Sinopsis :
Seakan tak percaya pada hidup yang seolah khayalan. Baru semalam ia tertidur karena kelelahan dan sekarang ia berpindah jiwa ke masa lampau, Chu Wei memasuki tubuh seorang janda berusia 32 tahun yang namanya sama dengan nya, memiliki 3 anak laki-laki yang sudah dewasa. Beruntung di keajaiban masih ada keajaiban, DING! 9"Sistem Pasar, beli dengan harga murah, jual dengan harga mahal" setidaknya ada sistem yang bisa membantu nya dari kelaparan.
"Ibu mertua saya sangat misterius sekarang, dia selalu mengeluarkan barang-barang secara misterius. Mengapa selalu mengumpulkan sayuran? Darimana uangnya itu datang? Namun saya tidak berani bertanya, asalkan ada makanan untuk di makan, itu sudah cukup."
Note : Update Minimal 1 Perhari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RAS( BY.AR), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Darah tersebut berasal dari banyak bangkai burung pagar dan beberapa burung yang tidak sejenis lainnya.
Man Yue dan Wu Hua Ning tercengang, Chu Wei sudah merasa memang ada yang tidak beres. Semalam suara serigala begitu nyaring di halaman rumah nya. Dan suara lemparan juga ia mendengar nya, ia tak berpikir panjang lagi sebelum orang-orang melihat nya ia cepat mengambil burung-burung itu. Toh itu daging yang dapat di makan.
"Man Yue, tutup darah dengan tanah atau jerami. Jangan sampai orang lain melihat nya"
Man Yue. "Baik Bu"
"Wu Hua Ning, bangunkan Gu Zhi. Suruh dia bersihkan beberapa burung ini lalu buatlah sup, kita bisa memakan nya untuk sarapan."
Wu Hua Ning. "Baik Bu"
Untung nya tidak ada yang melihat, hari ini mereka sarapan sup burung pagar dengan campuran rebung dan kimchi lalu panekuk dengan masing-masing mendapatkan dua panekuk.
"Bu, apakah benar burung pagar ini muncul secara misterius di halaman tadi pagi" Tanya Yuzi.
Chu Wei berdehem dan mengangguk. "Saya pikir ini ada berkaitan nya dengan serigala semalam, untuk malam ini terus berwaspada lah. "
Semua nya meneguk ludah nya masing-masing,mereka memang mendengar suara auman serigala semalam. Begitu nyaring dan terasa dekat."Baik Bu"
"Daging burung pagar ini cukup banyak, Gu Zhi bawalah tiga ekor untuk mertua mu"
"Baik Bu"
Hari ini Wu Hua Ning pulang ke rumah orang tua nya bersama Gu Zhi, mereka membawa banyak bawaan.
"Desa Jangyong berjarak cukup jauh dari desa Xianhe. Menginap lah jika kalian tidak sempat pulang, naiklah kendaraan jangan biarkan istrimu berjalan jauh. "
Chu Wei memberikan seratus koin tembaga kepada Gu Zhi, itu lebih dari cukup untuk transportasi.
"Bu, seratus koin terlalu banyak"
"Terimalah, kamu laki-laki juga harus memiliki pegangan. Terlebih bayi mu akan segera lahir, beli lah beberapa kain untuk pakaian anak mu kelak."
Gu Zhi dan Wu Hua Ning terharu, Ibu mertuanya bisa begitu baik. Mereka berpamitan lalu pergi menaiki gerobak lembu paman Samo, di perjalanan beberapa kakak ipar juga menaiki kereta lembu.
"Kemana Gu Zhi anak Zhi Niang? Kemana kamu akan pergi? " Tanya Kakak Ipar Xu
Gu Zhi tidak berniat menutupi nya. "Saya pergi mengantar istri saya ke rumah Ibu mertua saya di desa Jangyong"
"Desa Jangyong? Itu jauh sekali! "
Beberapa kakak ipar melirik keranjang punggung besar yang di bawa Gu Zhi, keranjang itu di tutupi oleh kain.
"Kamu membawa banyak barang, apa itu? "
"Saya hanya membawa beberapa rebung untuk di antarkan"
"Itu kelihatan sangat banyak berapa banyak yang akan kamu beri? "
"Itu.. 100 kati"
Gu Zhi gelisah, para kakak ipar ini terus bertanya kepadanya. Ia tidak bisa berbohong, namun jika ia terus menjawab ia takut membuat masalah untuk Ibu nya.
"Astaga, 100 kati? Apakah kamu membawa nya secara diam-diam dari Ibu mu? "
Para kakak ipar jelas terkejut, seratus kati sangat banyak dan mereka pikir Zhi Niang tidak memiliki hati begitu baik sehingga memberikan sebanyak itu kepada keluarga menantu nya.
"I.. itu... "
Wu Hua Ning memegang tangan Gu Zhi. Lalu mewakili nya menjawab."Ibu mertua saya sangat baik, dia memberikan seratus kati rebung kepada keluarga saya yang kelaparan. Saya pikir dia begitu baik dan murah hati"
Para kakak ipar tidak bertanya lagi, setelah mengetahui ini dapat di prediksi kan bahwa ini akan menjadi omongan hangat di desa.
Hari sudah sore, Gu Zhi dan Wu Hua Ning dua kali menaiki kereta lembu setelah itu sampai di desa Jangyong. Mereka berjalan menuju rumah orang tua Wu Hua Ning, rumah jerami yang sama reot nya dengan rumah Chu Wei. Mereka mendekat dan melihat seorang wanita tua sedang duduk di halaman sedang menjahit sepatu jerami.
"Ibu! " Sapa Wu Hua Ning.
Marga orang tua Wu Hua Ning adalah Wu, Ibu Wu Hua Ning di sebut Nyonya Wu dan Ayahnya Tuan Wu dan adik laki-laki nya bernama Wu Hucai.
Nyonya Wu berhenti menjahit, ia seperti mendengar suara anak nya. Ia mendongak dan melihat itu adalah anak perempuan pertama nya, ia dengan berdiri dengan perasaan senang dan berlari menuju anak nya.
Keributan kecil itu membuat Tuan Wu dan Wu Hucai keluar dari dalam rumah, mereka baru saja membersihkan diri setelah dari ladang.
"Putriku! "
"Kakak! "
"Nak akhirnya kau pulang, Ibu sangat merindukan mu"
"Aku juga merindukan mu Kak! "
Mereka berpelukan keluarga sebentar. Gu Zhi meletakkan keranjang punggung yang begitu besar nya di tanah, setelah itu ia memeluk Ayah mertua nya sebagai salam laki-laki.
"Menantu laki-laki, kamu sudah lama tidak berkunjung. Apakah itu karena Ibu mu melarang kalian? "
Tanya Tuan Wu.
Wu Hua Ning menjawab. "Tidak seperti itu, beberapa waktu ini terjadi kekeringan dan kami cukup kesulitan. Saya tidak bisa pergi ke rumah Ibu saya untuk menambah beban nya mengisi perut. "
"Apa yang kamu katakan, Aku adalah Ibu mu. Meskipun aku tidak makan aku tidak akan membiarkan anak ku kelaparan"
Wu Hua Ning tersenyum, Ibu nya memang selalu baik dan penyayang.
"Kak, apakah Ibu mertua mu menindas mu lagi? Katakan pada kami, kami akan selalu mendukung mu"
Mereka tahu suami Wu Hua Ning memperlakukan nya dengan baik, namun Ibu mertua nya tidak menyukai Wu Hua Ning. Mereka selalu takut Ibu mertua nya menindas Wu Hua Ning.
"Kalian tenang saja, Ibu mertua ku sekarang sangat baik. Dia memerintah kan saya membawa banyak barang ke sini."
Gu Zhi membuka kain penutup itu.
"Ibu mertua saya mendapat kan banyak rebung, dia memerintah kan saya membawa seratus kati. Lalu dua puluh kati biji millet dan lima kati daging babi. Ada juga tiga burung pagar yang baru mati pagi tadi"
Mereka tercengang, apakah itu seratus kati rebung? dan masih ada dua puluh kati millet, lalu daging? Apakah mereka mendengar omong kosong?
Tuan Wu melihat memang ada banyak yang di sebutkan putrinya. Ia melirik sekitar dan bernapas lega.
"Ayo masuk dan bicarakan di dalam"
Ia takut akan ada yang melihat nya dan menyebar berita ia memiliki banyak makanan. Itu akan mengundang pencuri masuk.
"Ibu mertua mu benar-benar tidak marah kamu membawa sebanyak ini? "
Wu Hua Ning menggeleng. "Ibu mertua saya memberikan nya, ia bilang agar Ayah dan Ibu tidak khawatir kepada saya. Karena kehidupan kami sudah mulai stabil."
Tuan Wu dan Nyonya Wu sangat senang putrinya memiliki kehidupan yang baik. Mereka memasak daging burung pagar dan rebung untuk makan malam ini.
terus lanjut update nya thorr
semangat terus ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat terus ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat yah