Andrian, seorang pria sukses dengan karir cemerlang, telah menikah selama tujuh tahun dengan seorang wanita yang penuh pengertian namun kurang menarik baginya. Kehidupan pernikahannya terasa monoton dan hambar, hingga kehadiran Karina, sekretaris barunya, membangkitkan kembali api gairah dalam dirinya.
Karina, wanita cantik dengan kecerdasan tajam dan aura menggoda yang tak terbantahkan, langsung memikat perhatian Andrian. Setiap pertemuan mereka di kantor terasa seperti sebuah permainan yang mengasyikkan. Tatapan mata mereka yang bertemu, sentuhan tangan yang tak disengaja, dan godaan halus yang tersirat dalam setiap perkataan mereka perlahan-lahan membangun api cinta yang terlarang.
Andrian terjebak dalam dilema. Di satu sisi, dia masih mencintai istrinya dan menyadari bahwa perselingkuhan adalah kesalahan besar. Di sisi lain, dia terpesona oleh Karina dan merasakan hasrat yang tidak terkonfirmasi untuk memiliki wanita itu. Perasaan bersalah dan keinginan yang saling bertentangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sorekelabu [A], isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Melinda berdiri di balik tembok dingin, jantungnya berdetak kencang begitu ia melihat Andrian dan Kirana di dalam ruangan kantor. Senyuman Kirana yang cerah dan pandangan penuh cinta Andrian saat memandangnya membuat hati Melinda tercekat.
Dengan langkah pelan, Melinda merapatkan diri ke tembok. Mengintip semangat keduanya yang sedang merayakan momen bahagia, seolah dunia di luar sana tidak pernah luput dari duka Melinda. Air mata menggenang di pelupuk matanya, tetapi ia segera menyeka dengan tegas.
"Aku tidak pernah merasa lebih bahagia dari saat ini." Andrian berkata dengan suara lembut, tetapi penuh keceriaan.
Melinda menahan napas, merasakan sakit di dadanya. Setiap kata yang terlontar dari bibir Andrian menambah rasa pedih yang telah menusuk hatinya jauh-jauh hari. Kirana, yang dulunya hanya seorang sekretaris, kini telah mengambil tempat sebagai istri kedua, dan kini menjadi ibu dari anak Andrian.
Melinda mengeramkan gigi, mencoba menahan rasa cemburu dan kepedihan yang terus melanda.
Meskipun hatinya hancur, Melinda tahu ia tidak bisa kalah. Ia memiliki rencana, satu rencana yang akan memastikan bahwa hidup Kirana tidak akan semulus kelihatannya. Di dalam perasaannya, ada api balas dendam yang menyala, dan ia yakin akan menemukan cara untuk membuat Kirana merasakan kesulitan yang selama ini dialaminya.
Di balik rasa sakit itu, muncul sebuah keputusan. Melinda mengambil napas dalam-dalam dan mengingatkan dirinya sendiri akan semua pengorbanan dan cinta yang telah dia berikan kepada Andrian. Dia tidak akan membiarkan Kirana menikmati kebahagiaan tanpa konsekuensi. Di dalam hatinya, Melinda berjanji, Kirana akan merasakan pahitnya hidup sebagai istri kedua.
"Mungkin dia bahagia sekarang," pikir Melinda.
"tapi aku tidak akan membiarkannya hidup tenang. Aku akan memastikan dia merasakan sakitnya kepedihan ini."
Setelah beberapa saat menyaksikan mereka dari jarak jauh, Melinda memutuskan untuk pergi. Ia membutuhkan waktu untuk merencanakan langkah selanjutnya. Satu hal yang pasti, ia tidak akan membiarkan Kirana merasa aman dalam pelukan Andrian. Dia bertekad akan mencari cara untuk membuat Kirana merasakan ujung dari permainan ini.
Ketika Melinda melangkah keluar dari kantor dengan pikirannya yang kacau, ia merasa ada sesuatu yang kuat menjalar dalam dirinya. Keputusan untuk tidak menyerah dan membalas dendam menjadi bahan bakar yang menggerakkannya. Ia tahu, pertarungan ini belum berakhir. Dan sebagai seorang wanita yang terluka, Melinda bertekad untuk menjadi penentu nasibnya sendiri, meski itu berarti ia harus menginjak orang yang pernah ia anggap baik.
Melinda tersenyum samar saat pintu kantor Andrian menutup di belakangnya. Ia tahu, segala sesuatu baru saja dimulai.
Setelah pertemuan itu, dia tidak ingin menjadi sosok wanita yang lemah, yang terpaku pada kesedihan. Sebaliknya, dia akan menemukan cara untuk membalikkan keadaan. Kirana mungkin bisa merampas cinta Andrian, tetapi tidak akan pernah bisa merampas hidup yang telah dia bangun.
Beberapa bulan kemudian, Melinda mulai merencanakan langkah-langkahnya. Dia menggali informasi, membaca semua yang bisa dia temukan tentang Kirana dan Andrian. Dalam pikirannya, Melinda menciptakan sebuah skenario di mana semua kebohongan akan terkuak. Dia tahu betul cara untuk merusak kebahagiaan yang telah dibangun dengan cara yang sangat terencana.
"Semua ini tidak akan berjalan mulus." ucap Melinda kepada dirinya sendiri saat menatap bayangan dirinya di cermin.
Rencananya adalah menyakiti kembali dan menunjukkan kepada Kirana betapa sulitnya menjalani hidup di bawah bayang-bayang wanita kedua. Melinda siap untuk mengubah permainan ini menjadi dunia nya, sampai ke titik di mana Kirana tidak bisa lagi bersembunyi di balik popularitas dan senyumnya yang menggoda.
***
heheheh mF cmn sekedar.....
asli sakit aku baca nya nasib melindaaa
dn Adrian buta