NovelToon NovelToon
Kumpulan Cerpen Remaja

Kumpulan Cerpen Remaja

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Aliansi Pernikahan / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Harefa

Seosen 1
Ini cerita kisah kasih Remaja saat masa - masa sekolah.
Setiap Bab yang memiliki judul, itu berarti sudah kisah yang berbeda dengan yang sebelumnya.

Seosen 2
Yang berceritakan kehidupan setelah jenjang sekolah, bisa perkantoran dan pernikahan.

Bisa di lihat dari judul- judulnya di dalam daftar bab.
Dalam seosen ke 2 mungkin bukan cerpen, bisa jadi novel pendek.

Selamat menikmati kisa cinta romantis saat duduk di bangku sekolah dan juga kisah lainnya.

Jangan lupa like, comment dan subribe ya reader.. 🥰🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 32

"Ri.. Siapa sih nama murid baru yang satu kelas denganmu itu?" Tanya Tuti. Sore ini dia datang kerumahku, kami mulai be-ghibah.

"Andreas" Jawabku simple sambil membolak balik buku.

"Ooo.. Iya, Andreas, aku lihat dia beberapa hari ini agak lain."

"Lain gimana? Kamu memperhatikannya..? Jangan- jangan kamu suka..?"

"Hei.. Kamu ini, apa- apaan sih? Pikirannya aneh aja."

"Lho.. Kok aneh..? Apa yang aku omongin itu tidak salah."

"Sebenarnya, dia itu cocok sama kamu loh Ri.."

"Oya.." Jawabku dengan senyum mengejek, sakit hatiku masih ada.

"Hei, Ri.. Aku serius tau.. Dia akhir- akhir ini seperti banyak termenung dan tidak bersemangat aku lihat..."

Tiba- tiba bunyi ponselku mengganggu pembicaraan kami.

"Hallo mir.." Sapaku

"Hallo juga, oya Ri.. Datang besok ya di acara ulang tahunku, di adakan di rumah."

"Wokeeh.."

"Awas kalau tidak datang.."

"Ya.. Ya.. Ya.."

"Kalau kamu ketemu Tuti, tolong kasih tau ya, soalnya aku hubungi nomornya tidak nyambung."

"Dia ada di sini, bersamaku."

"Kalau begitu, kasih tahu saja ya.."

"Wokeh.."

"Ada apa Ri..?"

"Mira, dia ngundang kita ke ulang tahunnya besok."

"Barengan pergi besok ya.."

"Jemput aku"

"Baiklah.."

****

Suasana di rumah Mira cukup meriah. Ketika acara dansa bersama, tiba- tiba Boby mendekati aku.

"Ri, aku ada hadiah loh buat kamu."

"Aku..? Aku kan lagi tidak berulang tahun."

"Emangnya hanya kepada yang ulang tahun saja, yang boleh di kasih hadiah." Ucapnya dengan sedikit menggoda.

"Memang sih, tidak juga..." aku membenarkan kata- katanya.

"Kalau gitu kamu mau kan..?" Dia menawarkan lagi.

"Trus.. Mana hadiahnya?" Membuat aku kembali penasaran.

"Ayo.. Kita ke taman belakang." Ajaknya

"Ngapain..?" Aku heran, kenapa harus kesana.

"Di sana aku kasih hadiahnya."

"Oh.. Oke." Aku tidak menaruh curiga, karena aku merasa dia teman sekolahku juga.

Kami berjalan ketaman belakang, dia memegang tanganku, agar tidak jatuh, karena menuju kesana sedikit gelap.

"Mana hadiahnya? Ini kita sudah terlalu jauh." Aku seperti merasa mulai curiga.

"Ayok, ikut saja."

"Kamu kok mau kasih hadiah di tempat gelap begini sih..? Emangnya hadiah apa?" Aku penasaran dengan maksud dari hadiah yang dia sebut.

"Kalau di tempat yang terang, nanti di lihat sama orang." Dalih nya.

"Emang hadiah apa? Sampai tidak boleh di lihat orang lain." Aku mulai curiga.

"Mmm.. Hadiah ini..!" Tiba- tiba Bobi memelukku dari belakang.

"Hei..! Gila kamu Bob, kamu pikir aku apaan hah..!? Lepaskan..!" Aku meronta- ronta, tapi dia semakin erat memelukku dan mulai beringas.

"Bob..! Kamu gila.. Lepaskan..! Lepaskan aku..! Tolong...! Tolong..!" Teriakku sekuat tenaga, tapi Bobi tidak perduli.

"Hei..! Lepaskan dia..!" Tiba- tiba ada suara yang mengejutkan kami, aku sedikit merasa lega. Sepertinya penolong sudah datang.

"Andreas...!" Aku langsung lari kebelakang Andreas ketika Bobi sudah mengendurkan pelukannya.

"Andreas, kamu jangan ikut campur..!" Bentak Bobi. "Kalau ingin selamat, berikan Nairi padaku."

"Enak saja kamu mau memperkosa pacarku.." Tentu saja Andrea tidak ingin memberikan Nairi, wanita yang dia cintai.

"Apa..?! Dia pacarmu..?" Ada keterkejutan di wajah Bobi, padahal dari kabar yang dia dengar, gadis ini lagi jomblo dan harus di rusak. Tugas yang dia terima.

"Ya..!"

"Aku tidak perduli."

Akhirnya terjadilah perkelahian di taman belakang antara Bobi dan Andreas. Dan di menangkan oleh Andreas.

Bobi dengan wajah memar dan berdarah, pergi meninggalkan tempat tersebut.

"Terima kasih Andreas, karena telah menyelamatkanku." Ucapku saat Bobi sudah tidak terlihat lagi.

"Hmm.. Tidak apa- apa, tapi maaf ya, tadi aku sempat bilang bahwa kamu pacarku." Dia sepertinya tidak enak hati.

"Tidak masalah, aku senang karena kamu sudah menolongku." Aku tidak berbohong, memang di dalam hatiku, aku senang Andreas yang datang menolongku.

"Kamu belum sempat di apa- apain sama dia, kan?" Ada kekuatiran di wajahnya.

"Tidak.. Dia belum bertindak jauh. Kamu bagaimana? Apakah kamu terluka?"

"hmm, sepertinya tidak." Dia memperhatikan kaki dan tangannya.

"Ada yang sakit..?" Tanyaku lagi.

"Ada" Jawabnya cepat.

"Di.. Di sebelah mana?" Aku sedikit kuatir.

"Di dalam." jawabnya

"Maksudnya..?"

"Di dalam hati saya."

"Apakah dia sempat memukulmu di bagian dada mu?" Tanyaku dengan polosnya.

"Bukan karena dia."

"Jadi..?" Aku semakin bingung.

"Kamu"

"Aku..? Kenapa aku..?" Aku menujuk diriku sendiri dengan bingung. Padahal aku sama sekali tidak pernah nonjok dia.

Tapi setelah beberapa saat, baru aku tersadar apa yang dia maksud. Aku hanya menunduk sambil meremas pakaian bagian bawah.

"Kamu telah menyakitiku Ri.."

"Maafkan saya Andreas..."

"Ya sudah tidak apa- apa, cinta tidak bisa di paksakan bukan..?"

Aku hanya menunduk, sebenarnya semenjak taruhan itu, aku menjadi lebih sering memperhatikannya walau hanya untuk mencari ide bagaimana untuk mendekatinya.

Tapi dari situ, aku mulai kepikiran dan kadang jantungku tidak menentu saat hendak mendekatinya.

"Lupakan saja apa yang baru aku katakan, aku tidak ingin kamu jadi terpaksa menerimaku hanya untuk balas budi." Ucapnya sendu dan hendak berlalu.

"Andreas.." Panggilku sambil menahan tangannya agar tidak pergi. "Kamu marah..?"

"Tidak, saya tidak berhak marah.. Karena memang sebagian salahku juga."

"Atau kamu.. sudah tidak suka samaku lagi..? Tanyaku dengan sedikit bersuara manja. Dan masih tetap memegang tangannya agar tidak pergi, padahal dia tidak bergerak juga.

Dia berbalik menatapku, "Hei, Nairi... Kamu ini ada- ada saja, aku tuh masih tetap suka sama kamu dan tidak akan membencimu, walau kau tidak membalas cintaku." Dia menjelaskan.

"Dre.." Tiba- tiba entah mengapa aku malah memeluknya, ada kehangat saat dia berucap demikian.

Aku merasakan dia membeku, mungkin sedikit terkejut. Tidak berapa lama, dia menaruh tangannya di bahuku dan hendak mendorongku pelan.

Tapi aku menahannya, agar dia tidak bisa mendorongku, aku mengunci jariku di belakang punggungnya.

"Nairi.. Apa maksudnya ini..?" Dia bertanya pelan sambil meletakkan wajahnya di samping kepalaku.

Aku mendongak menatapnya.

"Aku ingin memulai dari awal lagi denganmu."

"Benarkah?" Dia membelai pipiku lembut. Aku menggangguk, aku melihat senyuman manis dari bibirnya.

Dia mengecup keningku dan membalas pelukanku.

1
Dewi Harefa
semangat buatku
S. M yanie
semangat kaka...
Mhila izuna
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!