Update setiap hari.
Celine dituduh membunuh Ny. Lyn. Jason menyiksa Celine dengan sangat kejam. Akan tetapi sebuah bukti menyatakan Celine tidak bersalah. Perlahan rasa cinta di hati Jason mulai muncul.
Tetapi satu persatu masalah mulai muncul setelah mereka berdua memutuskan untuk menikah. Di saat Jason sudah cinta mati dengan Celine. Pria di masa lalu Celine muncul dan mengagalkan semua rencana yang sudah mereka buat.
Akankah hubungan Celine dan Jason berhasil sampai tahap pernikahan? Apakah Celine tetap memilih Jason dibandingkan pria di masa lalunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sisca Nasty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 20 Rencana Kedua
Celine berdiri di depan barisan tas branded dengan senyuman yang licik di wajahnya. Jason membawanya ke tokoh barang bermerk yang ada di salah satu mall terbesar di kota Sisilia. Dari cara wanita itu memandang satu persatu barang di depannya sudah membuat Ben curiga. Pengawal setia Jason itu berulang kali melirik tajam ke arah Celine. Namun Celine sama sekali tidak takut. Berjuang atau menyerah. Itulah prinsip dia sekarang.
"Nona, ini merupakan tas keluaran terbaru di toko kami. Hanya ada satu warna putihnya." Pelayan toko tas itu menawarkan barang terbaru di toko mereka. Celine memegang tas itu dan mengusapnya dengan penuh penghayatan. Dia mengembalikan tas itu kepada karyawan toko.
"Bungkus!" ucap Celine. Dia melangkah maju dengan satu tangan di pinggang kiri. "Merah, biru, kuning, hitam. Bungkus semua."
"Baik, Nona."
Ben memijat pangkal hidungnya. Pria itu terlihat berat sekali saat menyerahkan kartu berwarna hitam tersebut kepada kasir di toko tas. Sedangkan Jason hanya duduk santai di sofa sambil memandang tingkah laku Celine. Pria itu terlihat tidak peduli dengan uangnya yang terkuras habis dalam waktu satu hari.
Celine berdiri di depan Jason. "Aku mau beli sepatu." Wanita itu melanjutkan langkah kakinya. Dia menuju ke toko sepatu bermerk yang letaknya tidak terlalu jauh dari toko tas.
Ben muncul dengan senyuman penuh arti. "Bos, anda yakin?"
"Apa aku langsung jatuh miskin setelah membayar tas itu?" tanya Jason dengan tenang.
Ben langsung terdiam. Pria itu mengatur napasnya sebelum mengikuti Jason dari belakang. Mereka sama-sama masuk ke toko sepatu yang sudah ada Celine di dalamnya.
Celine duduk manis di kursi. Karyawan toko membantunya memilih sepatu yang sesuai dengan ukuran kaki Celine. Wanita itu diam sejenak. Dia merasa seperti pernah ada di posisi itu. Celine menggelengkan kepalanya lalu memukul kepalanya sendiri. Dia benar-benar frustasi dibuat amnesianya sendiri. Celine ingin mengingat kehidupannya di masa lalu.
"Apa yang kau lakukan?" Jason memegang tangan Celine saat melihat wanita itu memukul kepalanya sendiri.
Celine berdiri dan memandang Jason dengan senyuman penuh arti. Dia merapikan dasi Jason dengan tatapan begitu menggoda. "Apa aku boleh membeli apapun yang aku inginkan?"
Jason memalingkan wajahnya. Ternyata pria itu mulai tidak sanggup memandang wajah Celine dari jarak yang paling dekat seperti ini. Debaran jantungnya semakin tidak karuan. Dia takut Celine tahu kalau kini pria itu sudah sangat tergila-gila padanya.
"Kau bisa membeli barang apapun yang kau suka," jawab Jason dengan santai.
Celine mengangguk. Dia menyerahkan sepatu itu kepada Jason. "Pakaikan." Wanita itu kembali duduk. Dia menyilangkan kakinya yang kini tidak lagi memakai sepatu.
Ben terlihat protes. Dia tidak suka Jason di atur seperti itu. Dia itu bos mereka. Pria tangguh yang selalu disegani oleh bawahannya. Bagaimana mungkin kini pria itu akan berlutut di depan seorang wanita hanya untuk memakaikan sepatunya?
Jason tidak memberi respon apapun. Dia segera berlutut di depan Celine untuk memakaikan sepatu itu di kaki wanita itu. Perlahan tangannya memegang kaki Celine yang mulus dan sangat menggoda. Saat ingin memasukkan sepatunya, Celine segera menarik kakinya dan berdiri.
"Lupakan." Wanita itu melangkah ke arah rak yang berisi koleksi sepatu barang terbaru. Dia memakai kembali sepatunya yang sempat terlepas. "Aku mau semuanya." Setelah memberi perintah, wanita itu pergi meninggalkan toko tersebut.
Ben memandang Jason dengan wajah tidak percaya. Dia tidak menyangka jika Jason mau menuruti permintaan Celine hingga seperti itu. Jason seperti tidak lagi peduli dengan harga diri yang kini dia miliki.
Dibluar toko, Celine berjalan dengan wajah sedih. Wanita itu berusaha mengatur napasnya agar kembali tenang. "Apa aku sudah sangat keterlaluan? Kenapa juga dia mau menuruti permintaanku? Kenapa dia tidak marah? Di mana wajahnya yang sok hebat itu?"
Celine berhenti saat dia merasa Jason tidak ada lagi dibelakangnya. Wanita itu melipat kedua tangannya di depan dada. Kedua matanya menyipit tajam. "Sepertinya aku sudah salah sangka. Dia tidak sepatuh itu ternyata. Lihatlah sekarang, kemana mereka pergi? Mereka meninggalkanku sendirian di mall ini?"
Celine melangkah maju menuju ke arah lift. Dia ingin turun ke bawah dan pulang saja. Kakinya juga sudah mulai terasa pegal. Hari ini dia juga sudah banyak membeli baju, tas dan sepatu. Celine tidak lagi mau memilih. Suasana hatinya sudah menjadi buruk.
Saat pintu lift kembali terbuka, Celine segera keluar dengan langkah yang sangat gusar. Dia bertekad untuk pulang dengan taksi saja. Setibanya di rumah nanti, dia akan menjadikan masalah sepele ini menjadi masalah besar. Tentunya dia harus memiliki alasan untuk membuat Jason emosi. Kesempatan ini akan dimanfaatkan Celine dengan sebaik mungkin.
Celine menghentikan langkah kakinya dan memandang ke depan. Dia melihat segerombolan orang bersenjata sedang mengejar seorang pria brandal. Celine melebarkan kedua matanya. Wanita itu bingung harus bagaimana sekarang? Hanya melihat senjata api itu saja sudah membuat napasnya terasa sesak. Dia tidak lagi mampu menggerakkan kedua kakinya untuk kabur sepeda apa yang dilakukan semua orang yang ada di mall itu.
"Berhenti!" teriak salah satu pria bersenjata.
DUARR
Dia mengeluarkan satu tembakan untuk mengancam berandal yang berupaya kabur darinya. Celine merasa sakit. Dadanya terasa sesak. Kepalanya pusing. Suara tembakan itu seperti mengingatkannya pada seseorang. Tapi siapa?
Saat berandal itu hampir dekat dengan Celine, Jason menarik pinggang Celine dan segera memeluknya. Ben menangkap berandal itu hanya dengan satu genggaman tangannya. Gerombolan pria bersenjata itu menunduk hormat di depan Ben.
"Terima kasih, Bos. Maaf sudah mengganggu anda."
Ben melempar berandal itu ke arah pria di depannya. Dia memberi kode kepada mereka semua agar segera pergi. Sepertinya gerombolan pria bersenjata itu merupakan anak buah Ben. Mereka terlihat menunduk patuh di depan Ben. Bahkan seperti ketakutan saat melihat Jason.
Celine hanya diam saat tubuhnya ada di dalam pelukan Jason. Wanita itu berubah menjadi pendiam. Jason menunduk untuk memeriksa keadaan Celine. "Apa kau baik-baik saja?"
Celine melangkah mundur. Tubuhnya terlihat sempoyongan karena Celine kesulitan untuk menenangkan pikirannya. Dia tidak tahu kenapa reaksi tubuhnya bisa sampai separah ini saat mendengar suara tembakan.
Jason segera menggendong Celine. "Kita pulang sekarang. Jika kau ingin belanja lagi, kita lanjutkan besok saja. Sepertinya kau kelelahan."
Celine memejamkan matanya. Kepalanya bersandar di dada bidang Jason. "Jason ...." Celine mengeluarkan suara yang begitu lembut dan lemah.
"Ya," jawab Jason singkat.
"Aku takut."
Jason diam sejenak. Pria itu tetap melangkah dengan tenang menuju ke parkiran. "Aku akan selalu menjagamu. Kau tidak perlu takut lagi, Celine. Tidak akan ada yang berani mencelakaimu."
Kata-kata Jason seperti sebuah vonis yang membuat hati Celine jauh lebih tenang. Wanita itu kembali diam. Dia berusaha mengatur napasnya agar kembali tenang. Wanita itu tidak lagi peduli dengan rencananya yang gagal. Kini pikirannya benar-benar tidak bisa tenang. Dia hanya butuh pulang untuk istirahat. Soal Jason, akan dia pikirkan lagi nanti.
aduh helena kenapa malah nemuin robert sih.....
cinta yg berubah jd obsesi
mngkin benar ada baiknya aberzio n jason bekerja sama kesampingkan ego dulu biar bis amengalahkan si robert yg psiko itu
dan karena musuh itu juga hidup kalian jadi makin terasa lebih hidup dan berwarna gak monoton n flat tugitu ajah..
mau juga donk shoping tanpa melihat harga n beli semua yg disuka🤣🤣🤣
aberzio pasti akan melindungi istrinya
percayalah aberziomu sangat bisa diandalkan
eyh ato itu trik musuh yang sebenarnya udah ngintai helena diam diam..🤔
mudah²an hanya kebetulan
penuh misteri ini....
aku masih penasaran sm sosok siapa yg berniat membunuh helena dulu sampe sekarang
beda sama aberzio dia malah jatuh cinta saat helena menjalankan misi...n sll melindunginya diam² setiap ada misi untuk helena
mudah² segera dikasih anak kedua ya helena n aberzio