih dekat dengan Duchess (Matilda) yang mungkin akan melahirkan penerus berikutnya. Agar saat menjadi kaisar nanti dapat memperkokoh posisi anda." Jawab sang ajudan terdengar begitu tenang.
"Apa maksudmu dengan kematian? Kamu membicarakan kematian bangsawan berpangkat tinggi seperti kematian budak. Mereka tidak akan mati! Aku mendengar sendiri bagaimana Duchess berencana meracuni Duke muda, agar tidak bertahan hingga musim berikutnya. Aku akan melaporkan ini pada kaisar!" Ucap putra mahkota emosional.
"Jadi dipercepat? Kaisar sudah memperkirakan nya, Duchess Fredrick akan mencari kesempatan saat Duke tengah pergi berperang." Sang ajudan menghela napas kasar.
"Apa maksudmu! Putar balik keretanya!" Bentak putra mahkota.
"Mana yang tidak stabil, menyebabkan kasus kematian 100%. Jadi dapat dipastikan tidak ada pengidapnya yang akan bertahan hingga usia dewasa. Meskipun kita kembali sekarang, tidak akan ada yang terjadi." Sang ajudan menghela napas, menatap ke arah putra mahkota yang menunduk meneteskan air matanya.
"Tapi, aku sudah berjanji pada Grisela, akan melaporkan Duchess pada ayah." Ucapnya, jemari tangannya mengepal. Tidak tahu harus bagaimana, kematian Killian, itu juga artinya kematian Grisela. Dua teman barunya akan tiada?
"Yang mulia, mempertahankan kekuasaan adalah hal yang terpenting. Jika mereka bertahan hidup, maka mereka dapat menjadi sekutu anda. Tapi jika mereka berakhir mati, anda hanya harus memberikan penghormatan terakhir pada mereka. Karena... itulah bayaran dari duduk di tahta tertinggi." Ucap sang ajudan kaisar.
"Killian... Grisela..." Jemari tangannya mengepal tidak dapat menempati janjinya.
***
"Hadiah dari kaisar, sebaiknya disimpan sebagai pusaka keluarga Duke." Duchess tersenyum menadahkan tangannya.
"Itu milik Grisela!" Killian menghalangi.
Duchess menatap kesal padanya, perlahan wajahnya tersenyum. Lagipula anak ini cepat atau lambat akan mati.
"Duke muda, kamu perlu dididik dengan baik. Agar menjadi penerus yang sempurna." Ucap Duchess mengangkat menepuk-nepuk pipi Killian menggunakan kipas yang tertutup.
"Butler! Bawa Killian ke ruangan ku. Bawakan juga rotan untuk mendidiknya dengan benar." Duchess tersenyum kala sang butler membawa Killian.
"Tunggu! Ini gelangnya. Jangan hukum Killian!" Ucap Grisela, jemari tangannya gemetar. Ini adalah bekal hidupnya setelah bercerai saat dewasa nanti. Kenapa malah jadi menyerahkan pada Duchess? Tapi bagaimana dengan Killian?
"Karena kamu melakukan hal yang baik, hukuman Killian akan sedikit diperingan." Matilda tersenyum, meraih gelang yang dititipkan kaisar. Hadiah rasa terimakasih sudah menyelamatkan putra mahkota.
"Jangan! Duchess kembalikan! Itu milik Grisela!" Pinta Killian memberontak, tapi tentu saja tidak ada hasilnya.
Killian tetap diseret dan Grisela tidak dapat berbuat apapun. Bagaimana harus bersabar menghadapi situasi ini? Duchess benar-benar memanfaatkan kesempatan kala Duke pergi berperang menjaga perbatasan.
Apa kematian Killian yang seharusnya tidak terjadi, menjadi terjadi karena dirinya? Itu karena dirinya dan Killian saling menjaga. Duchess mempercepat rencananya, bukan memberikan dosis yang terendah lagi pada makanan. Tapi ingin membunuhnya sesegera mungkin.
Sedangkan Ivone tersenyum melangkah melewatinya."Kamarmu akan segera menjadi milikku." Ucapnya.
***
Tidak tenang sama sekali, pintu kamarnya terbuka perlahan tanpa ada orang yang mengetuk. Malam sudah larut, terlihat anak laki-laki itu melangkah sembari berusaha tersenyum."Maaf, Duchess merebut gelang mu."
Killian melangkah terhuyung, luka lecet terlihat di area belakang kakinya. Duchess memang membencinya, tapi tidak akan berani melukai Killian. Tapi apa sekarang? Segalanya bagaikan dipercepat.
Grisela bergerak cepat. Kala Killian hampir roboh ke lantai, Grisela memeluknya, dua orang anak yang berdiri. Tangisan Grisela terdengar perlahan.
"Kamu cengeng." Keluh Killian.
"Memang kamu tidak cengeng?" Grisela menjawab.
Tidak ada kata kala semuanya terjadi. Hanya keheningan dari orang pertama yang benar-benar mencemaskannya. Grisela menangis untuknya? Tidak ada yang dapat diucapkan Killian.
Walaupun kakinya perih tapi ini terasa benar-benar hangat. Perlahan Killian ikut menangis, dirinya terisak, hanya dapat seperti ini di hadapan Grisela."Sakit..." ucapnya.
Dua orang anak yang menangis bersama-sama. Ingat! Usia mereka baru 9 tahun. Walaupun Grisela memiliki ingatan dari kehidupannya yang lalu, tapi tetap saja dirinya masih seemosional anak berusia 9 tahun pada umumnya.
***
Mengobati luka Killian tanpa memanggil dokter keluarga. Tidak ada yang dapat mereka percaya dan andalkan di rumah ini, kecuali diri sendiri. Hingga perban telah selesai dipasang.
"Aku ingin pergi dari wilayah Utara yang dingin ini." Gumam Killian.
"Ini adalah kastil Duke, milik leluhur mu, juga akan menjadi memilikimu." Grisela memberi semangat.
"Terkadang jika lahir kembali aku ingin menjadi anak dari rakyat biasa yang sehat. Pergi ke hutan untuk memetik buah, kemudian memakannya, berbaring di atas rumput yang basah. Mungkin sebaiknya, aku menyerah saja, di kehidupan kali ini..." Ucap Killian tersenyum pada Grisela, tapi raut wajahnya menunjukkan kesedihan.
Tangan Grisela terulur, menangkup kedua pipi Killian. Membuat sang anak laki-laki menatap padanya.
"Apa kamu ingin berpisah denganku? Jika kamu mati, maka aku juga akan mati. Kita tidak akan pernah bertemu lagi. Kamu muak padaku? Kamu membenciku? Tidak ingin melindungiku?" Tanya Grisela.
"Aku tidak dapat berbuat apapun untukmu." Jawab Killian berusaha tetap tersenyum, merasa bersalah.
Grisela mengangkat sebelah alisnya. Wajahnya tersenyum picik."Killian bisa kamu mengambil gelang yang direbut Duchess?" tanyanya mengingat nilai gelang yang dapat dijadikan bekal kala perceraian nanti.
Killian menggeleng, kemudian berucap."Gelang itu ada di ruang pusaka keluarga. Yang aku tahu, tidak ada sihir, kekuatan iblis, maupun kekuatan suci yang dapat menembusnya."
"Jadi?" Grisela menelan ludah.
"Cuma bisa diambil secara manual." Jawaban dari Killian, bagaikan sambaran petir bagi Grisela.
"Maaf..." Killian tertunduk, terlihat kecewa dengan dirinya sendiri.
"Tidak perlu minta maaf. Yang terpenting Killian tetap dapat sehat, dan tumbuh bersamaku. Saat kamu dewasa nanti, jadilah orang yang keren. Kita taklukkan Duchess bersama-sama..." Ucap Grisela begitu keren tapi dalam hati tidak yakin.
"Grisela harus selalu ada bersamaku." Killian tersenyum padanya.
Sedangkan apa yang ada dalam benak Grisela? Tentu saja menyusup ke dalam ruangan pusaka keluarga. Dirinya harus kembali mendapatkan gelang itu.
Tapi mungkin sesuatu yang lebih berharga dari gelang akan didapatkannya. Sesuatu yang tidak akan disadarinya, dasar dari semua yang terjadi.
makanya killian menghancurkan istana kerajaan.
lugunya annete sampai tdk mengetahui adiknya sendiri serakah sejak kecil dari pertama muncul digubuk bertemu grisella dan killian