Kejadian tidak di inginkan terjadi, membuat Gus Ikram terpaksa harus menikahi seorang gadis yang sama sekali tidak di kenal olehnya. "Kita menikah, jadi istri rahasia saya " Deg ... Ramiah sungguh terkejut mendengar perkataan pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32
*Flashback ..
"Acara syukuran nya di adakan Minggu depan? Bagaimana bi?" Tanya Gus Ikram pada Kyai Arham.
"Bagaimana dengan jadwal kamu? Apa tidak berbenturan? Abi ingin kamu kosong satu hari, karena acara nanti ada beberapa kyai yang akan datang ke pondok pesantren ini."
Gus Ikram menganggukkan kepalanya, sudah di lihat dan di perkirakan kalau jadwal nya tidak berbenturan sama sekali. Bahkan Gus Ikram sudah mengosongkan satu hari itu memang khusus untuk mengadakan acara tasyakuran.
Acara yang memang di adakan setiap setahun sekali, dan hal itu di lakukan karena rasa syukur kyai Arham atas dirinya yang bisa mendirikan pondok pesantren..
Kyai Arham mengangguk. "Baiklah, kalau begitu, kita akan buat acaranya seminggu lagi. Dan saya minta kepada para ustadz dan ustadzah membantu saya dalam menyiapkan acara nanti."
Semuanya mengangguk, lalu mereka membicarakan rangkaian acara yang akan diadakan nanti..
Namun tiba-tiba dari arah pintu ruangan tersebut, Bu Ratna muncul di sana.
Semuanya terkejut apa lagi saat Bu Ratna memanggil Gus Ikram.
"Maaf Gus saya mengganggu, ta--tapi, ini keadaannya gawat Gus, Ramiah sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja."
Mendengar nama sang istri rahasia di sebut, Gus Ikram langsung bangkit dari duduknya. Jantungnya sudah berdebar sangat kencang.
"Ramiah kenapa?" Tanya Gus Ikram.
"Ramiah jatuh,"
Deg
Tanpa kata, Gus Ikram langsung berlari pergi dari sana, Bu Ratna juga mengikuti Gus Ikram
Sedangkan kyai Arham, terpaku melihat kepergian anaknya itu.
Flashback off..
*
Zahra langsung mengikuti Abangnya yang menuju entah kemana itu, sungguh ia penasaran sekali, dan ingin memastikan sesuatu..
Zahra bisa melihat mobil Abangnya itu berhenti di sebuah klinik terdekat dari pondok pesantren, dan dirinya langsung agak menjaga jarak agar Abangnya tidak tau kalau Zahra mengikutinya..
Tepat, saat mobil Abangnya berhenti, dan tidak lama Gus Ikram turun, dan Zahra bisa melihat Abangnya yang lagi-lagi menggendong Ramiah. Rasa penasaran semakin timbul di dalam dirinya. Gus Ikram langsung membawa Ramiah masuk ke dalam klinik tersebut.
Zahra pun langsung mengikuti langkah kaki sang Abang, melihat mengendap-endap, sambil terus melihat interaksi antara sang Abang dengan seorang perempuan yang mengenakan jas dokter.
"Dokter, tolong lakukan apa saja, saya mohon, selamat kan anak saya dan istri saya."
Deg
Zahra terkejut mendengarnya, matanya terbelalak, sampai mulutnya di bekap karena terlalu syok mendengar perkataan Abangnya.
"Saya akan melakukannya, bapak silahkan tunggu di sini saja,"
Gus Ikram terpaksa menunggu di depan sana, tak mengucapkan apa-apa, tapi terus bergerak gelisah di sana.
Zahra yang sudah tidak mau sembunyi - sembunyi lagi langsung menghampiri Abangnya
"Bang "
Gus Ikram mendongak, matanya bersibubruk dengan kedua mata sang adik.
"Ara...."
"Bang, bisa jelasin apa yang baru saja Ara dengar? Enggak mungkin telinga Ara salah dengar. Araa dengar semuanya, dan apa maksud Abang? Apa benar mbak Ramiah istri mas? Dan anak yang di kandung mbak Ramiah.."
Zahra tak melanjutkan perkataannya, tiba-tiba lidahnya terasa kelu.
Gus Ikram meneguk ludahnya susah payah, tidak pernah menyangka kalau rahasia nya akan terbongkar seperti ini.. Ya memang dirinya ingin memberitahu kan semuanya, tapi tidak dengan cara seperti ini...
Kalau sudah seperti ini ia harus bagaimana?
*
Via sungguh ketakutan, bahkan keringat dingin terus mengucur deras di keningnya. Membayangkan bagaimana Ramiah yang habis di perlakukan olehnya, dan suaminya datang, sungguh Via takut sekali.. Terlebih ada saksi yang melihat secara langsung kekejaman Via pada Ramiah tadi.
Via menggigit bibir bawahnya dengan kuat, menahan rasa ketakutan yang terus menghantuinya semenjak tadi. Ia harus mengatakan apa coba nanti saat suaminya bertanya?
Via takut, dirinya takut di penjara.
Drrt drtt drttt
Ponsel yang ada di dalam genggaman nya bergetar, Via terlonjak kaget, hampir saja membanting ponsel miliknya itu.
Namun, saat matanya menatap ke arah layar ponsel itu, Via buru-buru menjawab panggilan masuk itu.
"Ya halo?"
"Udah kayak presiden aja lo susah banget di hubungi" gerutu orang di seberang sana.
Via mendecak kan lidah nya tak suka. "Saya sibuk, enggak ada waktu buat angkat telpon dari kamu. Baru beberapa hari aja."
"Ya gue tau. Jam sepuluh kurirnya bakalan datang lagi, lo bisa langsung ambil tuh barang."
Mendengar itu, kedua sudut bibir Via tertarik ke atas menciptakan sebuah senyuman. "Yang bener? Mirip kan? Saya enggak mau kalau sampai di curigai. Itu aja nenek tua udah minum obat beneran, dan banyak perubahan di diri nenek tua. Ck, kamu sih lama banget.."
"Kerjaan gue juga banyak Via. Lo juga payah, udah beberapa hari enggak jawab panggilan dari gue."
"Saya kan sudah bilang kalau saya sibuk."
"Iya terus saja seperti itu, kalau tiba-tiba kurirnya datang terus yang ngambil bukan lo bagaimana? Mau lo ketahuan?"
Via mendengus, "ya jangan sampai, jangan bodoh kali mangkanya. Ck, udahlah, kamu mau berapa juta?"
Di seberang sana, pria itu terkekeh, "enggak banyak, cuman lima puluh juta aja, gue juga mau gunain uang itu buat ganti uang gue yang ke pake beli obat yang lo mau."
Mata Via mendelik. "Gila aja, itu banyak, mana ada saya uang segitu." Kata Via.
"Lo pikir obatnya murah? Gue belinya aja payah, harus pake kepintaran juga beli obat kayak begitu. Nggak kayak lo yang bodoh." Kata pria di seberang sana.
Via mendelik beneran tidak terima di katai bodoh oleh pria itu. "Kamu--"
"Udah, cepet kirim, atau enggak video kemarin gue kirim ke nomor laki lo. Ck enggak tau kayak mana respon laki lo, pasti syok dan lo bakalan langsung di Ce.ra.i"
Nafas Via memburu, kepalanya langsung menggeleng kencang, dirinya tidak mau kalau sampai video itu tersebar, apa lagi suaminya yang melihatnya. Pasti kemungkinan terburuk terbesar akan di rasakan olehnya. Rumah tangganya benar-benar akan hancur. Dan tidak bisa di tolerir lagi oleh Gus Ikram.
Via terlalu cinta, dan tidak mau suaminya itu sampai menceraikannya. Ia tidak ingin kehilangan semuanya, termasuk harta Gus Ikram.
"Satu hari, gue kasih waktu, danlo harus segera transfer, gue enggak pernah main-main sama ucapan gue, dan gue akan langsung kirim video itu ke suami lo detik waktu yang gue tentuin habis."
"Ta--tapi, saya tidak bercanda, sa--saya benar-benar tidak punya uang segitu. Saya cuman ada dua puluh juta, nan-ti saya akan berikan lagi, tapi kamu kasih waktu seminggu ya." Via bermaksud bernegosiasi pada pria itu.
Di seberang sana, pria itu terkekeh sinis. Lalu tanpa mengatakan apa-apa, pria itu langsung memutuskan sambungan telepon itu secara sepihak.
"Halo!!"
"Halo!!!"
Via panik bukan main, karena takut pria itu akan merealisasikan ucapannya, bagaimana pun ia sangat tau betul bagaimana sifat pria itu.
Via berulangkali menghubungi nomor pria itu, namun sayang, nomornya sudah tidak aktif lagi. Bahkan sudah berulangkali Via mencoba menghubungi nomor yang lain, namun tetap sama, nomornya tidak aktif juga.
"Argh sialan!" Pekik Via frustasi sekali.
Ting
Tidak lama, ponselnya berdenting, dan Via langsung buru-buru melihat pesan yang baru saja masuk dari nomor yang tidak di kenalnya itu.
0878xxx
|Gue kasih waktu satu hari, dan lo harus transfer duitnya, gue enggak mau tau gimana caranya lo dapatin duitnya. Bukan urusan gue|
|Gue enggak pernah main-main sama ucapan gue, dan Lo tau kayak apa gue|
Tubuh Via langsung limbung membaca pesan itu, salah dirinya sendiri, karena sudah berurusan dengan pria gila seperti itu.
*
"Ja--di, Abang sama mbak Ramiah itu udah menikah?" Zahra syok mendengar pengakuan yang keluar dari mulut Abangnya itu. Kabar yang di berikan oleh Abangnya nyaris membuat jantungnya hampir merosot ke bawah. Apa lagi saat melihat bagaimana raut wajah khawatir sang Abang tadi, dan beliau menyebutkan dirinya sebagai suami Ramiah, sungguh Zahra terkejut bukan main.
Gus Ikram mengangguk, kalau sudah begini mau bagaimana lagi, tidak mungkin ia merahasiakannya lagi. Sudah kepalang ketahuan, dan mungkin setelah ini sang Abi, karena Abi-nya juga menjadi saksi bagaimana ia tiba-tiba pergi dari rapat penting tadi.
"Abang udah menikah dua bulan lebih, dan saat ini Ramiah sedang hamil anak abang. Kalau kamu tanya kenapa, jawabannya Abang belum bisa jelasin, karena ceritanya panjang banget. Dan Abang pertamanya terpaksa menikahi Ramiah, namun sekarang enggak." Kata Gus Ikram. Sebenarnya sudah lama dirinya ingin sekali jujur pada anggota keluarganya, karena Gus Ikram sudah tidak sanggup lagi menyembunyikan pernikahannya ini. Tapi apa boleh buat, ia juga sangat takut membuat kecewa keluarganya terlebih sang Abi.
Mata Zahra membulat mendengar pengakuan dari Abangnya itu.
...
Harap maklumi ya?? Kemarin masih lebaran, masih sibuk banget.. Insyaallah ini bakalan setiap hari up, kalau author sehat selalu.. Dan tidak ada kendala apapun.. ♥️
klo di depan....mendaftar....
itu yg saat ini dirasakan oleh kyai Arham dan gus e... 😏
tiap bab aq tambahin deh sesajinya...wkwkwk
tapi jangan cuma 1 episode 3 apa 2 biar gak nanggung bacanya